Pin It

Luhut

Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan realisasi waktu bongkar muat alias dwelling time di pelabuhan Indonesia menunjukan kemajuan yang pesat.

Hal itu hasil dari kinerja terbaik seluruh stakeholders hingga pengelola pelabuhan di Indonesia, yang membuat dwelling time makin singkat dibandingkan enam tahun lalu.

Menurut Luhut, pada enam tahun lalu waktu bongkar muat di pelabuhan bisa mencapai satu minggu, kini dua hari bisa selesai. 

"Saya masih ingat enam tahun lalu kita ribut dwelling time pelabuhan kita masih satu minggu, sekarang kita sudah bisa 2-2,5 hari. Itu kerja keras (Kementerian) Perhubungan dan juga Pelindo dan semua pemangku kepentingan lainnya," ungkap Luhut dalam acara Green Port Awarding yang disiarkan virtual, Rabu (28/12/2022).

Luhut menyatakan, Indonesia masuk dalam 20 besar negara di Asia Tenggara yang memiliki pelabuhan laut terbaik.

"Kita juga patut bangga bawa Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk ke dalam 20 besar negara dengan performa pelabuhan terbaik," ujar Luhut.

Daftar 20 besar negara dengan performa pelabuhan terbaik adalah berdasar data dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). Data tersebut, berdasarkan dari rata-rata pergerakan kapal kontainer dari 1.000 GT ke atas dalam waktu semester I-2022.

Indonesia berada di peringkat 9 di bawah negara Kanada, Australia, Rusia, Amerika Serikat, Jerman, Yunani, Prancis dan Italia. Rata-rata kedatangan kapal kontainer berdasarkan data dari UNCTAD, Indonesia berada di atas rata-rata pelabuhan yang ada di dunia.

Rata-rata pergerakan di pelabuhan di dunia mencapai 20,1 sedangkan Indonesia mencapai 24,9. Capaian rata-rata dari turnaround time untuk kapal kontainer naik 13,7 persen dibandingkan 2020 dan 2021.

Menurutnya, keberhasilan itu tak lepas dari kerja sama seluruh pihak dan patut diapresiasi. Sebab, Indonesia berhasil mengalahkan negara maju, misalnya Amerika Serikat hingga Kanada.

"Kenapa ini bisa terjad, karena kita semua bekerja bersama-sama kita kompak kita buat digitalisasi semua ini," ucap Luhut.

"Berdasarkan median waktu tumbuh kapal komputer mencapai 24,9 jam. Posisi Indonesia ini di atas beberapa negara maju lainnya seperti Italia, Prancis, Yunani, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Australia dan Kanada," sambungnya.

Luhut menuturkan, perubahan sistem menjadi digitalisasi turut mendorong kinerja positif bagi pelabuhan di tanah air.

"Semua kita lakukan sekarang mengarah kepada digitalisasi. Digitalisasi itu membangun satu sistem untuk tidak bisa kita membuat hal-hal yang tidak kita inginkan, karena negara yang bermartabat, negara yang maju itu membangun sistem digitalisasi," tuturnya.

Sebelumnya Luhut menjelaskan, digitalisasi pelayanan publik bisa memperkecil kesempatan korupsi di tingkat kementerian/lembaga hingga di pemerintah daerah (Pemda). Misalnya digitalisasi di pelabuhan. Menko Marvest mengatakan, 14 pelabuhan di tanah air sudah terintegrasi dengan digital yang ditargetkan selesai tahun ini.

Luhut menargetkan tahun depan 149 pelabuhan kecil sudah masuk dalam sistem yang kemudian diintegrasikan dengan sistem pelabuhan udara. Dengan adanya digitalisasi diharapkan berdampak pada berbagai macam aspek, termasuk aspek ekonomi, industri, hingga pendidikan.

Foto: Istimewa