JAKARTA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Bahrin Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel) melakukan sebuah terobosan untuk mengurangi tingginya tingkat kematian pasien yang rawat jalan, IGD, maupun rawat inap. Terobosan itu adalah inovasi Sistem Pelayanan Cepat Akurat dan Tepat Medik “Simpanan Cantik” berbasis android, yang berhasil masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018.
Dengan menggunakan aplikasi di android, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), dapat melakukan pelayanan yang begitu banyak dalam genggaman. Selain masalah yang dialami pasien dapat tertangani, pelayanan kepada masyarakat juga menjadi sangat cepat, akurat dan tepat di manapun DPJP berada.
Bupati Bangka Tarmizi mengatakan, aplikasi “Simpanan Cantik” dari RSUD DB merupakan inovasi original yang belum pernah ada di Indonesia. Penggunaan aplikasi android ini, menurutnya juga sangat mudah, dan sudah terhubung dengan aplikasi SIM RS. “DPJP cukup “klik”, maka seluruh data yang dibutuhkan dari pasiennya dapat terlihat di android. Jika dokter mau memberikan advice tambahan, cukup ketik di aplikasi, maka langsung sampai ke ruangan di RSUD,” ujarnya.
Dikatakan, pemanfaatan aplikasi berbasis android ini merupakan cara baru dalam memangkas waktu pelayanan medis kepada masyarakat. “Permasalahan utama sebelum adanya inovasi ini adalah tingginya tingkat kematian pasien di RSUD DB. Pada tahun 2015 total jumlah pasien yang meninggal adalah 348 orang, pada tahun 2016 meningkat menjadi 364 orang,” katanya.
Bupati Bangka Tarmizi (kanan) dan anggota Tim Panel Independen Nurjaman Mochtar
Berdasarkan hasil penelitian mini, penyebabnya adalah sering kali terjadinya keterlambatan waktu pembacaan hasil pemeriksaan penunjang medis (hasil laboratorium dan atau hasil radiologi). Hal itu berbuntut pada keterlambatan menentukan diagnosa medis, dalam memberikan advice, hingga tindakan serta terapi oleh DPJP kepada pasien. “Dari kenyataan itulah muncul inovasi ini. Benar saja, setelah inovasi ini diterapkan oleh DPJP di RSUD DB, terlihat jelas penurunan angka kematian pasien di tahun 2017 yaitu 307 orang,” tegas Bupati.
Sebelumnya, RSUD sering dihadapkan pada kondisi seorang DPJP sudah meninggalkan Poliklinik sebelum ada hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium/ radiologi). Hal ini membuat pasien harus kembali lagi keesokan harinya untuk mendapatkan penjelasan tentang hasil pemeriksaan penunjang dan obat. Selain itu, pasien baru tidak bisa dengan segera mendapatkan diagnosa utama, karena DPJP tidak sedang berada di rumah sakit, sehingga proses terapi pasien bisa saja terlambat. Lamanya laporan hasil penunjang (laboratorium/ radiologi) yang diterima oleh DPJP sehingga memungkinkan keterlambatan dalam memberikan terapi pasien di ruang rawat inap.
Aplikasi Simpanan Cantik ini terintegrasi dengan Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan terhubung secara online ke seluruh unit pelayanan rawat jalan, rawat inap dan penunjang medic yang ada di RSUD DB. Hal itu akan meningkatkan kinerja seluruh insan pemberi pelayanan di rumah sakit, termasuk DPJP kepada masyarakat.
Dengan adanya peningkatan kemanfaatan sistem informasi rumah sakit melalui pembangunan aplikasi Simpanan Cantik berbasis android memberikan kemudahan pelayanan medis oleh DPJP kepada pasien, baik pelayanan medis di instalasi rawat jalan maupun instalasi rawat inap.
Bupati Bangka Tarmizi (kanan) saat memprsentasikan inovasinya
Aplikasi Simpanan Cantik RSUD DB ini terdiri beberapa fitur yang sangat membantu memecahkan permasalahan resiko terjadinnya keterlambatan pelayanan medis kepada pasien. Pertama fitur data antri pasien poliklinik, yang memberikan informasi kepada DPJP berapa jumlah pasien yang sudah mendaftar dan antri di poliklinik dokter yang bersangkutan, sehingga DPJP dapat memprediksi waktu pelayanan yang akan dilaksanakan. Fitur lainnya adalah pelayanan Rawat Jalan dan Rawat inap, yang terhubung dengan seluruh ruangan penunjang medis yaitu laboratorium, radiologi, dan ruang farmasi, sehingga mempercepat DPJP dalam memberikan pelayanan.
Adapun fitur ketiga memecahkan masalah keterlambatan pemberian terapi ketika DPJP sedang tidak berada di lokasi RSUD DB, dengan aplikasi ini DPJP bisa dengan cepat mendapatkan hasil penunjang medis di andoridnya dan dapat segera memberikan advice cukup dengan mengetik di android DPJP tersebut dan akan langsung diterima oleh perawat ruangan dan ruang farmasi.
“Aplikasi Simpanan Cantik memiliki juga memiliki fitur sarana untuk pasien berkonsultasi kepada DPJP nya melalui chatting email. Aplikasi ini memungkinkan komunikasi dua arah dalam proses pengobatan yang dilaksanakan, sehingga sistem ini merupakan upaya RSUD DB memberikan pelayanan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi di dalam proses terapi pasien,” pungkasnya. (byu/HUMAS MENPANRB)