DENPASAR - Inovasi pelayanan kesehatan yang telah diterapkan Pemerintah Kota Denpasar dengan sistim rujukan online untuk pelayanan kesehatan antara puskesmas dan RSUD Wangaya. Inovasi yang merupakan satu-satunya di Bali ini, diharapkan dapat diterapkan daerah lain di Pulau Dewata.
Hal sampaikan Ketua Tim Penilai Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu-Bayi Provinsi Bali Laksmi Wati saat melakukan penilaian di RSUD Wangaya, Senin (21/9). "Rujukan online ini merupakan ide kreatif yang sangat membantu memperlancar proses pelayanan dari puskesmas ke rumah sakit," ujar Laksmi.
Dikatakan, selama ini masalah sistem rujukan masih menjadi kendala dalam memberikan pelayanan. Dengan adanya sistem rujukan online yang telah diterapkan Pemkot Denpasar sangat membantu para pasien yang dirujuk ke rumah sakit.
Laksmi Wati mengatakan, penilaian ini merupakan kegiatan dalam mengevaluasi pelayanan kesehatan, terkait dengan gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu-Bayi. Meski RSUD Wangaya telah memiliki standar pelayanan paripurna namun ini tetap harus dievaluasi untuk mengetahui program yang telah dilaksanakan secara berkesinambungan. Disamping itu dalam memberikan pelayanan agar terus melakukan berbagai inovasi sehingga masyarakat merasa nyaman terhadap pelayanan yang diberikan.
Pj. Walikota Denpasar AA Gede Geriya berharap RSUD Wangaya dapat meraih prestasi terbaik melalui penilaian ini. Sehingga dapat merebut kembali predikat terbaik dalam gerakan rumah sakit sayang ibu-bayi. Dengan demikian tujuan dari MDG's tahun 2015 dapat tercapai. Terlebih lagi pelayanan kesehatan merupakan hak dasar setiap warga negara.
Untuk itu semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar kesehatan menurut AA Gede Geriya perlu adanya evaluasi. Sehingga dalam memberikan pelayanan mutu pelayanan selalu mengutamakan kesehatan masyarakat.
Ketua Tim Pendamping RS Wangaya Sukadana mengatakan, berbagai inovasi dilakukan untuk mewujudkan RSUD Wangaya sebagai gerakan rumah sakit sayang ibu-bayi diantaranya melakukan pendampingan pada orang dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang hamil. Hal ini diharapkan dapat mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Disamping itu untuk menyukseskan komitmen nasional dalam pencapaian MDG's, yang menurut data WHO, 15-20 persen ibu hamil mengalami komplikasi selama dalam kehamilan. (gst/pemkot denpasar)