Walikota Surabaya Tri Rismaharini tampak gesit ikut nguleg bersama sejumlah warga dalam acara Festival Rujak Uleg
SURABAYA - Festival Rujak Uleg menjadi salah satu ikon paling unik dalam peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). Unik karena ada ribuan orang berkumpul di sepanjang jalan untuk nguleg (bikin rujak uleg) bareng. Nah, di tahun ini, Festival Rujak Uleg yang akan digelar di kawasan Kembang Jepun pada Minggu (14/5/2017) pagi, akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Widodo Suryantoro menegaskan, Festival Rujak Uleg untuk menyemarakkan HJKS ke-724 di tahun ini, akan lebih heboh dan semarak. Widodo juga menyebut akan ada beberapa sentuhan baru dibanding sebelumnya. “Tahun ini akan lebih semarak karena pesertanya jauh lebih banyak. Bila tahun lalu pesertanya 1300 an, sekarang yang terdaftar di list kami ada 1500 an peserta. Ada 300 an grup dan setiap grup terdiri dari lima orang,” tegas Widodo dalam jumpa pers di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (12/5). Peserta rujak uleg berasal dari kelurahan/kecamatan sebanyak 160 grup, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya sebanyak 30 grup, peserta umum kurnag lebih 53 grup, peserta dari hotel kurang lebih 28 grup, serta tamu kehormatan dari dalam dan luar negeri kurang lebih ada 24 grup. “Kami juga mengundang konjen di Surabaya, mahasiswa luar negeri yang ada di sini. Termasuk mengajak PHRI (Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia) yang ada tamu luar negeri nya kami undang,” jelas Widodo. Selain akan lebih meriah, Disbudpar melakukan beberapa sentuhan baru agar acara yang rutin digelar tahunan ini tidak begitu-begitu saja. Tetapi menjadi lebih segar dan kekinian. Bila sebelumnya, Festival Rujak Uleg digelar dengan konsep masing-masing peserta berkostum unik menguleg rujak di meja berderet panjang yang telah disiapkan panitia, maka tahun ini akan dibuat improvisasi. Salah satu sentuhan baru itu adalah adanya panggung berbentuk bulat berdiameter 15 meter. Panggung ini nantinya akan berfungsi seperti cat walk alias tempat untuk memparadekan peserta dan kostum uniknya. “Jadi panggung bulat ini untuk fashion show. Kalau dulu peserta pakai kostum unik, hanya tetangga (peserta) kanan kiri saja yang tahu, kali ini akan diparadekan sehingga semua bisa tahu,” sambung mantan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian ini. Sementara Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya telah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk acara Festival Rujak Uleg ini. Kabid Pengendalian dan Operasional Dishub, Subagio Utomo mengatakan, pengaturan lalu lintas di kawasan Kembang Jepun nantinya tidak akan berbeda dengan pengaturan ketika ada agenda Car Free Day (CFD) digelar di sana. Selama ini, CFD digelar di Kembang Jepun setiap minggu kedua. “Pengaturan lalu lintas nya akan seperti CFD,” ujarnya. Mengacu pada gelaran tahun-tahun sebelumnya, Festival Rujak Uleg akan menyedot animo warga Surabaya dan luar Surabaya. Jalan Kya-Kya sepanjang 750 meter itu akan jadi “lautan manusia”. Karenanya, agar tidak ada penumpukan kendaraan yang diparkir di lokasi, Subagio mengimbau warga untuk parkir di JMP. “Warga kami imbau sesuaikan parkir dengan lokasi. Lebih bagus parkir di JMP karena parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat nya luas. Jadi jalan sebentar terus bisa belanja,” sambung dia. (humas pemkot surabaya)