Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, memaparkan penerapan teknologi Deep Learning dalam meningkatkan mutu pendidikan saat melakukan kunjungan kerja di Kota Malang, Jawa Timur (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Jakarta, InfoPublik – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, memaparkan penerapan teknologi Deep Learning dalam meningkatkan mutu pendidikan saat melakukan kunjungan kerja di Kota Malang, Jawa Timur.
Menteri Mu'ti menjelaskan bahwa Deep Learning, sebagai bagian dari perkembangan teknologi pendidikan, berperan penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam.
“Pintu pertama untuk melakukan learning yang mendalam itu adalah attention atau perhatian. Proses ini melibatkan panca indera manusia, sehingga kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki akan memicu rasa ingin tahu lebih dalam pada proses belajar,” jelas Abdul Mu’ti. Dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Sabtu (15/2/2025).
Ia juga menyatakan bahwa proses belajar yang mendalam atau Deep Learning bukan hanya soal penguasaan materi, tetapi juga tentang menemukan makna dalam pembelajaran itu sendiri.
"Proses ini membuat seseorang merasa gembira ketika belajar dan meraih pencerahan. Deep Learning mendorong bagaimana belajar bisa memuliakan manusia dengan segala perbedaan kemampuan dan keahliannya," ungkap Mendikdasmen Mu’ti di hadapan ratusan mahasiswa UM.
Mendikdasmen Mu'ti menekankan bahwa setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda. Oleh karena itu, ada tiga prinsip utama dalam penerapan Deep Learning yang perlu diterapkan oleh para pendidik.
- Mindful: Proses belajar harus dilakukan dengan kesadaran penuh. Di dalam kelas, seorang guru perlu menghargai setiap murid dan memberikan ruang bagi mereka untuk menemukan cara yang efektif dalam belajar.
- Meaningful: Pembelajaran harus memberi makna dan manfaat yang mendalam bagi murid. Materi yang diajarkan harus bisa diterapkan dalam kehidupan nyata dan memberikan perkembangan bagi setiap individu.
- Joyful: Pembelajaran yang menyenangkan akan membuat murid merasa dihargai atas penemuan dan pemahaman yang mereka raih. Ini menciptakan rasa bangga dan semangat untuk terus belajar.
Menteri Mu’ti juga mengingatkan pentingnya kualitas materi yang diajarkan dalam proses Deep Learning. Materi pembelajaran yang terlalu banyak dapat menghambat proses pemahaman mendalam. Oleh karena itu, materi harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, dengan penekanan pada nilai-nilai pembelajaran yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan.
“Nilai harus melekat dalam setiap mata pelajaran. Nilai menjadi makna utama dari proses pembelajaran. Selain aspek pengetahuan dan keterampilan, Deep Learning juga harus mengedepankan pentingnya nilai-nilai dalam pendidikan,” tegasnya.
Dengan penerapan prinsip-prinsip tersebut, Mendikdasmen berharap pendidikan di Indonesia dapat semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi setiap individu, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan dengan kecakapan yang mumpuni. (*)