SEMARANG – Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang melakukan pembinaan terhadap beberapa desa untuk mengembangkan Primary Health Care (PHC), yang meliputi 8 elemen dasar, yaitu pendidikan kesehatan, gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, pemberantasan penyakit menular, pelatihan penanganan gawat darurat, dan pemanfaatan tanaman obat.
Pembinaan dilakukan dengan pelatihan terhadap kader-kader PHC mengenai program kesehatan dasar mulai dari sanitasi, gizi, KB dan obat tradisional, serta melibatkan Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan secara lintas sektor, serta kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip).
Dalam praktek, mereka membentuk beberapa komunitas diantaranya komunitas kebidanan, komunitas keperawatan dan komunitas kedokteran. Komunitas ini nantinya dapat terjun langsung ke masyarakat dalam program pembinaan PHC, sehingga penanaman kesadaran kesehatan masyarakat jauh lebih baik, dan dampaknya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat, seperti mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Kasie Penyelenggaraan Diklat Bapelkes Semarang, Sefi Nur Hadianti mengatakan, pendekatan pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan Bapelkes Semarang dilakukan secara intensif baik in class maupun out class meliputi individual training, in the work place training dan distance learning.
Setelah pelatihan di kelas selesai, peserta pelatihan langsung diajak terjun ke masyarakat, sehingga bisa menerapkan ilmu yang didapat selama pelatihan. Mereka diajak berkunjung ke tempat pengolahan sampah, pengolahan air bersih, dengan harapan peserta dapat memanfaatkan kondisi yang ada agar menjadi lebih berguna bagi waga sekitar.
Tidak berhenti di situ, untuk mengetahui dampak dari pelatihan yang sudah dilakukan atau evaluasi pasca pelatihan, Bapelkes bekerjasama dengan mahasiswa turun langsung ke desa-desa dan melakukan survei perubahan perilaku masyarakat.
Bapelkes Semarang dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti Laboratorium Kompurter, Laboratorium Bahasa, Panthom Partus, Panthom KB, Panthom Bayi, Sterilisator, Setoskoop, Tensimeter mercury, Tensimeter pegas, Vasectomy Jid vic ing clam, Extractor IUD, Speculum model kit dan Service model kit. Hal ini sangat berguna dalam mendukung proses pembelajaran.
Program lain yang dilakukan, lanjut Sefi, adalah pelatihan building learning organization (BLO), yang dilaksanakan bekerjasama dengan Pemkot Semarang. Selain itu juga dilakukan pelatihan team building. “Hingga saat ini, telah dilakukan kerjasama dengan berbagai daerah untuk melakukan pelatihan team building, antara lain Sukoharjo, Pati, Rembang, dan RS Dr. Karyadi,” ujarnya.
Bapelkes Semarang yang dahulu bernama Bapelkes Salaman Magelang adalah salah satu dari tiga Bapelkes yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2361/MENKES/PER/XI/2011 tanggal 22 November 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan.
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat. (alfara/HUMAS MENPANRB)
No. | Tugas dan Fungsi Bapelkes |
1 | Penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; |
2 | Pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; |
3 | Pengembangan metode dan teknologi pelatihan, pemantauan, evaluasi, sistem informasi, dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; |
4 | Penyiapan pengembangan kemitraan |
5 | Pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; |
6 | Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. |