Menteri Yuddy saat menyampaikan paparan pada Raker Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta, Senin (22/02). (foto : vd)
JAKARTA- Setiap Aparatur Sipil Negara yang telah bekerja profesional dan berintegritas pada waktunya akan mendapat giliran untuk menjadi pejabat tinggi di instansi pemerintah. Sekarang adalah era kompetisi, karena itu tidak ada lagi rekruitmen jabatan pimpinan tinggi di pemerintahan lewat kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
Demikian dikatakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Yuddy Chrisinandi, saat menjadi pembicara dalam Rapat Evaluasi Capaian Kinerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (22/2).
“Saya sebagai salah satu anggota tim penilaian akhir untuk jabatan pimpinan tinggi memastikan bahwa tidak ada lagi jabatan eselon 1 yang diperoleh melalui proses KKN, bahkan tidak ada lagi bayar membayar. Tidak ada lagi,” ujarnya.
Dia menegaskan, di era presiden Joko Widodo saat ini, pegawai negeri sipil harus berkompetisi untuk memperoleh jabatan lebih tinggi. Hal ini, katanya, sejalan dengan Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN.
“Undang-Undang menuntut ASN mengembangkan kapasitas diri, mengembangkan potensi sehingga siap berkompetisi,” kata Yuddy.
Dia menyatakan para pejabat tinggi yang ada saat ini sudah memenuhi kualifikasi dan sudah melalui kompetisi. “Bapak ibu memiliki kualifikasi dan memiliki rekam jejak yang baik, karena kalau tidak baik, tidak akan terpilih,” paparnya.
Yuddy juga menyampaikan siapapun ASN yang berprestasi, pada saatnya pasti akan mendapat kesempatan untuk menjadi pejabat tinggi. Ketika prinsip rekruitmen jabatan pimpinan tinggi melalui proses dan kompetisi yang jelas, maka pejabat tinggi dapat bekerja sungguh-sungguh tanpa perlu merasa berhutang kepada siapapun. Sebab, pengangkatannya memang berdasarkan prestasi yang diraihnya sendiri.
Yuddy menceritakan bahwa selama ini, dalam kunjungannya ke berbagai instansi dan daerah, dia tidak hanya menjalankan tugas-tugas resmi, tetapi juga berperan menjadi pencari bakat (talent scouting) untuk mencari para ASN yang berprestasi, untuk diberikan kesempatan mengikuti seleksi untuk menempati jabatan pimpinan tinggi.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, semua ASN yang baik, tinggal masalah waktu untuk ditemukan dan mendapatkan posisi yang baik,” katanya. (vd/HUMAS/MENPANRB)