Pin It

20250619 Eskalasi Konflik Iran Israel Dampak Global dan Evakuasi WNISejumlah WNI yang dari Suriah, didampingi Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha (kedua kiri) berjalan keluar terminal setibanya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (12/12/2024) (Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal/nym)

 

Jakarta, InfoPublik - Suara ledakan dan tembakan pertahanan udara menggema di Teheran, ibu kota Iran, sebagai tanggapan atas serangan Israel yang dilancarkan pada Jumat (13/6/2025).

Menurut laporan media Iran yang dikutip Reuters, serangan itu menewaskan sedikitnya 224 orang, termasuk sejumlah petinggi militer.

Sementara otoritas Israel melaporkan 24 warganya tewas akibat serangan balasan Iran. Konflik ini menandai fase baru permusuhan terbuka antara kedua negara, yang sebelumnya lebih sering berperang secara proxy melalui kelompok seperti Hamas dan Hizbullah.

Ketegangan memuncak setelah Israel menyerang fasilitas nuklir dan militer Iran, yang dibalas oleh Iran dengan  operasi "True Promise III" atau Operasi Janji Sejati III yang menyasar Haifa, kota pelabuhan strategis Israel.

Serangan itu memperburuk hubungan kedua negara yang telah bermusuhan sejak Revolusi Islam 1979.

Padahal, pada era 1950-an, Iran dan Israel sempat menjalin kerja sama erat di bawah pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi.

Perbandingan Kekuatan Militer dan Ancaman Nuklir

Israel mengandalkan teknologi militer canggih dengan dukungan AS, termasuk jet tempur F-35 dan sistem pertahanan udara seperti Arrow dan David’s Sling. Pada April 2024, sistem ini berhasil mencegat 99 persen dari lebih 300 rudal dan drone Iran.

Di sisi lain, Iran mengandalkan senjata produksi dalam negeri dan kerja sama dengan Rusia, seperti pembelian Sukhoi Su-35. Meski kalah teknologi, Iran memiliki stok rudal balistik dan drone yang menjadi andalan strategi perang asimetris.

Kekhawatiran global semakin meningkat setelah Iran meningkatkan pengayaan uranium hingga 90 persen —ambang batas senjata nuklir. Israel telah lama memperingatkan akan menyerang fasilitas nuklir Iran, seperti yang pernah dilakukan terhadap Irak (1981) dan Suriah (2007).

Respons Kemlu  dan Nasib WNI

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa puluhan WNI yang tertahan di Israel, Yordania dan Iran sudah kembali dengan aman dengan bantuan dari Kedutaan Besar RI (KBRI) Amman.

Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu RI Judha Nugraha dalam arahan pers secara daring di Jakarta, Rabu (18/6/2025) mengatakan bahwa 42 WNI peziarah yang berada di Yerusalem, Israel, sudah kembali ke Indonesia dengan mengambil jalur darat menuju Yordania terlebih dulu.

“Kemudian kami juga mencatat ada delapan jamaah haji, warga negara Indonesia yang berasal dari Inggris, yang juga tertahan di Amman, dan mereka juga sudah kembali ke Inggris,” ujar Judha.

Dua WNI peziarah di Iran, bisa keluar dari Iran melalui jalan darat menuju Pakistan untuk kembali ke Indonesia.

Selain itu, Judha mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan secara daring dengan para WNI yang berada di Iran untuk memeriksa kondisi mereka dan menyampaikan langkah-langkah kontingensi yang sudah disiapkan KBRI Teheran dan pemerintah pusat.

“Dapat kami sampaikan bahwa memang statusnya siaga dua, namun kami selalu mengimbau agar para WNI selalu waspada dan selalu memonitor situasi yang ada dan jika terjadi eskalasi, kita dapat tingkatkan menjadi siaga satu dan kemudian akan melaksanakan proses evakuasi,” kata Judha.

Judha kembali mengimbau agar seluruh WNI yang berada di Iran dan Israel untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan memonitor situasi yang ada dari media resmi pemerintah dan juga KBRI.

Dia juga mengimbau para WNI agar menghindari keluar rumah untuk hal-hal yang non-esensial dan jika terjadi keadaan darurat segera menghubungi hotline KBRI Amman dan KBRI Teheran.

“Bagi warga negara Indonesia yang memiliki rencana perjalanan ke Iran, Israel, Suriah, Lebanon, Yaman, kami menyarankan agar dapat menunda perjalanannya, karena di negara-negara tersebut Perwakilan RI telah menetapkan status siaga,” kata Judha.

Dia juga mengimbau agar para WNI yang memiliki rencana penerbangan yang melewati Timur Tengah agar selalu memeriksa jadwal penerbangan terakhir ke maskapai terkait karena antisipasi buka-tutup wilayah udara dapat mengganggu jadwal penerbangan.

Kemlu memastikan 386 WNI di Iran (mayoritas pelajar di Qom) dan 194 WNI di Israel dalam kondisi aman, meski puluhan lainnya terdampar akibat pembatalan penerbangan.

Sejumlah negara Asia mulai mengevakuasi warganya dari Israel dan Iran di tengah konflik yang hingga kini masih berlangsung. China memerintahkan warganya untuk meninggalkan wilayah konflik "secepat mungkin," sementara India meminta warganya di Iran untuk segera meninggalkan ibu kota Teheran.

Korea Selatan dan Jepang juga menaikkan status peringatan perjalanan ke Iran dan Israel.

Adapun, Malaysia "sangat menyarankan" warganya untuk segera meninggalkan Iran, sedangkan pemerintah Thailand siap mengevakuasi warga negaranya dari Israel jika konflik memburuk.

Harapan Iran ke Indonesia

Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menyampaikan harapannya agar pemerintah Indonesia terus mendukung Iran di lembaga dan forum internasional.

"Harapan kami adalah Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, terus mendukung Iran, khususnya di berbagai lembaga dan forum internasional. Memberikan dukungan dan dorongan kepada Iran maupun Palestina di kancah internasional," kata Dubes Boroujerdi saat konferensi pers tentang perkembangan terkini kawasan Timur Tengah di kediamannya di Jakarta, Selasa (17/6/2025)

Dubes Boroujerdi menuturkan, bahwa sejauh ini pihaknya telah melakukan komunikasi dengan pemerintah Indonesia dan telah menyaksikan kutukan keras yang disampaikan pemerintah Indonesia di tengah konflik dengan Israel.

Lebih lanjut, ia mengatakan ketika dunia mengecam agresi brutal yang dilakukan rezim Zionis, pemerintah, organisasi Islam, tokoh politik serta cendekiawan Indonesia menyampaikan solidaritas dan dukungan terhadap pemerintah dan rakyat Iran melalui pernyataan dan karangan bunga.

"Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah Indonesia sehubungan dengan sikap dan pernyataan yang telah disampaikan," ucapnya.

Dubes menyebutkan bahwa pemerintahan zionis Israel adalah rezim yang tidak pernah patuh dan menghormati norma dan peraturan internasional, sehingga tidak banyak yang bisa diharapkan dari rezim itu.

"Untuk itu saya mengimbau seluruh negara di dunia agar menekan rezim untuk mencegah perluasan wilayah perang ke wilayah lain dan segera menghentikan agresi brutal dan pengecut di tanah air kami," katanya.

Dubes menambahkan, bahwa selama Israel terus melancarkan agresinya terhadap wilayah Iran, pihaknya tidak memiliki jalan keluar lain dan pilihan lain kecuali melakukan aksi balasan terhadap rezim zionis.