JAKARTA – Masalah sosial yang kompleks seperti kemiskinan masih banyak terjadi di Kabupaten Banyumas. Kemiskinan kerap kali menghalangi masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Oleh karenanya, diperlukan sinergitas antara pemerintah, swasta, maupun masyarakat sebagai tanggung jawab sosial untuk mengatasi problematika sosial yang ada. Untuk menjawab permasalahan ini, Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa membuat inovasi penanganan permasalahan sosial berbasis kemitraan yang dinamakan Penanganan Cepat, Tanggap dan Tuntas dalam pendampingan Warga Miskin Penderita Sakit Kronis (Pattas Sosial Mitra Kurir Langit).
Pattas Sosial Mitra Kurir Langit ini bertujuan untuk memberikan pendampingan secara cepat, tanggap, dan tuntas kepada warga miskin yang menderita sakit kronis. Inovasi ini melayani dari kendala maupun hambatan penyiapan administrasi kependudukan, jaminan kesehatan, biaya saat menunggu di rumah sakit, biaya transportasi ambulans, biaya rumah singgah pasien, pendampingan sosial dan psikososial, kebutuhan dasar makan minum, serta pendampingan pasca-perawatan dari rumah sakit.
“Dengan adanya inovasi ini, warga miskin yang sakit kronis akan diberikan bantuan pendampingan dan biaya menunggui di rumah sakit, ambulans gratis, rumah singgah gratis, kebutuhan makan dan minum keluarga yang ditinggalkan, dan bantuan pasca dirawat dari rumah sakit,” ungkap Bupati Banyumas Achmad Husein dalam presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.
Bupati Banyumas Achmad Husein (tengah) saat mempresentasikan inovasi Pattas Sosial Mitra Kurir Langit dalam presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kantor Kementerian PANRB.
Inovasi ini menumbuh kembangkan relawan sosial dan komunitas sosial di masyarakat untuk meningkatkan kepeduliannya membantu warga miskin. Masih terbatasnya pengetahuan dan pemahaman warga miskin untuk mengurus administrasi kependudukan, kesehatan, transportasi, akses bantuan sosial, rumah singgah pasien, dapat dibantu oleh anggota Pattas Sosial Mitra Kurir Langit.
Husein menjelaskan, inovasi ini mempunyai sisi inovatif. Cepat, yaitu informasi dapat dilaporkan melalui hotline SMS/Whatsapp atau informasi langsung ke pelayanan Pattas Sosial Mitra Kurir Langit Dinsospermasdes Kabupaten Banyumas. Tanggap, yakni pelayanan dilakukan jemput bola kepada calon penerima manfaat sesuai alamat yang diberikan. Tuntas, yaitu memberi pendampingan warga miskin penderita sakit kronis mulai sebelum dirawat di rumah sakit, selama perawatan dan pasca perawatan di rumah sakit.
Melalui inovasi ini, warga miskin yang menderita sakit kronis, cukup menginformasikan melalui layanan hotline SMS/Facebook, atau melaporkan langsung ke Dinsospermasdes, maka dengan cepat, tanggap dan tuntas. "Tim akan segera melakukan penanganan bersama jejaring mitra kerja yang tergabung dalam Pattas Sosial Mitra Kurir Langit,” jelasnya.
Warga miskin yang mendapatkan pelayanan melalui inovasi ini sangat terbantu dari sisi biaya pengobatan diluar BPJS, transportasi ambulans, perawatan pada pasca rumah sakit dan kebutuhan dasar lainnya. Keberhasilan inovasi ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah penerima manfaat penderita sakit kronis sebanyak 127 orang pada tahun 2018, yang awalnya hanya sebanyak 15 orang tahun 2016 dan 80 orang pada tahun 2017. Indikator sinergitas dalam inovasi ini terus meningkat dengan bertambahnya jumlah anggota pada posisi April 2019 sebanyak 139 anggota.
Ia menambahkan, penggunaan model penanganan permasalahan warga miskin berbasis kemitraan merupakan salah satu langkah strategis yang dapat direplikasi di setiap kabupaten/kota dalam pengentasan kemiskinan. Selain itu, ia menegaskan bahwa penanganan permasalahan sosial tidak semata hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun perlu dilakukan sinergitas dalam kemitraan secara terpadu dengan melibatkan unsur dari instansi vertikal, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Banyumas, Lembaga Amil Zakat, Foundation, CSR, Organisasi Sosial, Lembaga Kesejahteraan Sosial dan komunitas sosial.
“Penanganan permasalahan sosial adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan motto ‘Kepedulian Kita Harapan Mereka’ sudah saatnya kita meningkatkan kepedulian sosial, dinas/lembaga/komunitas dalam wadah pelayanan publik dalam pengentasan kemiskinan,” tutup Husein. (del/HUMAS MENPANRB)