Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Walikota Pontianak Sutarmidji saat meninjau pasar tradisional di Pontianak
PONTIANAK - Konsistensi Wali Kota Pontianak, Sutarmidji dalam menjaga pasar tradisional tetap rapi dan tertib mendapat pujian dari Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita saat meninjau Pasar Tengah, Selasa (21/11). Pasar Tengah merupakan pasar yang dibangun dengan bersumber APBN dan sharing dari APBD. Pembangunan pasar itu untuk penataan dan menampung Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum tertampung. "Saya melihat hal yang sangat menarik adalah mempertahankan pasar yang telah dibangun. Kalau membangun itu gampang, tetapi beliau konsisten untuk tidak mengizinkan kembali PKL menempati pedestrian yang bagus ini dan sudah tertata," ujar Enggartiasto.
Menurutnya, pembangunan pasar itu akan sia-sia jika tidak dijaga dan dipertahankan kerapiannya. Ketegasan Sutarmidji dalam konsistensi menegakkan aturan yang melarang pedagang berjualan di jalan dinilainya sebagai sikap tegas yang patut diapresiasi meskipun sempat mendapat protes dari beberapa pedagang. Sikap tegas itu disebutnya sebagai sosok kepala daerah yang mempertahankan rencana awal pembangunan hingga realisasinya. "Sehingga ke depan akan menguntungkan pedagang secara merata dan dalam jangka waktu lama. Karena begitu diijinkan mereka berjualan di jalan kembali maka akan kumuh dan mereka yang berada di lantai dua dan belakang pasti akan turun kembali," jelasnya.
Tak hanya jangka pendek, lanjut Enggartiasto, ketegasan yang diterapkan Wali Kota Sutarmidji selaku kepala daerah akan membuat perputaran perdagangan atau perekonomian akan meningkat. Ia juga mengapresiasi dinas terkait yang bisa melaksanakan tugasnya, sebab bila tidak, kepala dinas terancam dicopot dari jabatannya. "Ini menjadi contoh ketegasan dan eksistensinya sebagai kepala daerah," sebutnya.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji sempat memperlihatkan aplikasi Gencil (Government & smartcity landmark) kepada Menteri Perdagangan. Aplikasi yang dikembangkan oleh anak muda Pontianak yang tergabung dalam Pontianak Digital Stream (PDS) ini memuat informasi pemantau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional. Aplikasi tersebut juga terintegrasi dengan display board yang ditempatkan di pasar-pasar tradisional. "Nanti masyarakat bisa melihat harga kebutuhan pokok melalui aplikasi ini dulu sebelum ke pasar," ungkapnya.
Dijelaskannya, jumlah pedagang sekitar 1.300 dan semua pasar tradisional sudah tersedia layar digital untuk memantau harga kebutuhan pokok. Dengan demikian, masyarakat bisa memilih berbelanja kebutuhan pokok yang termurah di pasar mana saja. "Biar saja mereka mau jual bawang putih di Pasar Flamboyan misalnya, Rp24 ribu, tapi masyarakat bisa pilih, misal Pasar Kemuning lebih murah, dia bisa pilih ke sana. Jadi itulah kita dapat penghargaan TPID terbaik tiga kali berturut-turut," pungkasnya. (PR)