Pin It

Selasa, 9 Agustus 2022 | Jakarta

Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat pagi, Salam sejahtera untuk kita semua,

Om Swastiastu, Namo Budhaya,

Salam Kebajikan.

Yang saya hormati:

  1. Kepala LAN, Kepala ANRI, Ketua KASN, Plt. Kepala BKN; dan
  2. Para Pejabat Pimpinan Tinggi beserta seluruh jajaran LAN yang berbahagia.

     Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-65 Lembaga Administrasi Negara (LAN). Usia 65 tahun adalah proses yang panjang. Sejak dibentuk 6 Agustus 1957, LAN mendapat amanat untuk menyelenggarakan dan mengawasi pendidikan dan latihan pegawai negeri sipil dan/atau calon pegawai negeri sipil. Harapannya adalah pegawai negeri sipil menjadi tenaga administrasi negara yang mempunyai kepribadian dan kecakapan sesuai dengan tugasnya. LAN juga berperan dalam memajukan ilmu administrasi negara di Indonesia. Tugas, fungsi, dan kewenangan LAN juga dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

     Setelah melalui perjalanan panjang, momentum peringatan hari ulang tahun ini, juga sekaligus menjadi sarana untuk mengingat kembali landasan dibentuknya LAN. Tujuan pembentukan LAN adalah untuk menyempurnakan aparatur pemerintahan dan administrasinya, sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintahan.

     Tema “Digitalisasi Pengembangan Kompetensi untuk Mewujudkan ASN Merdeka Belajar” dalam peringatan HUT LAN tahun ini, tentunya sangat relevan dengan tantangan dan dinamika kondisi lingkungan saat ini.

     Di tengah disrupsi pandemi global yang terjadi, kita dihadapkan pada perubahan cepat teknologi, krisis ekonomi, dan ketidakstabilan politik. Tantangan dimaksud menjadikan kondisi semakin sulit dan penuh ketidakpastian, bukan hanya VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous): volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan kerancuan, namun juga TUNA (Turbulence, Uncertainty, Novelty, Ambiguity): turbulensi, tidak pasti, kebaruan, dan ambiguitas.

     Turbulensi perubahan masa depan menuntut cara berbeda dalam menghadapinya, juga membutuhkan pembaruan berpikir, karena banyak faktor-faktor penyebab masalah yang menimbulkan ambiguitas, dan apa yang kita ketahui sekarang akan berbeda relevansinya dengan masa depan. Untuk menjadi relevan, perlu pembelajaran cepat dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menghadapi tantangan ke depan.

     Tantangan-tantangan yang kita hadapi tersebut mengiringi upaya dalam mewujudkan Visi Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Visi Indonesia Maju diwujudkan dengan berpedoman pada 5 (lima) prioritas kerja pemerintah (2019- 2024), terdiri dari: Pembangunan SDM, Pembangunan infrastruktur, Simplifikasi regulasi, Penyederhanaan birokrasi, serta Transformasi ekonomi.

Hadirin yang saya hormati,

     Dalam era yang berkembang sangat cepat dan tantangan perubahan lingkungan strategis seperti adanya globalisasi, digitalisasi, milenialisasi, dan situasi pandemi Covid-19, kita dituntut untuk terus belajar dan memperluas khazanah wawasan di tengah situasi yang semakin kompleks. Kita dihadapkan pada ketidakpastian dan era disrupsi yang memaksa perubahan yang sangat fundamental sehingga perlu mindset baru dan terobosan baru. Salah satunya dalam bidang pendidikan dan pelatihan (diklat) ASN.

 Sistem diklat memerlukan perubahan secara besar-besaran. Diklat harus mampu menumbuhkan suasana active learning. Dalam hal ini, penting untuk menciptakan diklat sebagai pemantik atau korek api yang membuat semangat peserta diklat untuk belajar. Diperlukan suasana kerja tim yang mempelajari ilmu baru dengan cara baru dan logic yang baru.

