Pin It

20210702 GL Pro SASABESA 1Tangkapan layar suasana Presentasi dan Wawancara KIPP dari inovator dihadapan Tim Panel Independen, Jumat (02/07).

 

JAKARTA – Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2021 telah memasuki hari kelima. Kali ini, sembilan inovasi kabupaten dan kota dari Provinsi Sumatra Barat dan Sumatra Selatan menyemarakkan presentasi dan wawancara hari kelima, secara virtual, Jumat (07/02).

Kota Payakumbuh membuka sesi pertama dengan inovasi Sistem Informasi Puskesmas Terpadu Kota Payakumbuh (SiPaduko). Banyaknya keluhan terkait sistem antrean yang lama dan tidak teratur, lamanya pengembalian rekam medis, dan rendahnya angka kelengkapan pengisian rekam medis mendorong Puskesmas Ibuh Kota Payakumbuh menggagas Sipaduko. Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi menyampaikan, SiPaduko menghimpun seluruh lini pelayanan di Puskesmas Ibuh agar sesuai standar serta dapat mengakomodir keluhan dan kebutuhan pasien. SiPaduko terdiri dari aplikasi, yaitu SiPaduko untuk masyarakat sasaran pelayanan dan SiPaduko HC (HealthCentre) bagi tenaga medis dan paramedis Puskesmas Ibuh untuk melakukan pelayanan.

Selanjutnya, presentasi dilanjutkan Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang membawakan inovasi Gerakan Lansia Produktif Saiyo Sakato Beringin Sakti (GL-Pro SASABESA). GL-Pro SASABESA memberdayakan lansia secara maksimal dan terorganisir untuk mewujudkan “Lanjut Usia Mandiri, Tangguh, Sehat dan Berdaya Guna”. Kegiatan GL-Pro SASABESA meliputi pelatihan keterampilan, perikanan, peternakan, dan berkebun. Produk keterampilan lansia kemudian dipasarkan melalui UMKM, pameran, dan pasar tradisional. “GL-Pro SASABESA berhasil menurunkan angka kunjungan lansia yang sakit ke fasilitas layanan kesehatan sebesar 95 persen. Selain itu, lansia yang sebelumnya tidak berpenghasilan menjadi lansia yang produktif dengan rata-rata penghasilan Rp 200.000 per bulan,” ujar Sutan.

Beranjak ke inovasi berikutnya, inovasi Gerakan Berkah Sampah (GBS) dari Kabupaten Pasaman Barat unjuk gigi. Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengungkapkan, inovasi ini dilatarbelakangi karena adanya keterbatasan kapasitas jumlah sampah yang diangkut oleh truk sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Pasaman Barat menggagas GBS untuk memotivasi masyarakat agar mau melakukan pemilahan sampah, langsung dari sumbernya karena adanya nilai sedekah. Pengelolaan yang dilakukan diawali dengan pemilahan sampah dari sumbernya, dikumpulkan di lokasi tempat penampungan Berkah Sampah, kemudian dijual ke pengepul sampah di Sekretariat GBS. Hasil penjualan digunakan untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan.

20210702 Parade Lansia 1

Inovasi selanjutnya berasal Kabupaten Sijunjung dengan Parade Lansia. Puskesmas Sijunjung melihat fenomena banyaknya lansia yang di masa tuanya merasa terabaikan karena kondisi fisik dan psikis sudah mulai menurun dan merasa menjadi beban dalam keluarga. Melalui Parade Lansia, Puskesmas Sijunjung memberdayakan Kelompok Lanjut Usia untuk menjadi agen, model, dan motivator bagi ibu hamil, ibu balita, keluarga dan kelompok usia lanjut.

Keunikan Parade Lansia adalah melaksanakan parade bersama atau arak-arakan setiap mengunjungi rumah sasaran sambil bernyanyi dan bertepuk tangan sehingga memicu keluarnya hormon endorfin (kebahagiaan). “Parade Lansia juga membangun partisipasi warga atas kepedulian kepada lansia, ibu hamil dan menyusui,” jelas Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir.

Wawancara sesi pertama ditutup oleh Bupati Solok Epyardi Asda yang memaparkan inovasi Wisuda Imunisasi (WISI). Epyardi menjelaskan, masyarakat Baju Bajanjang Kec. Tigo Lurah, Solok, masih tabu dengan imunisasi. Hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan dan kentalnya kepercayaan, adat, dan tradisi turun temurun. Selain itu, masyarakat masih percaya dengan adanya mitos tidak boleh membawa anak keluar rumah sebelum mengikuti Upacara Turun Mandi.

