Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Anak-Anak Muda Percantik Ketandan dengan Aneka Warna Cat
SURABAYA - Jalan Tunjungan merupakan salah satu “etalase pesona” di Kota Surabaya. Sudah banyak yang tahu, jalan legendaris yang berada di pusat Kota Surabaya ini dipenuhi bangunan-bangunan lawas sarat sejarah. Namun, tidak banyak yang tahu, di kawasan Jalan Tunjungan terdapat kampung yang ternyata punya potensi luar biasa.
Namanya Kampung Ketandan. Kampung yang berada di sebelah Barat Jalan Tunjungan (sekitar 100 meter dari arah Siola) di Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng ini terus bersolek. Seperti Minggu (17/7) pagi, warga Kampung Ketandan, utamanya anak-anak muda Karang Taruna plus mahasiswa, bergotong royong memoles kampung mereka.
Bersama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, anak-anak muda itu menggoreskan cat aneka warna dari mulai gang masuk Kampung Ketandan. Anak-anak muda itu seakan tak peduli ketika lengan, kaki bahkan kaos mereka, terkena lumuran cat.
Tidak sampai satu jam, hasil kerja bakti wali kota, warga dan anak-anak muda itu terlihat nyata. Lihatlah, “wajah” Kampung Ketandan yang dulunya “tak dilihat orang itu”, kini menggoda siapa saja untuk datang berkunjung. Dan memang, Kampung Ketandan menjadi salah satu destinasi yang akan dikunjungi delegasi dari berbagai negara yang menjadi peserta agenda Preparatory Committee (Prepcom) 3 for habitat III di Surabaya pada 25-27 Juli nanti. “Dulu kampung memang agak kotor dan tidak terawat. Tetapi sekarang berbeda. Kini Ketandan lebih cantik dan bersih,” ujar Mahmud Sariadji, Camat Genteng.
Menurut Sariadji, perubahan ‘wajah’ Kampung Ketandan itu tidak lepas dari adanya kemauan warga untuk mengubah kampungnya menjadi lebih baik. Dia mengatakan, dulu, warga di kampung yang rumah-rumah nya dikeliling gedung-gedung menjulang ini susah untuk sekadar diajak kerja bakti dikarenakan kesibukan masing-masing. “Sekarang warga sudah guyub. Karang taruna nya juga aktif. Bahkan, kerja bakti ini merupakan inisiatif dari warga,” sambungnya.
Memang, Kampung Ketandan kini terlihat berseri. Dari mulai gang masuk, tertulis tulisan besar “kampung Ketandan“ dengan gambar telapak kaki. Jalan beralaskan paving itu penuh dengan goresan warna-warni: hijau muda, merah da kuning.
Semakin masuk ke dalam kampung, pemandangannya semakin rupa-rupa warnanya. Tembok-tembok dipenuhi lukisan mural warna-warni. Pagar tanaman toga juga dicat dengan beragam warna. Plus tempat sampah yang terlihat menarik dengan warna biru. Saluran air nya juga terlihat bersih. “Dulu, kampung ini seperti mati dan agak kumuh.
Sekarang Alhamdulillah keguyuban warga sangat menonjol. Anak-anak muda nya juga kompak. Ini yang membuat kami selaku anak muda, bersemangat untuk menghidupkan kampung ini. Dan, seru sekali bisa ikut rame-rame mengecat kampung,” ujar Carla Della, Sekretaris Karang Taruna Kampung Ketandan .
Menurut Carla, warga Ketandan rutin melakukan kerja bakti untuk bersih-bersih. Ada event atau tidak, aktivitas menjaga kebersihan dan keanggunan kampung secara istiqomah dilaksanakan oleh warga. “Bukan hanya karena pas ada event, kami rutin sebulan sekali melakukan kerja bakti,” sambungnya.
Meski begitu, dia mengaku bahwa terpilihnya Kampung Ketandan sebagai salah satu tujuan field visit agenda Prepcom 3 pada 27 Juli nanti, merupakan kebanggaan tersendiri. Dan untuk menyambut tamu-tamu dari berbagai negara tersebut, Carla menyebut warga, utamanya karang taruna Kampung Ketandan, sudah menyiapkan penyambutan.
Selain akan memamerkan hasil-hasil produk kerajinan dan ekonomi kreatif warga, ada keunggulan yang akan ditonjolkan oleh warga Kampung Ketandan. “Kami akan menonjolkan Kampung Budaya Ketandan. Di sini ada anak-anak yang aktif mengikuti pelatihan tari remo, juga ludruk. Untuk pendopo yang baru dibangun ini, nanti juga kami rencanakan sebagai sanggar kecil-kecilan untuk latihan tari dan juga ruang publik,” imbuh mahasiswa jurusan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Surabaya ini.
Keberadaan Kampung Ketandan dan juga kampung-kampung unggulan di Surabaya, selaras dengan gelaran Prepcom 3 yang diprakarsai oleh PBB yang merupakan konferensi membahas isu-isu lingkungan perumahan, pemukiman dan perkotaan guna menghasilkan kesepakatan yang bersifat global.
Kota Surabaya menjadi pilihan lokasi penyelengaraan Prepcom 3 karena dinilai memiliki cita-cita yang sejalan dengan misi UN Habitat yakni memberdayagunakan lingkungan, perumahan dan pemukiman. Surabaya memiliki kelebihan dari berbagai sisi, mulai dari sejarahnya hingga tipikal lingkungan dan masyarakat dalam sebuah perumahan maupun permukiman. (PR/ags)