Suasana diskusi jajaran Kementerian PANRB dengan Project Management Office Kartu Prakerja di Jakarta, Selasa (09/01).
JAKARTA – Usai mengikuti rapat bersama Presiden, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas terus gerak cepat untuk berkolaborasi terkait implementasi government technology (GovTech). Kali ini, Menteri Anas bertemu dengan Direktur Eksekutif Project Management Office Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang implementasi Kartu Prakerja.
“Kartu Prakerja sudah melakukan hal yang hebat dan luar biasa dalam implementasi transformasi digital. Praktik baik dari Kartu Prakerja ini menjadi penting sebagai pembelajaran untuk implementasi GovTech,” jelas Menteri Anas di Jakarta, Selasa (09/01).
Menteri Anas menyampaikan implementasi Kartu Prakerja mampu mengolaborasikan teori dan praktik terkait transformasi digital. Program ini juga memberikan dampak langsung kepada masyarakat luas. Diskusi ini juga untuk menjaring masukan dalam rangka penyiapan keterpaduan layanan digital yang berbasis kebutuhan pengguna, sebagaimana telah dilakukan oleh Kartu Prakerja dalam sistemnya.
Setelah mendengar terkait sepak terjang program Kartu Prakerja, Menteri Anas mengatakan bahwa pengalaman Kartu Prakerja menjadi lesson learned yang sangat penting bagi implementasi GovTech. Berbagai contoh baik dari program ini dapat direplikasi di macam-macam layanan pemerintah.
“Saya senang mendengar progres dan pengalaman Kartu Prakerja dalam melakukan transformasi digital dibidang pelatihan bagi masyarakat yang dampaknya berkelanjutan. Mudah-mudahan Kementerian PANRB dan Kartu Prakerja terus dapat berkolaborasi dan bekerja sama, khususnya terkait transformasi digital,” lanjut Anas.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyampaikan bahwa sebagai inovasi baru diawal kemunculannya, banyak yang tidak paham akan fungsi dan tujuan dari Kartu Prakerja. Karena adanya kolaborasi lintas sektor yang kuat maka program Kartu Prakerja bisa berjalan hingga seperti saat ini.
“Arahan langung dari Presiden terkait program Kartu Prakerja menjadi salah satu alasan kuat keberhasilan program ini. Selain itu, juga terdapat Komite Pengarah Kebijakan, PMO digital untuk penyampaian layanan, serta kerja sama lintas sektor,” jelas Denni.
Disampaikan, Kartu Prakerja sebagai inovasi digital harus bergerak cepat. Agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi terkait Kartu Prakerja ini, maka berbagai macam pendekatan pun dilakukan.
“Perlu dipahami program ini diciptakan untuk semua kalangan, sehingga berbagai macam pendekatan berbagai macam pun digunakan, termasuk melalui media sosial. Selain itu penggunaan bahasa pun dipilih agar tidak berjarak dengan pengguna. Hal ini dilakukan agar informasi terkait Kartu Prakerja mudah dicari dan tidak simpang siur,” pungkas Denni.
Dalam menjalani program Kartu Prakerja, Denni menyampaikan bahwa program ini selaras dengan tujuan dari pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Dimana Kartu Prakerja tidak hanya sekadar pada proses bisnis pemerintah, namun juga ada dampak yang konkret dan terukur kepada masyarakat. Program ini juga beririsan dengan bidang-bidang SPBE Prioritas, antara lain pendidikan, bantuan, kependudukan, hingga OSS.
“Dalam perjalanan Kartu Prakerja, ini membutuhkan waktu dan proses agar program ini dapat dipahami oleh masyarakat luas. Semoga naik turunnya perjalanan program Kartu Prakerja ini bisa menjadi pembelajaran dan diharapkan progres GovTech dapat berjalan lebih cepat,” pungkas Denni. (ald/HUMAS MENPANRB)