DENPASAR - Puluhan layang-layang celepuk (burung hantu) bernuansa merah putih mengudara di atas langit Desa Penatih Dangin Puri , Denpasar Timur, pada Minggu (13/8). Puluhan layang-layang itu merupakan peserta lomba layang-layang serangkaian memeriahkan Hut Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-72 sekaligus merayakan hari jadi ke-35 Sekaa Teruna (ST) Bhuana Putra Banjar Buaji, Desa Penatih Dangin Puri.
Sejak pagi hari antusias para peserta lomba layang - layang tampak memadati balai banjar untuk melaksanakan pengundian nomer peserta lomba layangan. Walaupun cuaca sedikit panas, namun tidak mempengaruhi peserta dalam memainkan layangan yang dilaksanakan di setiap rumah masing-masing.
Ketua ST Bhuana Putra, Made Sugita Yasa mengatakan lomba ini pertama kalinya digelar. Kegiatan ini merupakan rangkaian dalam memeriahkan Hut Kemerdekaan RI ke-72 sekaligus merayakan hari jadi ke-35 ST Bhuana Putra. Lomba ini dilaksanakan karena melihat antusias masyarakat di dalam memainkan layangan. “Setiap harinya puluhan hingga ratusan layangan yang didominasi celepuk menghiasi langit di desa kami, oleh karena itu kami selaku pengurus ST mempunyai ide untuk melaksanakan lomba layangan celepuk bernuansa merah putih ini,” ujarnya.
Dikatakan Sugita, dalam lomba kali tidak ada system penilaian. Untuk menentukan juara kami lakukan system pengundian yang disaksikan langsung peserta lomba dan layangan pun dinaikan di masing-masing rumah. Lomba ini bukan semata-mata hanya untuk mendapatkan hadiah, tetapi ini merupakan suatu kegiatan untuk membangkitkan semangat generasi muda di dalam menjaga NKRI serta semangat perjuangan para pahlawan yang dipadukan melalui seni budaya kearifan lokal di Kota Denpasar dan Bali pada umumnya.
Selain lomba layangan celepuk bernuansa merah putih, berbagai kegiatan lomba juga kami laksanakan seperti lomba cerdas cermat, membuat ketupat, makan krupuk, tarik tambang, dan masih banyak lagi. “Kami berharap dari kegiatan ini dapat melahirkan generasi yang kreatif dalam menciptakan karya layangan serta yang terpenting dapat menumbuhkan semangat perjuangan dan melestarikan seni budaya yang kita miliki,’’ ujar Sugita.
Sementara salah satu pecinta layangan, Nyoman Sumerta (33) dari Banjar Buaji mengatakan kegiatan ini sangat menarik untuk mengajak generasi muda semakin cinta terhadap seni budaya lokal dan membangkitkan kembali semangat perjuangan para pahlawan. “Kegiatan ini merupakan ajang rekreasi untuk masyarakat yang memang harus terus dikembangkan dan dipertahankan sebagai suatu wadah dalam bentuk penguataan kebudayaan dan meningkatkan rasa kebersamaan”, ujarnya. (PR)