Pin It

20210709 Prov Jawa Timur Samsat 4 1

 

JAKARTA – Terobosan dalam sektor pelayanan publik yang dilakukan Kepolisian RI serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur tampil di hadapan Tim Panel Independen dalam sesi presentasi dan wawancara Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021, secara virtual, Jumat (09/07). Pada hari kesepuluh ini, kategori inovasi yang tampil cukup bervariasi mulai dari tata kelola pemerintah; perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup; kesehatan; pendidikan; pemberdayaan masyarakat; dan penegakan hukum. Inovasi yang tampil tidak hanya berasal dari kelompok umum, melainkan juga dari kelompok khusus, dan replikasi.

Presentasi diawali oleh kelompok khusus dari Provinsi Jawa Timur dengan terobosan Samsat 4.0 yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak. Dijelaskan Samsat 4.0 merupakan sebuah layanan pembayaran pajak dan pengesahan STNK dalam satu genggaman melalui smartphone. Output dari inovasi ini berupa bukti bayar elektronik (E-TBPKP) dan bukti pengesahan berupa QR Code, merupakan yang pertama di Indonesia dan saat ini akan digunakan oleh Korlantas dalam inovasi Samsat Digital Nasional (SIGNAL).

“Samsat Jawa Timur menransformasikan ATM Samsat konvensional menjadi bentuk digital dalam smartphone dan website. Sehingga, wajib pajak tidak perlu lagi datang ke lokasi ATM Samsat atau ke kantor Samsat. Tapi cukup lewat aplikasi Tokopedia, Link Aja, atau Klik Indomaret,” jelasnya.

Selanjutnya presentasi dilakukan Bupati Malang M. Sanusi dengan membawa inovasi Edu Sampah Cipta Kerja (TPST3R-Mulyoagung Bersatu). Menurutnya inovasi ini bertujuan untuk menciptakan kualitas lingkungan hidup yang bersih, sehat dan nyaman, khususnya di Desa Mulyoagung.

20210709 Kab. Malang Edu Sampah Cipta Kerja 1

Munculnya inovasi ini juga didorong oleh misi meningkatkan kegiatan usaha ekonomi produktif berbasis sampah atau menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, dan juga meningkatkan kerja sama serta kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan (edukasi). TPST3R-MB merupakan tempat pengelolaan sampah terpadu berbasis swadaya masyarakat. Sampah rumah tangga dan pelaku usaha yang berpotensi mencemari lingkungan dikumpulkan di tempat ini dan dikelola dengan asas 3R (reduce, reuse, dan recycle).

Inovasi selanjutnya datang dari Kabupaten Ngawi, yaitu Intervensi Keluarga Sehat Melalui Kunjungan Rumah Berbasis Indeks Keluarga Sehat Kabupaten Ngawi (Venue Megah Berbasis IKSENGA). Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono memaparkan, Venue Megah Berbasis IKSENGA merupakan aplikasi yang lebih efisien dan efektif dalam menampilkan pemanfaatan data, dengan tujuan untuk intervensi kepada masyarakat cepat terlaksana dan tepat sasaran. Sasarannya adalah by name dan by address yang sudah tertera dengan permasalahan terperinci, mulai dari penghitungan indeks individu, keluarga inti, keluarga besar, RT, RW, desa, hingga kecamatan.

Berikutnya dua terobosan yang diciptakan oleh Kabupaten Pacitan. Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengatakan inovasi yang pertama Gerakan Masyarakat Sadar Surveilans, memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk melakukan sistem kewaspadaan dini terhadap penyakit. Kegiatan Gerakan Masyarakat Sadar Surveilans antara lain pengamatan berkala sepuluh rumah oleh kader, menjelaskan tentang faktor risiko dan masalah kesehatan setiap bulan. Selanjutnya mengamati, mencatat, dan melaporkan rumor penyakit yang ada di masyarakat, dan melakukan upaya penyelesaian masalah kesehatan yang mereka hadapi secara mandiri.

