Pin It

20220805 Lintas Instansi Menlu ASEAN

Foto: ANTARA

 

Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, mendorong pembangunan kemitraan konkret Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Australia di kawasan Indo-Pasifik. “Australia adalah mitra dialog pertama dan juga Mitra Strategis Komprehensif bagi ASEAN. Hal itu terjadi bukan karena kedekatan geografis antara negara ASEAN dan Australia, tetapi merupakan bentuk kepercayaan bahwa Australia dapat menjadi mitra yang terpercaya dalam menghadapi berbagai tantangan bersama,” kata Menlu Retno melalui keterangan tertulisnya, dalam ASEAN-Australia Ministerial Meeting di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8/2022).

Menlu Retno menegaskan pentingnya kerja sama yang kuat dan konkret, berdasarkan atas kepercayaan di Indo-Pasifik. Menlu Retno menyampaikan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan kerja sama konkret, Indonesia akan menyelenggarakan Indo-Pacific Infrastructure Forum saat Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023. Menurut Menlu Retno, terdapat tiga hal yang penting untuk dilakukan agar kemitraan di Indo-Pasifik dapat menciptakan perdamaian dan kemakmuran. Pertama, pentingnya mengubah defisit kepercayaan menjadi kepercayaan strategis. Kedua, dengan terus mempromosikan penghormatan terhadap hukum internasional dengan terus mengimplementasikan nilai dan norma dalam Treaty of Amity and Cooperation (TAC) serta Bali Principles. Ketiga,  mendorong kerja sama inklusif karena Indonesia percaya inklusivitas merupakan dasar bagi munculnya kepercayaan.

Sejumlah kelompok minilateral diharapkan dapat menjadi pijakan guna mendukung ASEAN-led mechanisms. Terakhir, Menlu Retno berharap Australia dapat menjadi jembatan dan mitra bagi pengembangan kerja sama dengan sejumlah negara Pasifik Selatan. Dalam pertemuan kali ini, ASEAN dan Australia menyepakati Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif. Australia memberi komitmen senilai 154 juta dolar Australia (sekitar Rp1,6 triliun) untuk pembiayaan berbagai kegiatan di bawah rencana tersebut, termasuk transisi ke teknologi rendah emisi, transformasi digital, serta penguatan Pusat ASEAN untuk Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Baru (ACPHEED).