Jakarta, 11/06/2020 Kemenkeu - Pemerintah memperhatikan sisi penawaran (supply) agar dunia usaha bertahan dari pandemi COVID-19 yang membuat kegiatan ekonomi melambat karena konsumsi yang jauh berkurang dan banyaknya PHK. Total anggaran yang disiapkan sebesar Rp384,45 triliun yang disatukan dalam program Pemulihan Nasional (PEN).
"Demand side, apakah sektor usaha bisa ditolong supaya dia survive dan kalau bisa, tetap beroperasi. Harapannya supaya dampak pengangguran dari krisis ini tidak terlalu berat. Ada subsidi bunga, penempatan dana restru UMKM, penjaminan untuk modal kerja untuk UMKM dan perusahaan padat karya untuk yang pekerjanya 300 orang ke atas. Policy ini kita pastikan dampaknya mengurangi pengangguran, bagian dari well measured, well targetted. Lalu ada insentif perpajakan, dukungan terhadap Pemda, pariwisata, padat karya di Kementerian/Lembaga, cadangan perluasan untuk program sesuai kebutuhan," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kepala BKF) Febrio Kacaribu pada Kamis, (04/06) di Jakarta pada acara Tanya BKF virtual bertema Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan Isu Fiskal Lainnya.
Dalam program PEN tersebut, lebih rinci, Pemerintah menyiapkan subsidi bunga Rp35,28 triliun, penempatan dana untuk restrukturisasi UMKM, Padat Karya UMKM dan Padat Karya Rp82,2 triliun, penjaminan dan cadangan penjaminan Rp12 triliun, Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp15,5 triliun, dana talangan (investasi) untuk modal kerja Rp19,65 triliun, insentif perpajakan Rp123,01 triliun, dukungan Pemda Rp14,7 triliun, pariwisata Rp3,8 triliun, Program Padat Karya pada Kementerian/Lembaga (K/L) Rp18,44 triliun, pembiyaan investasi pada korporasi melalui LPDB KUMKM Rp1 triliun, dan cadangan perluasan Rp58,87 trliun. (nr/f)