Pin It

20200831 Sikap Profesional Pranata Humas Dukung Penyebaran Informasi Program Pemerintah 1

 

Jakarta, Kominfo - Pejabat Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat harus mampu bersikap profesional sehingga dapat optimal menjalankan tugasnya dalam menyebarkan informasi yang berkaitan dengan program-program strategis pemerintah.

"Pranata humas menjadi organisasi yang betul-betul sangat strategis. Yang ingin saya sampaikan jangan sampai itu kalah pentingnya dengan humas swasta," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo dalam Peluncuran Buku Ikatan Pranata Humas secara virtual, Sabtu (29/08/2020).

Menurut Dirjen Widodo, pranata humas sebagai ujung tombak dalam menyebarkan setiap informasi yang berkaitan dengan program strategis pemerintah melalui berbagai kanal komunikasi. Oleh karena itu, humas pemerintah tersebut harus mampu membuat pesan yang cerdas yang ditujukan kepada khalayak ramai.

Tujuannya, masyarakat dapat memahami setiap program strategis pemerintah dari berbagai instansi. Dan pada akhirnya setiap individu dapat turut berpartisipasi secara aktif mendukung kebijakan yang diterbitkan.

"Kita harus tegak berjalan, lantang berbicara, dan cerdas membuat pesan agar supaya asosiasi kehumasan pemerintah itu betul-betul menjadi ujung tombak," katanya.

Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh pejabat humas pemerintah, menurut Dirjen IKP, harus bertransformasi mulai dari penampilannya secara fisik. Seorang humas harus memiliki penampilan rapi yang dapat membuat penampilan yang meyakinkan khalayak ramai. "Kesan pertama harus bagus setelah itu, buktikan anda ini humasnya negara Indonesia," tuturnya.

Langkah kedua, melakukan komunikasi publik terhadap setiap kebijakan pemerintah yag berkaitan dengan khalayak luas dengan efektif. Hal tersebut, sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku saat ini, sehingga mampu membuat kesejahteraan masyarakat.

"Pemerintah ingin mewujudkan pembukaan UUD 45. Kita ingin membangun masyarakat yang beradab," katanya.

Dirjen IKP mengapresiasi penerbitan bunga rampai dalam bentuk buku. Menurutnya buku itu merupakan aksi nyata humas pemerintah. "Mulai hari ini, mari, kita tingkatkan peran pranata humas yang juga merupakan amplifikasi pemerintah. Ke depan, pranata humas diharapkan juga dapat menjadi influencer pemerintah,” ungkapnya.

Dirjen Widodo menambahkan, Iprahumas merupakan organisasi yang strategis. Melalui organisasi ini, pranata humas dapat lebih termotivasi menjalankan perannya lebih baik, khususnya di masa pandemic Covid-19 saat ini. Informasi adalah kekuatan komunikasi dan persepsi. Humas harus pandai mengubah “important news” menjadi “good news” agar tidak terjebak di “bad news is good news”.

Selain Dirjen IKP Widodo Muktiyo, hadir sebagai narasumber Staf Ahli Bidang Pajak Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti, dan penulis buku serta CEO Nexus RMSC Firsan Nova. Selain itu, acara tersebut juga akan mendatangkan tamu-tamu istimewa dari kalangan akademisi dan praktisi.

Dalam acara itu, Staf Ahli Bidang Pajak Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti menyampaikan, Iprahumas bisa menjadi gebrakan bagi pranata humas yang saat ini masih terbelenggu birokrasi untuk melakukan hal-hal yang bersifat strategis di kehumasan.

“Pranata humas harus hadir di setiap rapat penting terkait pengambilan keputusan kebijakan publik. Sebab, humas nanti akan menjadi penyalur informasi dan komunikasi publik, serta memunculkan kepercayaan publik terhadap pemerintah,” kata Nufransa.

CEO Nexus RMSC Firsan Nova menambahkan, perjuangan humas dimulai dengan tujuan agar didengar. Setelah terdengar, humas dapat melakukan aksi nyata sesuai visi dan misi, sehingga dampaknya dapat dirasakan.

“Kreatif bagi humas itu penting, tapi juga harus strategis. Humas harus mulai beralih piker dari hal teknis ke strategis,” imbuh Firsan Nova.

Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia memperingati hari jadi ke-5 yang ditandai dengan gelar wicara (talk show) bertema “Lima Tahun Iprahumas dan peluncuran buku berjudul “The Real GPR: 111 Tulisan Pranata Humas Indonesia”. Kegiatan yang dilakukan secara virtual dihadiri sebanyak 210 peserta yang berasal dari para praktisi kehumasan, pustakawan, dan akademisi seluruh Indonesia.