Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh, Mawardi memantau langsung pemasangan jembatan Bailey di kawasan Awe Geutah Bireuen yang dilaksanakan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN).
Bireuen, InfoPublik – Menindaklanjuti arahan Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, dan Sekretaris Daerah Aceh, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh, Mawardi, kembali turun langsung ke lapangan untuk memastikan percepatan pemasangan jembatan sementara Bailey pada jalur lintas timur pascabencana hidrometeorologi.
Salah satu lokasi yang ditinjau adalah pemasangan jembatan Bailey di kawasan Awe Geutah, Bireuen, yang tengah dikerjakan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN). Pengawasan dilakukan untuk memastikan progres pekerjaan sesuai target serta hambatan teknis dapat segera diatasi.
Kadis PUPR Aceh bergerak menuju lokasi sejak Selasa malam (9/12/2025), pukul 22.00 WIB dan tiba di Bireuen pada Rabu pagi (10/12). Sesampainya di lokasi, Mawardi langsung berkoordinasi dengan Somat, Kepala Pekerja Erection Jembatan, mengenai proses perakitan segmen jembatan yang telah diproduksi sebelumnya.
Menurut Somat, terdapat kekurangan komponen jembatan yang menyebabkan target awal pengoperasian bagi pejalan kaki dan pengendara roda dua mundur 1–2 hari. Meski demikian, perakitan tetap diupayakan agar dapat difungsikan secepat mungkin.
“Masih ada beberapa komponen yang kurang. Kami sudah minta tim teknis melakukan pemilahan dan mengirimkan komponen cadangan jembatan Bailey yang tersimpan pascatsunami,” ujar Mawardi.
Hari ini, tambahan komponen Bailey dari Dinas PUPR Aceh telah dikirim dan mulai dipasang di Awe Geutah untuk mempercepat penyelesaian jembatan.
Akses Bener Meriah Mulai Terbuka
Perkembangan signifikan juga terlihat pada pembukaan akses dari Simpang KKA menuju Kabupaten Bener Meriah. Sejak dua hari terakhir, sesuai arahan Sekda Aceh, Kadis PUPR Aceh telah membentuk tim teknis setingkat kepala bidang untuk memperkuat tim yang bekerja di lapangan. Tim ini bertugas memberikan rekomendasi teknis, mengoptimalkan koordinasi lintas sektor, serta mempercepat pemilihan material yang tepat untuk pembangunan jalan darurat.
Salah satu tim dipimpin oleh Hasrizal Kurnia, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan PUPR Aceh, yang berhasil menembus jalur ekstrem menuju Bener Meriah. Sebelumnya, tim teknis PUPR Aceh yang dipimpin Kepala UPTD Wilayah II, Rulli Syahreza bersama Fakhurrazi, telah bekerja selama 10 hari untuk membuka kembali akses di STA 3+200 pada jalur Batas Aceh Utara–Bandara Rembele.
Tim baru melanjutkan pekerjaan dengan berjalan kaki sejauh 12 kilometer, melewati sungai dan lokasi longsor, kemudian menggunakan kendaraan roda dua sejauh 2 kilometer, sebelum meneruskan perjalanan melalui jalan kabupaten sepanjang 14 kilometer hingga mencapai kawasan Bandara Rembele. “Ini bukti bahwa akses sudah mulai terbuka, meskipun masih bersifat darurat dengan berjalan kaki,” kata Mawardi.
Hasil kajian teknis menunjukkan bahwa jalan darurat harus dibangun menggunakan material berbatu agar mampu bertahan dari tekanan aliran air. PUPR Aceh telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Bener Meriah, yang menyatakan siap mendukung penyediaan material batu dan truk dari partisipasi masyarakat. Namun, tantangan terbesar saat ini adalah ketersediaan BBM untuk mengoperasikan alat berat.
“Kami sudah melaporkan kondisi ini kepada Gubernur, Wagub, dan Sekda Aceh serta berharap dukungan pasokan BBM segera dipastikan agar jalan ini bisa dilalui kendaraan roda empat,” tambah Mawardi.
Dinas PUPR Aceh menargetkan percepatan penyempurnaan akses jalan dan jembatan dapat terus ditingkatkan dengan dukungan lintas sektor, termasuk TNI, pemerintah kabupaten, dan BUMN, demi memulihkan konektivitas dan aktivitas masyarakat terdampak.