     Dengan perubahan-perubahan yang perlu dilakukan pada sistem diklat, penting untuk digarisbawahi bahwa tujuan utama pendidikan adalah membentuk karakter, bukan hanya sebatas membentuk orang yang cerdas dan pandai. Karena orang berilmu juga harus beradab.

Hadirin yang saya hormati,

     Pengembangan kompetensi ASN merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajamen PNS. Pengembangan kompetensi ASN tentunya didasarkan pada kebutuhan instansi dan kebutuhan nasional yang dijabarkan dari prioritas pembangunan nasional yang terkandung dalam visi, misi, kebijakan, dan strategi sebagaimana RPJMN tahun 2020-2024 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020.

     Sejalan dengan hal tersebut, era Learning 5.0 yang akan kita hadapi menjadikan setiap individu sebagai pusat learning yang bukan sekedar learn- what-to-learn tetapi lebih condong learn-how-to- learn. Ke depannya kita tidak lagi menyusun agenda pembelajaran dari tiap-tiap pegawai, melainkan mendorong pegawai untuk memilih sendiri pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaannya. Kita harus mengubah paradigma belajar kita menuju digital learning.

     Sebelum adanya technology disruption, proses learning hampir mendekati pasif. Orang hanya belajar jika diundang training center. Training center hanya mengundang orang setelah kurikulum disiapkan. Kurikulum dipersiapkan setelah dilakukan training need analysis. Proses learning ini mengalami proses yang panjang sekali dan tidak lagi relevan.

     Disinilah peran penting LAN agar dapat menyesuaikan perubahan metode learning tersebut. LAN diharapkan dapat menjadi pilihan utama dan terpusat dalam pengembangan kompetensi ASN. Sebagai perbandingan, Inggris dan Singapura memiliki Civil Service College, yaitu organisasi yang secara khusus memberikan pelayanan bagi ASN yang ingin meningkatkan kompetensinya. Berbagai program disiapkan untuk memenuhi kebutuhan individu ASN dengan didampingi narasumber dan konsuler yang memiliki latar belakang profesional yang mumpuni terutama di bidang pemerintahan dan pelayanan publik. ASN dapat memilih program pengembangan kompetensi secara fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi pekerjaan. LAN harus menjadi lembaga pengembangan kompetensi yang menginisiasi perubahan, pembelajaran, dan kolaborasi di seluruh sektor pelayanan publik. Harus ada percepatan up- skilling, re-skilling dari ASN agar mampu menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang menuntut digital mindset untuk mendukung Indonesia Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat.

Hadirin yang saya hormati,

     Untuk mendorong percepatan terwujudnya pemerintahan yang berkelas dunia, ASN perlu memiliki nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman. Sebagai fondasi budaya kerja ASN yang profesional, penting agar ASN berpegang teguh pada jati diri BerAKHLAK. Bukan hanya sebagai akronim Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, Akhlak juga menjadi term resmi dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pada Pasal 31 ayat 3 UUD 1945 disebutkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya, pada Pasal 31 ayat 5 ditegaskan bahwa Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Akhlak dapat dimaknai bekerja dengan penuh kehalusan budi sebagai manusia ciptaan Tuhan dan harus melahirkan kebaikan bagi umat manusia dan lingkungan.

     Oleh karena itu, saya berpesan agar seluruh pegawai ASN berpegang teguh pada nilai-nilai BerAKHLAK. Terus tumbuhkan rasa kepemilikan dan semangat bangga melayani bangsa.

Bapak, Ibu, hadirin yang saya hormati,

     Demikian yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi saya mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun ke-65 Lembaga Administrasi Negara. Semoga LAN mampu menjadi institusi pembelajar berkelas dunia yang menjadi penggerak utama dalam mewujudkan world class government untuk mendukung visi Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

PLT. MENTERI PANRB

MOH. MAHFUD MD.


Cetak   E-mail