SENTUL - Tingginya potensi serta ancaman bencana alam di Indonesia yang memberikan dampak besar terhadap pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan menjadi salah satu perhatian pemerintah untuk mengantisipasi resiko bencana yang akan dihadapi oleh masyarakat yang terlanda musibah.
Ditambah lagi saat ini Indonesia masih sangat kekurangan tenaga yang cakap dan terampil dalam penanganan bencana alam, sehingga bila terjadi bencana, penanganannya belum dapat terlaksana secara maksimal.
Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana berencana untuk membentuk institusi pendidikan di bidang Manajemen Bencana. Hal ini disampaikan oleh Kepala BNPB Willem Rampagilei saat pemaparan rencana program pendidikan Pusdiklat BNPB dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur di Pusdiklat BNPB yang berada di Sentul, Bogor (Senin, 15/5).
"BNPB memiliki target menurunkan Indeks Resiko Bencana sebesar 30% pada 2019. Walaupun saat ini Indonesia telah memiliki 34 BPBD Provinsi dan 514 BPBD Kabupaten/Kota, tapi kita masih sangat kekurangan personil yang berkualifikasi dan kompeten khusus di bidang penanganan bencana. Maka itu diperlukan SDM yang profesional dalam bidang manajemen bencana," ujar Kepala BNPB.
Rencana ini pun langsung disambut baik oleh Menteri Asman. "Saya sangat mendukung rencana pembentukan institusi pendidikan yang akan mencetak para ahli penanganan bencana ini," ujar MenPANRB.
Terlebih lagi, dengan adanya fasilitas pendidikan BNPB yang sangat lengkap dan modern, MenPANRB yakin BNPB akan berhasil menciptakan program dan kurikulum pendidikan yang akan menghasilkan profesional muda terampil dalam bidang manajemen bencana, sehingga Pemerintah dapat mengantisipasi resiko bencana yang dapat terjadi kapan saja.
Diharapkan dengan terwujudnya rencana ini, institusi pendidikan dalam bidang manajemen bencana yang dimiliki BNPB dapat menjadi Center of Excellence pendidikan penanggulangan bencana di Indonesia maupun negara-negara kawasan ASEAN.
Turut hadir dalam kunjungan kerja ini Ketua Komisi 8 DPR Ali Taher, Sekretaris Utama BNPB Dody Ruswandi, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan BNPB Bagus Tjahjono, Staf Khusus Menteri Bidang Politik Noviantika Nasution, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi indra gobel, serta seluruh pejabat eselon 1 di BNPB. (arl/Humas MenPANRB)