Foto: BMKG
Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es. Selain itu juga dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap hal tersebut yang berdasarkan pantauannya berpotensi terjadi dalam rentang 10 - 14 Maret 2022. Adapun sejumlah wilayah yang diprediksikan mengalami cuaca ekstrim diantaranya :
• 10 - 11 Maret 2022 : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepualuan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat dan Papua.
• 12 - 14 Maret 2022 : Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Adapun aktivitas hujan dengan intensitas lebat pada minggu ini mendominasi wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi bagian tengah, dan Papua. Sementara pada awal pekan depan, potensi hujan lebat diprakirakan akan terdapat di wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Sementara berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan probabilistik model, diprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terdapat di wilayah Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun InfoPublik dari laman www.bmkg.go.id pada Kamis (10/3/2022) diketahui bahwa cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi tersebut dipengaruhi oleh adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di perairan sebelah barat Aceh, di Laut Sulawesi bagian utara, di Jawa Timur, dan di Laut Timor, yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang meningkatkan potensi hujan di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara.
Selain itu, indeks-indeks global seperti SOI, NINO3.4, dan IOD menunjukkan nilai yang signifikan, kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan di wilayah Indonesia bagian timur.
Sedangkan, aktivitas MJO saat ini berada pada fase netral dan diprediksi dalam sepekan kedepan masih akan berada pada fase netral. Pada fase ini terjadi penurunan potensi hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga bagian tengah walau tidak signifikan.
Sementara aktivitas gelombang atmosfer Rossby dalam sepekan kedepan menunjukkan kondisi yang signifikan di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, sedangkan gelombang
atmosfer Kelvin diprediksi tidak signifikan dari wilayah Indonesia bagian timur dalam 2-3 hari ke
depan.
Pada skala regional, indeks surge dan indeks CENS diprakirakan tidak signifikan pada sepekan kedepan. Kondisi angin gradien dominan barat daya hingga utara di Indonesia bagian utara, sedangkan tenggara – barat laut untuk Indonesia bagian selatan. (*)