Pin It
IMG 4326
 
KOTA BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (DI) akan pindah lokasi ke kawasan Kertajati atau satu kawasan dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka. Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT DI Budi Santoso usai bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) di Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Kamis (18/8/16).
"Kita tadi minta izin (ke Gubernur) suatu saat PT DI ini pindah dari Bandung tapi tetap di Jawa Barat. Yaitu ke Kertajati," ungkap Budi usai pertemuan.
Budi mengaku hal tersebut dilakukan atas arahan dari Presiden Joko Widodo. Menurutnya, lokasi PT DI seluas 45 hingga 50 hektar saat ini sudah tidak memungkinkan untuk produksi atau lokasi pabrik pesawat, sehingga Jokowi pun ingin PT DI bisa pindah ke lokasi yang lebih luas dengan harapan akan memberikan dampak terhadap kemajuan industri pesawat terbang nasional.
Rencananya PT DI di Kertajati akan menempati lahan dengan luas 5 atau 6 kali lipat luas lahan PT DI di Bandung. Budi pun mengungkapkan hal tersebut bisa terealisasi dua atau tiga tahun mendatang, karena pihaknya perlu menyiapkan berbagai hal terkait lahan dan gedung perkantorannya.
"Rencana ini jangka panjang, karena untuk pesawat yang sekarang kita kerjakan di Bandung tapi produksinya akan dikerjakan juga di Kertajati. Kita akan secara bertahap melakukan pemindahan dari Bandung ke Kertajati," ujar Budi.
"Tapi tidak semua kesana (Kertajati), yang kemungkinan masih agak lama ada disini (Bandung) untuk produksi alutsista. Karena kita juga kan akan buat pesawat tempur, bisa jadi akan tetap di Bandung," tambahnya.
Gubernur Ahmad Heryawan (Aher) menyambut baik usulan dari Presiden ini. Bandara Kertajati memilik area yang luas ditambah dengan kawasan aerocity-nya, sehingga menurut Aher, PT DI sangat memungkinkan untuk dipindahkan ke Kertajati atau satu kawasan dengan BIJB Kertajati.
"Saya juga tadi sudah bicara dengan Dirut BIJB, Pak Virda. Dalam kawasan rancangan aerocity BIJB itu sudah ada di sebelah mana (lokasi) untuk PT DI," kata Aher usai bertemu dengan Dirut PT DI.
Kawasan aerocity BIJB memiliki luas lahan hingga 3600 hektar dan akan terus berkembang menjadi kawasan komersial ke depannya. Apabila PT DI membutuhkan luas lahan lima hingga enam kali lipat dari luas PT DI di Bandung, ini berarti dibutuhkan luas lahan antara 250 sampai 300 hektar.
Hal ini ini pun akan memberikan dampak baik bagi BIJB, serta industri penerbangan dan industri pesawat nasional. Kedua industri yang sangat berkaitan ini akan bisa saling mendukung dan berkembang secara bersamaan, serta memberikan manfaat untuk masyarakat.
"Ini akan jadi kolaborasi yang baik, yang menjamin industri kedirgantaraan kita termasuk bandara ya, industri penerbangan. Kalau industri pesawat ini bisa memasok kebutuhan maskapai untuk transportasi antar-pulau di Indonesia, saya kira ini jawabannya," pungkas Aher. (HUMAS JABAR)