Deputi SDM Aparatur Kemenenterian PANRB Setiawan Wangsaatmadja menjadi Inspektur Upacara Peringatan Sumpah Pemuda di Kementerian PANRB, Jumat (28/10)
JAKARTA – Hari ini adalah hari kebangkitan anak muda Indonesia. Pemuda-pemuda Indonesia dari Sabang sampai Merauke terus bergerak memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasannya untuk kesejahteraan dan kebesaran Bangsa Indonesia, terutama di mata dunia. Demikian dikatakan Deputi SDM Aparatur Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja yang bertindak sebagai Inspektur Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di lapangan Kemenetrian PANRB, Jumat (28/10).
Dalam kesempatan itu, Setiawan membacakan pidato Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Beberapa waktu lalu, Indonesia berhasil mengantarkan seorang pemuda usia 23 tahun bernama Rio Haryanto ke level tertinggi balap mobil internasional F.1. Begitu pun ketika kita berhasil mengembalikan tradisi emas di ajang Olimpiade Rio de Jeneiro Brasil melalui cabang olahraga Bulutangkis.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober adalah tonggak sejarah lahirnya perjuangan pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan sebagia penghargaan kepada Bung Karno Bapak Bangsa tokoh pemuda masa perjuangan yang , yang meneriakkan kalimat yang sangat terkenal. “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
“Kita baru menyadari pernyataan Bung Karno bukan isapan jempol semata. Seluruh mata dunia terbelalak. Dunia Balap internasional seolah tidak percaya ada anak Indonesia yang berhasil menembus balapan paling bergengsi di dunia,” ujar Setiawan saat
Rasanya tidak cukup jika harus menuliskan semua nama pemuda Indonesia yang hari ini mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. “Tokoh tokoh pemuda yang telah terbukti mengharumkan nama bangsa merupakan contoh untuk mengingat kembali pesan Bung Karno bahwa dengan pemuda yang hebat, kita benar-benar bisa menaklukkan dunia,” tambah Setiawan.
Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014) Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar.
Ditambah lagi dalam waktu dekat ini , mulai tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.
Rasio sederhananya dapat digambarkan bahwa setiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 36 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti Tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035.
“Bonus demografi menjadi peluang yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan,” ujar Setiawan.
Jika merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia. Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa memberikan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia. (twi/rr/HUMAS MENPANRB)