Melihat fenomena ini, Puskesmas Batu Bajanjang mengagas Wisuda Imunisasi (WISI) untuk meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) + booster pada bayi sampai berusia dua tahun. WISI dilakukan dengan memberi penghargaan/pengakuan yang dikemas dalam bentuk wisuda dan pemberian sertifikat kepada bayi yang telah menyelesaikan IDL ditambah imunisasi booster. WISI menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi orang tua yang telah mengimunisasi bayinya karena telah mendapatkan pembuktian yang jelas melalui Wisuda dan Sertifikat.

Wawancara sesi kedua bergeser ke Sumatra Selatan. Sesi kedua diawali oleh Kabupaten Musi Rawas Utara dengan inovasi Gedung Mess Serba Guna Inovasi Muratara Memanusiakan Manusia Secara Manusiawi (Gemes Imut Si Susi). Gemes Imut Si Susi membantu Suku Anak Dalam (SAD) usia sekolah mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Di dalam Gedung Mess Serba Guna, mendapatkan hak pendidikan, hak penghidupan yang layak, hak atas jaminan kesehatan, dan hak atas identitas diri.

20210702 Gemes Imut Si Susi 1

Melalui Gemes Imut Si Susi, SAD diajarkan cara menjaga kebersihan diri melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mendapatkan pendidikan melalui sekolah Paket A, B dan C, pengetahuan agama, keterampilan, serta dibantu mendapatkan KTP dan KK. “Inovasi ini telah berhasil meluluskan 17 orang peserta didik, dimana dua diantaranya telah mampu bekerja sebagai tenaga honorer dan Tagana,” imbuh Wakil Bupati Musi Rawas Utara Innayatullah.

Presentasi dari Sumsel dilanjutkan dengan Sistem Informasi Emergency Terpadu (Sirene Muba) dari Kab. Musi Banyuasin. Terobosan Dinas Kesehatan Kab. Muba ini memudahkan akses masyarakat dalam mendapatkan penanganan cepat pada kasus kegawatdaruratan dalam satu aplikasi. Sirene Muba dilengkapi fitur Fasilitas Kasus Rujukan dan Pengantaran Jenazah, Home Care, Si Jaka Muba dan Bus Tayo (Bus Rujukan Pasien), serta informasi update Covid-19. “Kehadiran Sirene Muba mampu mengurangi angka kematian akibat kegawatdaruratan sebanyak 43 persen dari total 35 kasus tahun 2019 menjadi 20 kasus pada tahun 2020,” terang Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin.

Kota Palembang menutup presentasi dan wawancara KIPP 2021 hari kelima dengan dua inovasi. Inovasi pertama, yaitu Sekolah Filial – Layanan Pendidikan Formal Narapidana Anak di LPKA Klas I Palembang (Selfi). Inovasi yang dipresentasikan oleh Wali Kota Palembang Harnojoyo ini merupakan penerapan pendidikan formal bagi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Selfi memberikan kesempatan pada mereka untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas mulai jenjang SD, SMP hingga SMA. Selfi bahkan mampu menghilangkan stigma negatif yang melekat pada ABH. Selfi sejalan dengan semangat SDGs ‘No One Left Behind’, yaitu tidak ada satu anak pun yang tertinggal dalam mendapatkan pendidikan.

Inovasi kedua Kota Palembang berasal dari Kecamatan Kalidoni, yaitu Pembangunan Instalasi TPS 3R. Masih dipaparkan oleh Wali Kota Palembang Harnojoyo, pembangunan Instalasi TPS 3R untuk menuntaskan permasalahan sampah perkotaan yang ada di Kota Palembang dengan mengusung konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle). Inovasi ini mengedukasi masyarakat untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis tinggi. “Inovasi ini juga membantu mengurangi volume sampah yang dibuang di TPA karena sampah yang dibuang di Instalasi TPS 3R akan diolah menjadi berbagai produk turunan, seperti pupuk organik, pupuk cair, budi daya lele bioflok, serta bahan bakar minyak,” pungkas Harnojoyo. (del/HUMAS MENPANRB)