Pin It

 

20171101 BPS 1

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI, OKTOBER 2017

1⃣ Pada Oktober 2017 terjadi inflasi sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,09. Dari 82 kota IHK, 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,05 persen dengan IHK sebesar 155,24 dan terendah terjadi di Surakarta dan Cilegon masingmasing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 124,65 dan 136,75. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 1,31 persen dengan IHK sebesar 130,33 dan terendah terjadi di Palopo sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 127,47.

2⃣ Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,28 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,18 persen; kelompok sandang sebesar 0,18 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,16 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,45 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasakeuangan 0,13 persen.

3⃣ Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Oktober) 2017 sebesar 2,67 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,58 persen.

4⃣ Komponen inti pada Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Oktober) 2017 mengalami inflasi sebesar 2,68 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,07 persen.

 


20171101 BPS 1

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, OKTOBER 2017

1⃣ Pada Oktober 2017, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen naik sebesar 0,45 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada Kelompok Barang Ekspor Nonmigas sebesar 1,81 persen.

2⃣  Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Oktober 2017 antara lain cabe merah, kelapa sawit, batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), beras, besi dan baja impor, serta bijih, kerak, dan abu logam ekspor.

3⃣  IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Oktober 2017 naik sebesar 0,52 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan oleh kenaikan harga komoditas paku, mur, baut, besi beton, kawat dan sejenisnya, pasir, serta kerikil dan sirtu alam.IHPB Umum naik 0,64 persen pada September 2017 terhadap bulan sebelumnya. Kelompok Barang Ekspor merupakan penyumbang andil dominan pada kenaikan IHPB, yaitu sebesar 0,29 persen.

4⃣ IHPB Kelompok Barang Impor dan Kelompok Barang Ekspor pada September 2017 masing-masing naik sebesar 1,72 persen dan 1,49 persen terhadap bulan sebelumnya.

 


20171101 BPS 1

20171101 BPS 1

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH, OKTOBER 2017

  1. Perkembangan Nilai Tukar Petani

1⃣ Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). 

2⃣ NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin  tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula  ngkat kemampuan/daya beli petani.

3⃣ NTP nasional Oktober 2017 sebesar 102,78 atau naik 0,54 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,49 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) turun sebesar 0,05 persen. 

4⃣ Pada Oktober 2017, NTP Provinsi Jambi mengalami kenaikan tertinggi (1,52 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan terbesar (2,12 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.

5⃣ Pada Oktober 2017 terjadi defasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,14 persen disebabkan oleh turunnya indeks kelompok bahan makanan.

6⃣ Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Oktober 2017 sebesar 111,26 atau naik 0,31 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

  1. Perkembangan Harga Gabah dan Beras di Penggilingan

1⃣ Dari 1.218 transaksi penjualan gabah di 23 provinsi selama Oktober 2017, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 69,05 persen, gabah kualitas rendah 18,39 persen, dan gabah kering giling (GKG) 12,56 persen.

2⃣ Selama Oktober 2017, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.791,00 per kg atau naik 2,92 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.885,00 per kg atau naik 2,98 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada September 2017. Rata-rata harga GKG di petani Rp5.532,00 per kg atau naik 0,53 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.621,00 per kg atau naik 0,55 persen. Harga gabah kualitas rendah di ngkat petani Rp4.370,00 per kg atau naik 2,19 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.468,00 per kg atau naik 2,31 persen.

3⃣ Dibandingkan Oktober 2016, rata-rata harga pada Oktober 2017 di ngkat petani untuk semua kualitas GKP, GKG, gabah kualitas rendah mengalami kenaikan masing-masing 5,18 persen, 4,14 persen, dan 6,30 persen. Demikian juga di ngkat penggilingan rata-rata harga untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah mengalami kenaikan masing-masing 5,21 persen, 3,84 persen, dan 6,10 persen.

4⃣ Pada Oktober 2017, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.503,00 per kg, naik sebesar 0,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.117,00 per kg, naik sebesar 2,03 persen. Sedangkan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.834,00 per kg, naik sebesar 1,86 persen.

