Pin It

20220811 APBN Instrumen Penting untuk Mencapai Cita Cita Bangsa Indonesia

 

Jakarta, InfoPublik - Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) merupakan instrumen yang sungguh sangat penting untuk mencapai cita-cita nasional bangsa Indonesia. APBN juga menjaga rakyat Indonesia, perekonomian Indonesia, dari berbagai guncangan guncangan.

Sebagai simbol kehadiran negara, maka APBN juga harus terus dijaga kesehatannya dan kesinambungannya atau sistem mobilitasnya.

APBN terus berusaha meningkatkan kesehatan dan kesinambungannya agar dia tetap bisa siap berfungsi sebagai instrumen pelindung bagi masyarakat dan ekonomi, untuk tetap menjaga Indonesia.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers: APBN KITA Agustus 2022 secara virtual pada Kamis (11/8/2022)

Menkeu menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (year on year/yoy) menunjukkan pemulihan dalam negeri yang sangat impresif di tengah berbagai negara sedang tertekan. Di tengah cuaca dan suasana tidak baik itu perekonomian Indonesia kuartal II menunjukkan kinerja sangat impresif. Banyak negara di kuartal II mengalami koreksi ke bawah.

Menurut Menkeu, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 mengalami tren perlambatan di sebagian besar negara bahkan Amerika Serikat mencatat kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut pada tahun ini.

Sebagai contoh, Singapura tumbuh 4,8 persen, Italia 4,6 persen dari 6,2 persen pada kuartal I, Eropa 4 persen dari 5,4 persen kuartal I dan Tiongkok hanya tumbuh 0,4 persen dari 4,8 persen pada kuartal I-2022. Faktor perlambatan tersebut di antaranya karena adanya perang Ukraina-Rusia dan krisis energi di Eropa, penurunan investasi di AS serta zero COVID policy serta krisis properti di Tiongkok.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II menguat ditopang kinerja konsumsi dan ekspor,” ujarnya.

Menkeu menyebutkan, konsumsi masyarakat yang tumbuh 5,5 persen (yoy) menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II terutama akibat aktivitas yang meningkat pesat di bulan Ramadhan dan Idulfitri. Tak hanya konsumsi rumah tangga, ekspor juga mendukung ekonomi karena mampu tumbuh tinggi mencapai 19,7 persen sejalan permintaan komoditas dan produk manufaktur unggulan nasional.

Investasi turut tumbuh positif sebesar 3,1 persen namun melambat dari 4,1 persen pada kuartal I-2022 karena tingginya harga barang input. Di sisi lain, konsumsi pemerintah terkontraksi 5,2 persen mengingat menurunnya belanja penanganan pandemi karena pemulihan yang terus terakselerasi.

Untuk impor juga mendukung ekonomi karena tumbuh mencapai 12,3 persen karena ekspansi sektor manufaktur dan perdagangan terus stabil sejalan dengan perbaikan kapasitas produksi dan permintaan dalam negeri.

Sementara dalam konteks produk domestik bruto (PDB) riil, posisi Indonesia berada di level 7,1 persen yang menandakan sudah di atas dari pra pandemi COVID-19 pada 2019 sehingga menggambarkan pelemahan sudah diganti oleh pemulihan ekonomi yang kuat.

"Posisi Indonesia itu lebih tinggi dibanding beberapa negara seperti Singapura 6,8 persen, Italia terkontraksi 0,2 persen, Eropa 1,4 persen, Meksiko minus 1,7 persen dan Amerika Serikat 4,2 persen," ujar Menkeu.