Pertamina Patra Niaga menyiagakan tim darurat untuk menjaga pasokan energi tetap tersedia di tengah kondisi banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. (Dok Pertamina)
Jakarta, InfoPublik - Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza menyatakan, 90 persen Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah terdampak bencana banjir di Aech, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar) telah dibuka kembali.
Oki mengatakan perusahaan bergerak cepat untuk memulihkan stok BBM dan juga LPG di beberapa wilayah yang jalur distribusinya terputus. Pemulihan pasokan tersebut dapat dilakukan lantaran didukung oleh seluruh pihak.
"Mulai dari kami berhasil menyandarkan tanker di Medan, kemudian kita juga mendapatkan tambahan armada mobil tanki dari berbagai daerah, hingga yang saat ini alhamdulillah berhasil membuka kembali 90 persen SPBU yang sempat berhenti," ujar Oki melalui keterangan resmi, dalam rapat koordinasi persiapan Natal dan Tahun Baru 2026 di Jakarta, Senin (1/12/2025).
Perusahaan pelat merah itu, mendapat bantuan pesawat Hercules C-130 dari TNI Angkatan Udara untuk memasok solar dan Pertamax menggunakan drum.
Menurut Oki, pengiriman bahan bakar minyak (BBM) tersebut saat ini terus menyesuaikan dengan jadwal pesawat Hercules yang akan mengirimkan barang kebutuhan pokok.
Selain itu, Pertamina juga menyediakan avtur untuk misi kemanusiaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyediakan BBM untuk operasional alat berat, serta memberikan bantuan kepada masyarakat melalui posko tanggap darurat.
Lebih lanjut, Oki mengatakan Pertamina juga mengamankan avtur di Bandara DR Ferdinand Lumban Tobing, Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, untuk kunjungan Presiden Prabowo Subianto hari ini.
"Kemudian juga stok solar yang menipis, kami coba bawa dengan jerigen dari Sibolga dan juga beberapa daerah lain yang memang jalannya terputus, kami coba dorong dengan drum, dengan jerigen," kata Oki.
Sebelumnya, banjir bandang dan longsor melanda beberapa wilayah di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara sejak 24 November 2025. Berdasarkan data sementara hingga 30 November 2025 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total korban meninggal dunia mencapai 442 jiwa, dan 402 jiwa masih dinyatakan hilang.








