SOLO - Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) akhir-akhir ini cenderung kurang mendapat perhatian, setelah program Keluarga Berencana tidak segencar beberapa waktu yang lalu. Padahal, Posyandu melibatkan ibu-ibu sukarelawan yang sangat peduli terhadap generasi sukses.
Posyandu Teratai di Jalan Teratai IV Nomor 22, Kampung Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari yang dipimpin oleh Bu Bekti merupakan salah satu yang kini kurang mendapat perhatian publik. Padahal, kegiatan di sini sudah berlangsung 40 tahun. “Kegiatan ini sudah kami lakukan + 40 tahun yang lalu, anak-anak yang diperiksa di Posyandu ini sekarang ada yang sudah jadi dokter dan apotheker dan lain-lain lho ,” ujar Bu Bekti bangga.
Posyandu teratai berada di bawah bimbingan Puskesmas Manahan, melayani 2 RW, yaitu RW 13 dan RW 14. Tercatat ada 52 orang Balita dan pada hari Rabu pertama setiap bulan Posyandu ini dibuka. Layanan yang diberikan antara lain konsultansi kesehatan balita, penimbangan, pengukuran tinggi badan, pemberian Vitamin A. Ada 2 jenis Vitamin A yang diberikan, yaitu warna biru untuk usia sampai dengan 6 bulan dan warna merah untuk 6 bulan sampai dengan 5 tahun.
Kolaborasi Masyarakat, Dunia Usaha, dan Pemerintah
Posyandu Teratai merupakan contoh kecil kolaborasi masyarakat, dunia usaha, dan Pemerintah. Bu Bekti, dibantu oleh ibu-ibu lainnya seperti Bu Edi, Bu Bambang, Bu Sariadi, serta aktivis perempuan di lingkungannya.
Dinas Kesehatan dan Puskesmas memberikan sokongan terhadap kegiatan Posyandu ini berupa stimulus sebesar Rp. 2 juta melalui dana APBD. Disamping itu, adanya CSR dari dunia usaha di sekitar lokasi, yaitu Kompleks Mall terbesar di Kota Solo, Paragon yang membantu membelikan pakaian seragam dan bantuan operasional, serta Perusahaan Percetakan Besar “Tiga Serangkai”. Mereka membantu penyediaan alat-alat kesehatan.
“Secara swadaya kami sendiri melakukan penggalangan dana melalui iuran masyarakat melalui Kas RW dan sumbangan dari para orang tua yang membawa bayinya kesini, salah satunya adalah untuk membiayai pembelian snack dan minuman susu yang diberikan kepada para Balita”, ujar Bu Bekti dengan penuh semangat.
Ketika ditanya, apakah Posyandu melayani juga melayani pemudik yang kebetulan membawa Balita yang tidak sempat memeriksakan kesehatan di tempat tinggalnya, ibu-ibu bahagia itu menjawab serempak. “Tentu saja kami siap melayani mereka,” ujarnya. Dikatakan, yang dilayani siapa saja, tidak terbatas warga sini, tetapi juga para pemudik yang ingin diperiksakan di Posyandu ini.
Sungguh ini amalan yang baik untuk sesame, yang boleh dibilang merupakan terobosan di bidang pelayanan kesehatan yang dilakukan di Kota Surakarta yang lebih dikenal dengan sebutan Kota Solo yang “Good Governance”. (TIM LIPMUDYANLIK)