Gubernur BI, Menkeu, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas, mewakili pemerintah dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Rabu (16/1) kemarin.
Meskipun tetap optimistis dalam menatap perekonomian Indonesia di tahun 2019, Pemerintah tetap mengingatkan pentingnya tetap menjaga kewaspadaan di tengah gejolak situasi global yang dinamis.
“Optimisme Pemerintah ini antara lain berdasarkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018 yang dinilai baik meskipun kondisi perekonomian dunia penuh dengan ketidakpastian dan berubah secara cepat dan dinamis,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
Sebagai wakil Pemerintah dalam rapat kerja antara Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dengan Komisi XI DPR dengan tema “OutlookPerekonomian Tahun 2019” di Ruang Rapat Komisi XI, Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu (16/1), Menkeu Sri Mulyani Indrawati didampingi oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjio beserta para jajarannya masing-masing.
Untuk tahun 2019, dengan kinerja APBN 2018 yang menunjukkan momentum pertumbuhan ekonomi yang cukup across the board kuat, Menkeu masih optimistis masuk tahun 2019 momentum ini tetap terjaga. Meskipun Menkeu menegaskan sikap pemerintah yang tidak akan terlena dengan kemungkinan resiko.
“Jadi, kewaspadaan tetap tinggi namun optimisme itu landasannya ada yaitu pencapaian di 2018 yang menggambarkan momentum cukup tinggi,” tegas Menkeu.
Ia menguraikan beberapa indikator keberhasilan kinerja APBN tahun 2018 antara lain: 1. Pendapatan negara mencapai Rp1.942,3 triliun atau 102,5% melebihi target dari UU APBN; 2. Total realisasi belanja negara Rp2.202,2 triliun atau 99,2% dari target di UU APBN. Total realisasi belanja tersebut hampir mencapai 100%; dan 3. Defisit anggaran sebesar Rp259,9 triliun (1,76% dari GDP) dan defisit keseimbangan primer hanya sebesar –Rp1,8 trilin.
Defisit anggaran tersebut lebih rendah dibandingkan pada UU APBN 2018 sebesar Rp325,9 triliun atau 2,19%. Bahkan jika dibandingkan tahun sebelumnya defisit anggaran menurun 2,51% menjadi 1,76% atau menurun sangat tajam. Akibatnya, kesimbangan primer hanya sebesar Rp1,8 triliun (0,01). Defisit anggaran dan defisit keseimbangan primer tersebut menurun tajam terkecil sejak 2012.
Lebih lanjut Menkeu menambahkan, bahwa Pemerintah akan tetap menjaga momentum pencapaian APBN tahun 2018 dengan beberapa kebijakan strategis antara lain optimalisasi pendapatan negara dengan tetap menjaga iklim investasi, meningkatkan kualitas belanja negara, kebijakan pembangunan pro rakyat seperti menurunkan tingkat kemiskinan dan pemerataan kesejahteraan serta pemberdayaan BUMN.
Senada dengan Menkeu, Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo menyampaikan optimismenya bahwa perekonomian Indonesia tahun 2019 akan lebih baik daripada tahun 2018.
“Insyaallah tahun 2019 ini perkiraan kami kinerja ekonomi kita akan lebih baik dari tahun 2018 dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dengan stabilitas ekonomi makro yang lebih terjaga,” kata Gubernur BI. (Humas Kemenkeu/ES)