Inovasi kedua dari Kabupaten Pacitan, yakni Program Asuhan Terpadu Remaja Puskesmas Candi yang Cerdas, Energik, Responsif, Inovatif, dan Adaptif (Putri Ceria), sekaligus menutup sesi pertama proses presentasi dan wawancara. Indrata mengatakan terobosan Putri Ceria bertujuan mencegah pernikahan dini dan menurunkan kehamilan tidak diinginkan (KTD). Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan simulasi kehamilan, pemberian sugesti atau NLP (Neuro Linguistic Programming) untuk menanamkan nilai positif yang memadukan aspek kognitif, agama, budaya, dan displin ilmu terkait melalui pendekatan sharing, nonton bersama film edukatif, komunikasi dua arah, dan pelatihan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas).

20210709 Polres Sorong Kota Rumbai Koteka 3

Institusi dari Kepolisian RI membuka sesi kedua dengan inovasi Rumbai Koteka dari Polres Sorong Kota. Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing menceritakan, Rumbai Koteka bertujuan menyediakan fasilitas rumah belajar bagi anak-anak usia sekolah di Kelurahan Klawasi. Strategi pembelajaran dilakukan dengan tarian, bernyanyi, dan permainan yang disesuaikan dengan kultur budaya dari Suku Kokoda guna meningkatkan daya tanggap terhadap materi yang diberikan. Kegiatan yang dilakukan di rumah belajar, yaitu pengenalan calistung, pendidikan karakter, pelatihan, dan keterampilan. Proses belajar dilakukan dari jam 08.00 hingga 09.00 WIT untuk calistung dan untuk sore dari jam 16.00 sampai 17.00 WIT digunakan untuk pendidikan karakter dan pelatihan.

“Selain itu pembelajaran juga dilakukan dengan tarian, bernyanyi, dan olah raga yang disesuaikan dengan kultur budaya dari masyarakat Papua asli Suku Kokoda. Keunikan lainya ialah dalam melakukan komunikasi menggunakan bahasa darah Kokoda,” ujarnya.

Selanjutnya inovasi milik Polres Musi Banyuasin dengan membawa Sistem Catatan Kepolisian (Si Cakep) Keliling yang masuk pada kelompok replikasi. Kapolres Musi Banyuasin AKBP Erlin Tangjaya menuturkan Si Cakep Keliling merupakan suatu kegiatan pelayanan SKCK secara berkeliling di seluruh di wilayah hukum Polres Musi Banyuasin dan di lokasi terdekat dengan domisili pemohon, bahkan hadir ke rumah-rumah bagi warga yang sedang sakit atau disabilitas. Adapun jenis layanan dalam program Si Cakep Keliling, yaitu Goes to School, Goes to Company, Goes to Goverment, Mudik Dusun, On week end, On the Spot, Door to Door, dan On Date (bhanbin).

Proses presentasi dan wawancara hari kesepuluh diakhiri oleh inovasi Panic Button On Hand (PBOH) dari Polresta Malang Kota yang masuk pada kelompok khusus. Kapolresta Malang Kota AKBP Budi Hermanto menjelaskan PBOH merupakan aplikasi unggulan yang sudah menjadi bagian masyarakat Kota Malang sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2015. PBOH terkini memiliki beberapa peningkatan, diantaranya Ride Sharing, dimana setiap petugas yang dikirimkan untuk mengatasi laporan terkoneksi langsung dengan aplikasi pelapor, sehingga pelapor dapat memantau keberadaan petugas yang mendatangi lokasi. Kemudian Two Ways Call, setelah pelapor menerima konfirmasi dari petugas yang merespon, pelapor dapat langsung menghubungi petugas, begitu juga sebaliknya.

“Peningkatan fitur lain adanya rating bintang dimana pelapor bisa memberikan penilaian atas kinerja petugas yang menanggapi laporan dengan memberikan satu sampai lima bintang. Terakhir pengelompokkan Jenis Kejadian Darurat yang meliputi darurat Kriminalitas, Lalu Lintas, Darurat Covid-19, serta Darurat Bencana,” pungkasnya. (byu/HUMAS MENPANRB)