Pin It

20201015 Berita Daerah

 

Kementerian Perindustrian kembali meluncurkan program Startup4industry sebagai wujud nyata dalam penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Langkah strategis ini diyakini bisa menjembatani kebutuhan pelaku industri dan masyarakat terhadap peran startup sebagai technology provider.

“Kerja sama dengan pelaku startup diharapkan memberikan manfaat kepada sektor industri prioritas yang terdapat dalam roadmap Making Indonesia 4.0,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara peluncuran Startup4industry 2020 yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (14/10).

Menperin menyebutkan, terdapat tujuh sektor yang akan menjadi pionir dalam implementasi industri 4.0 di tanah air, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronik, farmasi, serta alat kesehatan. “Kami juga berharap industri 4.0 membawa dampak sosial yang positif kepada masyarakat,” terangnya.

Mengusung tema “Indonesia Percaya Diri dengan Teknologi Dalam Negeri”, Startup4industry 2020 juga diharapkan memberi andil dalam menekan dampak pandemi di sektor industri, melalui upaya pemanfaatan teknologi modern. “Untuk bisa unggul dalam berkompetisi, inovasi dan teknologi menjadi investasi penting yang dapat dihadirkan oleh industri, salah satunya dari peran startup,” tutur Agus.

Oleh karena itu, Kemenperin bertekad tidak hanya mendorong upaya substitusi impor produk, tetapi juga pada penggunaan teknologi. “Sebagai langkah penting, pemerintah telah menetapkan target program substitusi impor sebesar 35% pada tahun 2022 yang juga dilakukan dalam akselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19,” papar Agus.

Lebih lanjut, industri diharapkan dapat bergegas untuk meraih berbagai potensi pasar baru yang akan muncul dari dampak pandemi. Hal ini sejalan dengan upaya transformasi digital, di mana kebutuhan inovasi teknologi di masyarakat dan industri akan semakin meningkat.

“Juga pada masa adaptasi kebiasaan baru ini yang mengharuskan adanya pembatasan sosial sehingga dapat dikatakan seluruh sendi perekonomian nasional teramat mengandalkan kemanfaatan teknologi,” imbuhnya.

Menurut Global Startup Ecosystem Report (GSER) 2020, Indonesia berada di peringkat kedua pada Top 100 Emerging Ecosystem, yang menunjukkan bahwa ekosistem startup di Indonesia telah terbentuk. Artinya, Indonesia menjadi salah satu negara yang dilirik investor untuk memberikan investasinya pada sektor startup. “Hal ini tewujud melalui peran pemerintah, swasta, serta sivitas akademika. Ini juga memperlihatkan bahwa Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk pengembangan teknologi digital,” ujar Menperin.

Agus melanjutkan, kegiatan Startup4Industry mendukung rebooting ekonomi melalui sektor IKM dalam momentum pandemi. Pasalnya, saat ini, startup industry didominasi oleh pelaku yang ada di tahap early stage dengan skala Usaha Menengah dan Kecil (UMK). “Ini sejalan dengan UU Cipta Kerja yang didesain untuk memberi kemudahan bagi pelaku usaha dengan skala UMKM, sehingga mereka semakin terbantu,” jelasnya.

Mewujudkan Indonesia 4.0

Sejak diluncurkannya Making Indonesia 4.0 oleh Presiden Joko Widodo pada 2018, peta jalan ini memandu upaya revitalisasi sektor industri dengan penggunaan teknologi digital. Tujuan utamanya adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien sehingga mampu berdaya saing di kancah global.

Sesuai Making Indonesia 4.0, Kemenperin telah melakukan berbagai strategi untuk mendorong penerapan teknologi 4.0 di tanah air, antara lain melalui pelaksanaan pilot project implementasi industri 4.0, pelatihan industry 4.0 transformation manager, sosialisasi dan seminar tentang industri 4.0, penilaian dan pendampingan INDI 4.0 (Indonesia  Industry 4.0 Readiness Index), e-Smart IKM, serta program Startup4industry.

“Revolusi industri 4.0 membutuhkan peran serta startup sebagai implementator dan problem solver untuk mewujudkan Indonesia 4.0. Untuk itu, melalui ekosistem solusi teknologi yang dibentuk oleh Startup4Industry akan mendukung terwujudnya ekosistem industri 4.0,” tegas Menteri AGK.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih menjelaskan, program Startup4Industry 2020 memiliki serangkaian kegiatan yang akan berlangsung hingga Desember 2020. “Terdapat kompetisi berbasis pemecahan masalah dengan menggunakan teknologi industri 4.0 untuk penanganan dampak covid-19,” sebutnya.

Agenda kegiatan ini juga meliputi diskusi solutif antara problem owner dan technology startupTech Link atau temu bisnis startup dengan industri khususnya sektor IKM, serta pelaksanaan webinar dan workshop series. “Pada hari peluncuran Startup4Industry 2020 juga digelar seminar nasional yang mengangkat tajuk Startup, Technology Provider di Masa Kenormalan Baru dan Startup Vs Big Industry, Disrupting Or Empowering The Giant?,” ujar Gati.

Seminar Nasional tersebut merupakan ajang untuk menyampaikan kemanfaatan teknologi industri 4.0 serta untuk menguatkan keberadaan dan peran startup sebagai technology provider utamanya di masa kenormalan baru.

Penyelenggaraan program Startup4industry pada tahun 2018 dan 2019 lalu telah berhasil menorehkan sejumlah pencapaian, di antaranya jumlah peserta kompetisi yang mencapai 220 pelaku startup, dengan 15 proyek implementasi yang dikerjakan startup di sektor IKM, dan sebanyak 26 IKM memakai solusi teknologi dari startup tersebut.

Selanjutnya, salah satu finalis pada kompetisi Startup4industry 2018, yakni MSMB mampu menjuarai Hermes Startup Award 2020, kompetisi tingkat internasional yang diselenggarakan pertama kali oleh Deutsche Messe, penyelenggara Hannover Messe.