Pin It

20250219 Menbud Ajak Para Pakar Kolaborasi untuk Pemajuan Kebudayaan Indonesia

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud) bersama Museum Nasional Indonesia (MNI) dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menggelar diskusi publik bertajuk “Penemuan Pithecanthropus Erectus Dubois dari Trinil – Menguak Misteri Evolusi Manusia” (Foto: Dok Kemenbud)

 

Jakarta, InfoPublik – Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah evolusi manusia, salah satunya melalui penemuan fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus oleh Eugene Dubois di Trinil, Bengawan Solo, Jawa Timur, pada 1891.

Dalam rangka menggali lebih dalam mengenai penemuan bersejarah ini, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud) bersama Museum Nasional Indonesia (MNI) dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menggelar diskusi publik bertajuk “Penemuan Pithecanthropus Erectus Dubois dari Trinil – Menguak Misteri Evolusi Manusia” Selasa,(18/2/2025) di Ruang Teater Gedung C, Museum Nasional Indonesia.

Diskusi itu dihadiri oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu, seperti arkeologi, paleoantropologi, geologi, kedokteran, dan antropologi. Tujuan utama dari diskusi ini adalah untuk membahas berbagai aspek penting dari penemuan fosil Pithecanthropus erectus dan menekankan peran penting penemuan tersebut dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sejarah, dan budaya dunia.

Penemuan Pithecanthropus Erectus di Trinil menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah paleoantropologi dunia, yang mengubah pandangan ilmuwan tentang evolusi manusia. Penemuan ini juga menempatkan Pulau Jawa sebagai salah satu situs utama dalam penelitian manusia purba di dunia.

Menbud, Fadli Zon, menyampaikan kebanggaannya bisa berkolaborasi dengan AIPI dalam forum ini. Karena penemuan Pithecanthropus Erectus bukan hanya pencapaian dalam sejarah sains, tetapi juga menempatkan Indonesia di peta dunia paleoantropologi global.

“Penemuan ini bukan sekadar sebuah peristiwa dalam sejarah sains, ini adalah pencapaian yang benar-benar transformatif, menempatkan Indonesia sebagai batu pijakan dalam paleoantropologi global,” ujar Fadli Zon.

Menbud juga mengajak para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk lebih aktif berkontribusi dalam penelitian dan pelestarian situs prasejarah di Indonesia. Dengan berbagi pengetahuan, diharapkan dapat memperkuat upaya untuk memajukan kebudayaan nasional.

Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar – AIPI yang juga Staf Ahli Kemenbud, Ismunandar, mengungkapkan bahwa pameran fosil Pithecanthropus erectus di MNI merupakan pameran yang unik, karena fosil-fosil yang sebelumnya tersebar di seluruh dunia kini dipamerkan bersama untuk pertama kalinya.

Ketua AIPI, Daniel Murdiyarso, menekankan pentingnya kolaborasi antara AIPI dan Kemenbud untuk memahami warisan budaya ini secara ilmiah.

Diskusi publik ini bertujuan untuk memberi pemahaman lebih dalam kepada masyarakat mengenai penemuan Pithecanthropus Erectus di Pulau Jawa, dan bagaimana kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan modern. Selain itu, forum ini membuka ruang dialog antara para ahli lintas disiplin ilmu untuk menjelaskan konteks geologi, budaya, dan evolusi manusia terkait fosil ini.

Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian situs bersejarah seperti Sangiran dan Trinil menjadi salah satu tujuan utama diskusi ini. Dengan mengenalkan lebih banyak tentang peran Pulau Jawa dalam sejarah manusia, diharapkan generasi muda akan semakin tertarik untuk mempelajari paleoantropologi dan ilmu terkait lainnya.

“Diskusi ini diharapkan bisa memotivasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap pelestarian warisan budaya Indonesia dan memahami pentingnya penelitian ilmiah dalam menggali sejarah manusia,” ujar Fadli Zon.

Dengan adanya diskusi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga situs-situs bersejarah di Indonesia. Melalui kerja sama antara Kementerian Kebudayaan, AIPI, dan berbagai pihak, pelestarian situs prasejarah dan warisan budaya Indonesia dapat terus terjaga untuk generasi mendatang.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengajak seluruh pihak untuk terus berkolaborasi dalam menggali potensi budaya Indonesia dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemajuan bangsa. (*)