Jenewa (25/1/2021)- Mahendra Siregar, Wakil Menteri Luar Negeri, mendorong berbagai pemangku kepentingan untuk melaksanakan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Bagi Pembangunan Berkelanjutan 2021 dengan kegiatan yang berarti dan bermakna sehingga dapat berkontribusi bagi pemulihan ekonomi dunia.
Hal tersebut dengan lugas disampaikan Wamenlu Mahendra saat membuka pertemuan UNCTAD Trade Policy Dialogue (TPD) bertema “Welcoming the Internastional Year on Creative Economy for Sustainable Development : Creative Economy for Inclusive Development and Global Recovery”. Pertemuan berlangsung secara virtual pada tanggal 25 Januari 2021 dan diselenggarakan oleh Badan Pembangunan dan Perdagangan PBB (UNCTAD) bersama Indonesia dan Oman. Mahendra menggarisbawahi “Pentingnya penguatan kolaborasi global yang dapat membawa manfaat ekonomi nyata bagi aktor kreatif dan pengusaha sektor kreatif”.
Dalam kesempatan itu, Mahendra juga mengingatkan bahwa disetiap tantangan pasti ada kesempatan. Ia menekankan bahwa “Kekuatan terbesar yang dimiliki oleh sektor ekonomi kreatif yaitu inovatif dan go beyond business as usual”. Oleh karenanya ia menyampaikan keyakinannya bahwa sektor ekonomi kreatif dapat bangkit menghadapi tantangan dan memberikan kontribusi pada pemulihan ekonomi global.
Dalam sambutannya, Deputi Sekjen UNCTAD, Isabelle Durant menyampaikan bahwa pengembangan ekonomi kreatif, khususnya bagi negara berkembang dapat memperluas kesempatan untuk diversifikasi produk dan ekspor, membangun keunggulan kompetitif dan menarik investasi. Durant juga menambahkan bahwa “Ekonomi kreatif mendukung kewirausahaan dan inovasi serta melibatkan generasi muda dan perempuan”.
Bertindak sebagai pembicara utama dalam kegiatan UNCTAD TPD, Menteri Parekraf/Baparekraf, Sandiaga Uno, menyampaikan bahwa COVID-19 telah membawa dampak negatif bagi sebagian besar sektor ekonomi kreatif. Kerja sama berbagai pemangku kepentingan sangat penting. Sandiaga menyerukan “Seluruh pemangku kepentingan agar berkontribusi membantu pelaku ekonomi kreatif”. Ia menyampaikan bahwa Pemri telah memberikan bantuan insentif kepada sektor ekonomi kreatif untuk infrastruktur, revitalisasi serta bantuan tunai langsung.
“Tahun 2021 menjadi momentum untuk mengupayakan pemulihan ekonomi global dengan memanfaatkan kekuatan sektor ekonomi kreatif untuk mencapai pembangunan berkelanjutan”, ujar Sandiaga. Hal tersebut dapat terlaksana melalui program dan misi yang relevan dan pengarusutamaan isu ekonomi kreatif guna membangkitkan pekerja sektor kreatif, membuka kesempatan, dan menyediakan lapangan pekerjaan.
Dalam sesi panel, Indonesia diwakili oleh Dr. Dina Delliyana sebagai koordinator Global Center of Excellence and International Cooperation on Creative Economy (G-CINC). Dalam paparannya Dr. Dina memperkenalkan G-CINC sebagai platform bagi kolaborasi global dan peningkatan kapasitas sektor ekonomi kreatif yang berbasis di Indonesia. Diharapkan melalui kegiatan ini, G-CINC akan dapat memperluas jejaring dengan mitra internasional.
Sesi panel juga telah menghadirkan para pembicara dari Persatuan Emirat Arab, Kesultanan Oman, Uganda, ASEAN, International Federation of the Phonographic Industry (IFPI). Sedangkan penanggap berasal dari UNESCO, WIPO, dan UNEP.
Kegiatan Kick off melalui forum TPD bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh negara anggota PBB, publik, dan organisasi internasional untuk bertukar pandangan tentang kebijakan dan strategi yang diterapkan guna mengatasi kesulitan akibat pandemi COVID-19 yang dihadapi oleh sektor ekonomi kreatif dan untuk membangun ketahanan dalam menghadapi tantangan dimasa yang akan datang.
Resolusi PBB 74/198 tentang “International Year on Creative Economy for Sustainable Development” diprakarsai oleh Indonesia dan mendapatkan dukungan luas dengan disahkan secara konsensus pada 19 November 2019.
Resolusi tersebut diantaranya berisikan kesepahaman dari negara-negara untuk mengupayakan berbagai usaha memajukan sektor ekonomi kreatif, mengakui keterkaitan erat ekonomi kreatif dengan berbagai elemen Development Agenda 2030 dan meminta UNCTAD bersama UNESCO dan badan-badan PBB lain untuk mengeluarkan laporan Economic Creative Outlook pada pertemuan Sidang Majelis Umum PBB Ke-77.