Pin It

 20171002 fotoCAT1

 Ilustrasi, suasana SKD dengan sistem CAT

  

JAKARTA – Sebanyak 61.730 peserta lolos seleksi administrasi seleksi CPNS di Kementerian Pertanian (Kementan) yang membuka 475 formasi untuk 29 jabatan. Artinya rata-rata tingkat persaingan sangat ketat, yakni 1 banding 130 orang.

Para peserta yang lolos seleksi administarsi berhak mengikuti tahapan selanjutnya, yakni Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang rinciannya akan diumumkan lebih lanjut. Diingatkan agar nama-nama yang sudah dinyatakan lolos pada pengumuman di website resmi Kementan, diwajibkan mencetak kartu peserta ujian secara online pada tanggal 2 hingga 6 Oktober 2017.

Saat mengikuti SKD, peserta diwajibkan membawa Kartu Peserta Ujian, KTP atau surat keterangan perekaman kependudukan asli, ijazah dan transkrip nilai asli, dan surat pernyatan bermaterai 6000. Kartu Peserta ujian wajib dilegalisir saat mengikuti SKD di lokasi masing-masing.

Peserta wajib memakai kemeja putih tanpa corak, celana panjang hitam, dan sepatu pantofel. Bagi peserta wanita yang memakai hijab, diharuskan memakai hijab berwarna hitam polos. Peserta wajib hadir 90 menit sebelum pelaksanaan ujian dimulai. Peserta yang tidak dapat hadir dalam seleksi ini dengan alasan apapun, dinyatakan gugur.

Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Pelayanan Infoemasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Suwardi mengatakan, ada 100 soal yang diujikan dalam SKD. Soal tersebut terdiri dari tiga kelompok, yakni Tes Karakteristik Pribadi  (TKP), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Agar bisa lolos passing grade, peserta harus meraih nilai minimal masing-masing 143, 80 dan 75.

Diingatkan kembali, peserta dilarang keras membawa jimat atau barang sejenisnya ke dalam ruang ujian. Untuk meningkatkan kemampuan akademis, peserta dipersilakan mengikuti les atau bimbingan belajar. Namun, jangan percaya kepada penyedia jasa bimbel yang menjanjikan 100% lulus tes CPNS.

“Kunci untuk lulus adalah belajar, belajar dan belajar. Jangan percaya kepada jimat atau dukun, tetapi percaya kepada kemampuan diri sendiri dan percaya hanya kepada Tuhan YME,” tegas Suwardi , di Jakarta, Senin (02/10).  (don/HUMAS MENPANRB)