Pin It

Seeing is Believing (Jangan Percaya Sebelum Melihat)

 Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dalam bulan September 2008, setidaknya ada dua berita dari dua lembaga internasional berbeda  yang sering dijadikan ukuran kinerja aparatur pemerintahan. Pertama, mengenai doing business tahun 2009 yang menempatkan Indonsia pada peringkat 129 dari 181 negara yang disurvei, dari sebelumnya di urutan ke-127. Berita kedua adalah kenaikan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia naik dari 2,3 pada tahun 2007 menjadi 2,6.
              Karena good news is bad news, dan bad news is good news, maka berita yang muncul di media massa adalah melorotnya peringkat doing business Indonesia. Padahal IFC Bank Dunia sendiri secara tegas menyatakan, Pemerintah Indonesia berhasil mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh izin usaha dari 105 menjadi 76 hari.
              Indonesia juga berhasil mengurangi biaya dan prosedur yang dibutuhkan, dan saat ini debitur juga dapat memeriksa data rekam jejak kredit mereka di Bank Indonesia, yang tentunya dapat membantu meningkatkan kualitas dan ketepatan informasi bagi institusi keuangan dalam mengukur profil resiko calon debitur. Kemajuan itu merupakan sebagian dari sejumlah reformasi yang tercatat dalam Doing Business 2009 Report.
              Doing Business 2009 mencatat 239 reformasi di 113 negara, yang berarti persaingan antar Negara dalam kemudahan berusaha sangat ketat. Negara-negara itu ternyata melakukan reformasi lebih cepat. Akibatnya, reformasi untuk mempermudah iklim usaha di Indonesia tidak bisa meningkatkan peringkat doing business 2009. Padahal, seperti dipahami juga oleh IFC Indonesia, pemerintah berkomitmen untuk terus memperbaiki iklim usaha melalui berbagai kebijakan, salah satunya peningkatan kualitas pelayanan publik.
              Penerbitan buku ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan gambaran, bahwa banyak daerah yang sudah berbenah, banyak instansi pemerintah sudah berinovasi dalam melayani masyarakat. Melalui buku ini, kita ingin menunjukkan bahwa Indonesia serius dan konsisten dalam memperbaiki iklim investasi melalui berbagai inovasi pelayanan publik yang sebagian tergambar dalam buku ini. Tahun ini pemerintah juga memberikan penghargaan citra pelayanan prima bagi unit pelayanan publik, diikuti oleh 251 peserta yang di lingkungannya dinilai mempunyai kinerja baik, sehingga sebagian dari mereka ada yang masuk dalam buku ini.
              Tidak ada kata yang lebih indah bagi aparatur negara, kecuali memberikan pelayanan terbaik, tidak melakukan korupsi, dan berpikir serta berbuat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Semua itu dimulai dari perubahan mindset, merubah pola pikir dari wewenang menjadi peranan, dari pengasa menjadi pelayan, dan dari jabatan menjadi amanah. Secara khusus saya juga menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang terlibat dan membantu penerbitan buku ini, dengan harapan buku ini bisa menjadi rujukan, tuntunan serta cermin dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Sekian, dan terima kasih.

              Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                                                                         

                                                                                      Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 
 

                                                                                                                         Taufiq Effendi