5⃣ Dibandingkan dengan Oktober 2016, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2017 untuk semua kualitas mengalami kenaikan yaitu kualitas premium sebesar 4,05 persen, kualitas medium sebesar 1,51 persen, dan kualitas rendah sebesar 2,76 persen.

 


20171101 BPS 1

20171101 BPS 1

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL, SEPTEMBER 2017

  1. Perkembangan Pariwisata Nasional

1⃣ Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia September 2017 naik 20,47 persen dibanding jumlah kunjungan pada September 2016, yaitu dari 1,01 juta kunjungan menjadi 1,21 juta kunjungan.

2⃣ Sementara itu, jika dibandingkan dengan Agustus 2017, jumlah kunjungan wisman pada September 2017 mengalami penurunan sebesar 13,67 persen.

3⃣ Secara kumulatif (Januari -September) 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 10,46 juta kunjungan atau naik 25,05 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 8,36 juta kunjungan.

4⃣ Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada September 2017 mencapai rata-rata 58,42 persen atau naik 4,26 poin dibandingkan dengan TPK September 2016 yang tercatat sebesar 54,16 persen. Demikian juga, jika dibanding TPK Agustus 2017, TPK hotel klasifikasi bintang pada September 2017 naik 0,42 poin.

5⃣ Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama September 2017 tercatat sebesar 1,97 hari, terjadi kenaikan 0,07 poin jika dibandingkan keadaan September

  1. Perkembangan Transportasi Nasional

1⃣ Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada September 2017 sebanyak 7,6 juta orang atau turun 5,53 persen dibanding Agustus 2017. Jumlah penumpang tujuan luar negeri(internasional) turun 5,87 persen menjadi 1,4 juta orang. Selama Januari-September 2017, jumlah penumpang domestik mencapai 66,0 juta orang atau naik 11,36 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 12,5 juta orang atau naik 14,47 persen dibanding periode yang sama tahun 2016.

2⃣ Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada September 2017 tercatat 1,5 juta orang atau turun 6,01 persen dibanding Agustus 2017. Jumlah barang yang diangkut turun 0,94 persen menjadi 22,4 juta ton.Selama Januari–September 2017, jumlah penumpang mencapai 12,7 juta orang atau naik 11,14 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2016. Demikian juga dengan jumlah barang yang diangkut naik 1,10 persen atau mencapai192,9 juta ton.

3⃣ Jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada September 2017 sebanyak 32,5 juta orang atau turun 3,83 persen dibanding Agustus 2017. Serupa dengan jumlah penumpang, jumlah barang yang diangkut kereta api turun 5,81 persen menjadi 3,8 juta ton. Selama Januari-September 2017, jumlah penumpang mencapai 287,0 juta orang atau naik 10,52 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Hal yang sama untuk jumlah barang yang diangkut kereta api naik 23,94 persen menjadi 31,6 juta ton.

 


20171101 BPS 1

PERKEMBANGAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR & SEDANG DAN INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO & KECIL TRIWULAN III/2017

  1. Industri Manufaktur Besar dan Sedang

1⃣ Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III-2017 naik sebesar 5,51 persen (y-on-y) terhadap triwulan III-2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri logam dasar, naik 11,97 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri pengolahan lainnya, turun 4,88 persen.

2⃣ Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III -2017 naik sebesar 2,27 persen (q-to-q) terhadap triwulan II-2017. Industri yang mengalami kenaikan produksi ter nggi adalah industri minuman, naik 7,70 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, turun 1,12 persen. 

3⃣ Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III-2017 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan ter nggi adalah Provinsi Lampung, naik 22,52 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Aceh, turun 16,15 persen.

4⃣ Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III-2017 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan ter nggi adalah Provinsi Lampung, naik 17,86 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, turun 6,19 persen.

