Presiden Jokowi langsung pimpin rapat dengan KEIN di Istana Merdeka, Jakarta (20/1). (Foto:Humas/Rahmat)
Pengurus Komite Ekonomi dan Industri Indonesia (KEIN) yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2016, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/1) pagi, memiliki tugas melakukan kajian terhadap ekonomi dan Industri. Kemudian dari kajian itu mereka memberikan rekomendasi kepada Presiden.
Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi SP, kajian dari KEIN akan dikoordinasikan dengan menko dan menteri yang berkaitan dengan ekonomi dan industri. Untuk itu, Presiden meminta agar rekomendasi KEIN konkret, yang bisa dieksekusi.
“Kalau memberikan rekomendasi yang konkret, atau yang bisa dieksekusi. Itu bahasan tadi yang disampaikan oleh Pak Presiden seperti itu,” kata Johan kepada wartawan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/1) siang.
Momentum Industrialisasi
Sementara itu Ketua KEIN Soetrisno Bachir mengemukakan, dari diskusi dengan Presiden Jokowi yang dilaksanakan di Istana Merdeka, seusai pelantikan tadi pagi. Pihaknya menekankan keyakinan bahwa saat ini adalah momentum industrialisasi untuk Indonesia.
“Kita akan menekankan bukan negara pengekspor bahan mentah, tapi sudah ada value. Dengan turunnya harga minyak, itu cost akan berkurang. Cuma memang tadi masih ada kendala bunga padahal inflasi sudah rendah,” kata Soetrisno seraya menyebutkan, Presiden Jokowi berharap bagaimana tahun ini lebih cepat lagi turunnya suku bunga bank di tanah air, supaya kita bisa kompetitif dengan negara-negara lainnya khsusnya dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
Soetrisno meyakinkan, bahwa rekomendasi KEIN adalah yang bisa dieksekusi oleh Presiden, bukan yang mengawang-awang. Ia menyebutkan, latar belakang kebanyakan anggota KEIN, yang merupakan profesional dan wiraswasta (enterpreneurs), sudah biasa mengambil keputusan.
“Jadi kita optimistis, teman-teman KEIN optimistis, kita akan menjadi negara industri yang kuat. Diharapkan pemerintahan sekarang ini, industri ini pertumbuhannya lebih tinggi,” kata Soetrisno.
Mengenai perbedaan KEIN dengan Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang dulu pernah ada, menurut Soetrisno Bachir mengatakan, jika sebelumnya mungkin lebih makro, kalau sekarang lebih industri.
“Jadi memang ada message yang penting kita ini untuk menjadi negara industri seperti kalau kita lihat Jepang, Korea, Taiwan, Cina. Nah, kita akan menuju ke sana,” tutur Mas Tris, panggilan akrab Soetrisno Bachir.
Beberapa saat setelah dilantik pengurus Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) langsung menggelar rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/1) pagi.
Dalam kesempatan itu, anggota KEIN memberikan gambaran umum situasi industri dan ekonomi di Indonesia.
“Saya juga ingin mendapatkan gambaran, sebetulnya, karena banyak sekali terutama industri baik yang dari Cina, Taiwan, dari Jepang, dari Korea dan lainnya,” kata Presiden Jokowi mengawali diskusi dengan anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional di Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden Jokowi juga menanyakan apakah dibutuhkan pembagian wilayah atau penentuan zona industri pada suatu wilayah, misalnya industri CPO, otomotif, tekstil, dan lainnya.
“Meskipun belum tentu orang kita giring ke sana. Tetapi paling tidak kalau peta itu ada orang akan mudah sekali untuk memulai usaha-usaha industrinya, ” kata Presiden melanjutkan.
Sebagaimana diberita sebelumnya pengurus Komite Ekonomi dan Industri Nasional yang dilantik oleh Presiden Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/1) pagi adalah sebagai berikut:
Ketua: Soetrisno Bachir
Wakil Ketua: Arif Budimanta
Sekretaris: Putri Wardani
Anggota:
1. Hendri Saparini
2. Hariyadi Sukamdani
3. Eddy Kusnadi Sariatmaja
4. Sudhamek
5. Johnny Darmawan
6. Benny Soetrisno
7. Mohammad Fadhil Hasan
8. Benny Pasaribu
9. Sonny Budi Harsono
10. Aries Muftie
11. Muhammad Syafii Antonio
12. M Najikh
13. Andri BS Sudibyo
14. Zulhanar Usman
15. Irfan Wahid
16. Donny Oskaria
17. Sugiarto Alim. (FID/ES)
Sumber : www.setkab.go.id