Menteri PANRB Azwar Anas saat memberikan arahan dalam Seminar Policy Brief Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan LIV di Kantor LAN, Jakarta, Jumat (16/09).
JAKARTA – Manajemen aparatur sipil negara (ASN) dengan talenta ASN yang berkualitas dan berdaya saing menjadi kunci dalam menghadapi tantangan reformasi birokrasi. ASN bertalenta yang potensial dan berkinerja di atas ekspektasi diharapkan dapat mendukung tujuan organisasi dan prioritas pembangunan nasional.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengutarakan dalam era disrupsi pemerintah harus bergerak lebih lincah dan cepat termasuk dalam membuat kebijakan strategis pembangunan nasional. ASN dituntut untuk terus berinovasi dalam mengusung kebijakan yang berkaitan dengan kerja birokrasi pemerintahan.
Hal ini disampaikan Menteri Azwar Anas dalam Seminar Policy Brief Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan LIV di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jumat (16/09). “Program-program inovasi kita dorong dalam pemerintahan. Kebijakan reformasi birokrasi tidak hanya urusan Kemenpan, BKN, dan LAN tetapi semua leader yang memimpin birokrasi di Indonesia. Ownership ini sedang saya gelorakan agar semua punya tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Anas mengatakan pemerintah tidak bisa lagi menggunakan cara-cara lama dan biasa untuk menghadapi kondisi-kondisi baru dan luar biasa. Perlu adanya terobosan (breakthrough) adaptasi dan inovasi berkelanjutan dalam pengembangan kompetensi ASN.
Namun inovasi saja tidak cukup. Diperlukan komitmen bersama demi keberlanjutan inovasi yang sudah diiniasi. “Inilah Indonesia, butuh kesabaran dan kesungguhan. Inovasi penting, tapi tentu kita tidak hanya melihat inovasinya saja. Namun bagaimana keberlanjutannya,” katanya.
Dalam menata birokrasi secara holistik, diperlukan pengembangan kompetensi SDM ASN sesuai dengan arah tujuan pembangunan nasional. Disinilah peran LAN dalam mendukung manajemen talenta menjadi sangat krusial, termasuk dalam mendorong kapasitas berinovasi para ASN melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan. Seminar Policy Brief Pelatihan Kepemimpinan Nasional tersebut pun diharapkan melahirkan rekomendasi dan keputusan penting untuk birokrasi dan manajemen ASN masa depan yang lebih lincah, produktif, profesional, dan adaptif.
Mantan Kepala LKPP ini berharap agar program diklat tersebut tidak hanya sebagai formalitas maupun mencari sertifikat belaka. “Tidak hanya dalam rangka kenaikan pangkat dan jabatan, tetapi harapan saya teman-teman bisa mereformasi birokrasi tematik. Selamat kepada peserta yang ikut pelatihan dan semoga ke depan dapat menjadi pemimpin perubahan,” ucap Mantan Bupati Banyuwangi tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Kepala LAN Adi Suryanto menerangkan, salah satu program dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional adalah pembuatan policy brief. Hal ini bertujuan agar peserta pelatihan terbiasa memberikan rekomendasi kebijakan dalam bentuk policy brief. “Mengasah analisisnya secara sistematis dan memberikan masukan yang implementatif dalam pemerintahan,” terangnya.
Dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional kali ini tema yang diangkat adalah mobilitas talenta dalam pemerintahan. Salah satu program pemerintah adalah bagaimana membangun manajemen talenta untuk SDM Indonesia, tidak terkecuali dalam manajemen talenta ASN.
Adi memandang perlunya pembangunan super apps mobilitas talenta untuk mewujudkan world class bureaucracy. “Semoga pemikiran dari peserta diklat dapat menjadi masukan kepada Kementerian PANRB untuk mengambil kebijakan strategis terkait manajemen talenta,” pungkasnya. (del/HUMAS MENPANRB)