  1. Industri Manufaktur Mikro dan Kecil

1⃣ Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 naik sebesar 5,34 persen (y-on-y) terhadap triwulan III-2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik, naik 35,99 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri pengolahan tembakau, turun 21,92 persen. 

2⃣ Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 naik sebesar 0,66 persen (q-to-q) terhadap triwulan II-2017. Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, naik 16,67 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri mesin dan perlengkapan ytdl (yang tidak termasuk dalam lainnya), turun 26,05 persen. 

3⃣ Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan ter nggi adalah Provinsi Kalimantan Tengah, naik 31,41 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Sumatera Barat, turun 6,24 persen. 

4⃣ Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 (q-to-q) pada tingkat provinsi  yang mengalami pertumbuhan ter nggi adalah Provinsi Papua Barat, naik 25,27 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah provinsi Kalimantan Utara, turun 7,35 persen.

 


20171101 BPS 1

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PRODUSEN (IHP) TRIWULAN III/2017

1⃣ Indeks Harga Produsen (IHP) triwulan III-2017 naik 0,68 persen terhadap triwulan II-2017 (q-to-q) dan naik 3,28 persen terhadap triwulan III-2016 (y-on-y).

2⃣ IHP Sektor Pertanian triwulan III-2017 naik 0,77 persen terhadap triwulan II-2017 (q-to-q) dan naik 2,60 persen terhadap triwulan III-2016 (y-on-y).

3⃣ IHP Sektor Pertambangan dan Penggalian triwulan III-2017 naik 1,67 persen dibandingkan triwulan II-2017 (q-to-q) dan naik 10,33 persen terhadap triwulan III-2016 (y-on-y).

4⃣ IHP Sektor Industri Pengolahan triwulan III-2017 naik 0,52 persen terhadap triwulan II-2017 (q-to-q), demikian pula terhadap triwulan III-2016 (y-on-y) naik 2,57 persen.

5⃣ IHP Sektor Pengadaan Listrik dan Gas triwulan III-2017 turun 0,31 persen dibandingkan dengan triwulan II-2017 (q-to-q) sedangkan terhadap triwulan III-2016 (y-on-y) naik 0,35 persen.

6⃣ IHP Sektor Pengelolaan Air triwulan III-2017 naik 0,21 persen dibandingkan dengan triwulan II-2017 (q-to-q) dan naik 0,75 persen terhadap triwulan III-2016 (y-on-y)

7⃣ IHP Sektor Angkutan Penumpang triwulan III-2017 turun 0,56 persen terhadap triwulan II-2017 (q-to-q) sedangkan terhadap triwulan III-2016 (y-on-y) turun 3,88 persen.

8⃣ IHP Sektor Penyediaan Akomodasi, Makanan dan Minuman triwulan III-2017 naik 0,26 persen terhadap triwulan II-2017 (q-to-q) dan naik 1,02 persen terhadap triwulan III-2016 (y-on-y).

 


20171101 BPS 1

INDEKS KEPUASAN JEMAAH HAJI INDONESIA 1438 H/2017 M

1⃣ Secara keseluruhan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) di Arab Saudi pada tahun 1438 H/2017 M adalah sebesar 84,85 persen, tergolong “Memuaskan”.

2⃣ Berdasarkan jenis pelayanan, indeks tertinggi dicapai pada jenis pelayanan Transportasi Bus Antar Kota (88,23 persen), sedangkan yang terendah pada jenis pelayanan Tenda di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armina (75,55 persen).

3⃣ Kenaikan terjadi hampir di seluruh jenis pelayanan kecuali pelayanan di Armina yang meliputi: Bus, Tenda, dan Katering.

4⃣ Indeks tertinggi hingga terendah berdasarkan Daerah Kerja (Daker) atau Satuan Operasi (Satop) berturut-turut adalah Daker Bandara 87,16 persen, Daker Mekkah 86,94 persen, Daker Madinah 85,79 persen, dan Satop Armina 81,20 persen.

Untuk info detil dan unduh data silakan akses website BPS www.bps.go.id