Pin It
20170429 NTT
 
 
“Keterbatasan anggaran dan dukungan pimpinan masih menjadi alasan rendahnya kinerja perangkat daerah. Akan tetapi, Kelurahan Naikoten II dan Dinas Kesehatan Flores Timur mampu menunjukan kalau inovasi bisa dimulai tanpa biaya. Kita perlu mengapresiasi hal ini."
 
Begitu kalimat pembuka Wakil Gubernur NTT, Drs.Benny A. Litelnoni,SH,M.Si memuji, saat memulai pertemuan terkait presentasi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017, bertempat di Ruang Rapat Gedung Sasando, Rabu (26/4) kemarin. 
 
Untuk Tahun ini, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengikutsertakan dua bentuk inovasinya dalam ajang kompetisi inovasi pelayanan publik, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Kedua inovasi tersebut telah melewati tiga tahapan penilaian, hingga akhirnya masuk dalam Top 99. Pada Hari Jumat (28/4) lusa, akan dilakukan penilaian tahap ke empat di Kementerian PAN-RB. Dalam sesi itu, kembali dilakukan presentasi dan wawancara kepala daerah bersama inovator, dengan tim penilai dari beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia. Pada tahap akhir seleksi, akan ditetapkan 40 Inovasi Pelayanan Publik Nasional (Top 40).
 
Wakil Gubernur NTT mengapresiasi Soda Molek K 5-1 dan 2H2 Center sebagai bentuk upaya pemerintah daerah mempercepat pelayanan publik. Soda  Molek K 5-1 adalah inovasi pelayanan administrasi kependudukan dari Kelurahan Naikoten II, lima permasalahan masyarakat dijawab lewat satu program sekaligus, full time service and self service. Sedangkan 2H2 Center adalah inovasi pelayanan dari Flores Timur yaitu penanganan persalinan ibu melahirkan, dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi. 
 
“Pemerintah dituntut untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya. Karena itu, beberapa ketentuan tentang standarisasi pelayanan yang telah diamanatkan wajib dipenuhi. Saya berharap, hal ini menjadi perhatian semua pimpinan unit kerja, agar kualitas pelayanan kita semakin baik dari waktu ke waktu" demikian tambah mantan Wakil Bupati TTS itu.
 
Turut menyampaikan dukungannya, Wakil Walikota Kupang, dr.Herman Man. Ia sangat mendukung inovasi yang telah diseleksi itu. Ia menyentil pentingnya teknologi untuk mempermudah hidup. Disebutnya bahwa Pemerintah Kota Kupang berkomitmen mereplikasi inovasi Soda Molek, untuk semua kelurahan yang ada dalam enam kecamatan. Wakil Walikota incumbent itu juga menyebut dukungan produk hukum daerah dan support APBD Kota Kupang untuk kegiatan-kegiatan inovasi ke depan.
 
Wildrian Ronald Otta,S.STP,MM ketika diberi kesempatan mempresentasikan Soda Molek sebagai bentuk inovasinya, meminta dukungan Pemerintah Provinsi NTT. Untuk memberikan pelayanan administrasi kependudukan di luar jam kantor, Lurah Naikoten II itu menyuguhkan sebuah inovasi off line berbasis Nomor Induk Kepedudukan serta pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan. Sebagai sebuah lanjutan dari Program Kelurahan Digital di Tahun 2011 lalu, bentuk layanan berkonsep Smart Village itu diharapkan bisa menyapa warga selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Bersama Stikom Artha Buana telah dibuat service box, berisi aplikasi layanan lengkap dengan tutorialnya. Replikasi program ini juga telah dijalankan oleh Kelurahan Rewarangga, Kabupaten Ende. 
 
Turut diberi kesempatan mempresentasikan inovasinya, bidan Juria, perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur dengan Sistem Monitoring Angka Kematian Bayi dan Ibu (2H2 Center). Program dengan modal utama kepedulian sesama warga itu, disebutnya mampu menurunkan secara drastis angka kematian Bayi dan Ibu di kabupaten dengan karakteristik kepulauan itu.
 
Tampak hadir siang tadi Kepala Ombusdman Perwakilan NTT, Darius Beda Dalton,  para pimpinan Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi NTT, perwakilan pejabat dari Pemerintah Kota Kupang dan Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Mereka turut memberikan beberapa usul saran perbaikan. (HumasNTT)