Jakarta, 04/11/2020 Kemenkeu - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kepala BKF) Febrio Kacaribu dalam Simposium Nasional Keuangan Negara tahun 2020 pada Rabu, (04/11) mengatakan bahwa pemerintah memperkirakan kondisi ekonomi akan mulai membaik di Q3 (kuartal ketiga).
"Kondisi ekonomi akan mulai membaik di Q3 (kuartal ketiga), dengan kondisi ke depan akan semakin mendekati ke arah positif. IMF juga memproyeksikan pertumbuhan 2021 untuk Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan negara lain," ujarnya dalam acara yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) bertema "Peran APBN untuk Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan di Tengah Gejolak Ekonomi Global".
Ia juga mengatakan bahwa tingkat utang publik Indonesia masih terjaga rendah jika dibanding dengan negara-negara lain yang sama-sama melebarkan defisitnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.
"Jika kita bandingkan dengan negara-negara lain, tingkat utang publik Indonesia masih tetap dapat dijaga rendah, sehingga ancaman risiko fiskal ke depannya, diharapkan tidak mendistorsi pemulihan (ekonomi) maupun reformasi struktural," jelasnya.
Secara global, sektor manufaktur mulai menguat yang ditandai dengan membaiknya Purchasing Manufacture Index (PMI) global yang konsisten sejak April 2020. Kenaikan ini didukung oleh kegiatan manufaktur di Tiongkok, AS dan Eropa yang mulai menguat.
Ia melanjutkan, meskipun Q3 diprediksi hampir semua komponen Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, namun konsumsi pemerintah atau belanja negara sebagai instrumen countercyclical dapat mendorong proses pemulihan ekonomi.
"Q3 diprediksi hampir semua komponen Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, kecuali konsumsi pemerintah yang signifikan. Hal ini menunjukkan belanja pemerintah sangat sentral dalam kondisi saat ini. Ini yang disebut belanja negara sebagai instrumen countercyclical yang dapat mendorong proses pemulihan ekonomi," pungkasnya. (nr/ds)