Walikota Bogor Bima Arya saat menghadiri pemancangan tiang pertama di halaman belakang RSUD Kota Bogor, Senin (18/7).
BOGOR – Pemerintah Kota Bogor terus melakukan perbaikan pelayanan publik dalam hal ini dari sektor kesehatan yaitu di revitalisasinya RSUD Kota Bogor. Nantinya RSUD Kota Bogor akan menyediakan 500 kamar inap. Walikota Bogor Bima Arya berpesan agar kedepan RSUD Kota Bogor menjadi rujukan rumah sakit lain di Kota Bogor.
Diktakannya Kinerja RSUD ditentukan lewat kualitas dan prestasi, mulai dari faktor fisik berupa kondisi bangunan, alat kesehatan yang memadai dan teknologi kesehatan yang mumpuni. Faktor fisik di atas harus dibarengi kapasitas tenaga medis dan non medis. Terakhir, kultur yang dimiliki rumah sakit.
Ketiga hal tersebut menurut Bima harus saling melengkapi. Tidak ada satu maka tidak mungkin rumah sakit itu disebut memiliki pelayanan yang prima. Ke depan Kota Bogor terus fokus untuk akselerasi peningkatan kepada tiga aspek tersebut.
“Fisik mentereng, SDM mumpuni tetapi kalau pelayanan jutek, lemot dan bolot itu tidak ada artinya. Kultur melayani harus betul-betul sangat diperhatikan. Kalau kemarin ada kampanye No Julembo itu sangat bagus. Yang penting kulturnya dihidupkan yaitu gairah untuk melayani,” tegas Bima.
Bima menyoroti adanya kritikan pedas dari masyarakat terkait munculnya banner di RSUD tentang pelayanan di RSUD. “Kalau ada kritik itu sudah biasa,” imbuhnya. Bima berharap RSUD tidak anti kritik, jangan alergi kritik dan jangan ragu untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki. “Wayahna da RSUD mah bukan profit oriented. Kalau mau cari kaya tidak disini tempatnya mencari amal ibadah dan yang mau mencari kaya lama-lama akan tersingkir,” sambungnya.
Bima menambahkan, yang namanya orang sakit itu kalut. Ia mencontohkan ketika mendampingi kedua orang tuanya yang sakit sampai sakaratul maut. Bima dapat membayangkan betapa kalutnya keluarga. “Penyakitnya sudah jelas, uang ada tetapi tetap saja kalut apalagi kalau penyakitnya belum jelas kemudian uang juga tidak ada,” cetus Bima. “Oleh karena itu sangat dipahami kalau warga itu banyak mengeluhnya ketika datang kesini,” jelasnya.
Terakhir Bima berpesan, jangan pernah menyerah, tetap semangat karena kita semua punya kesempatan untuk menuai amal semaksimal mungkin. Bima berpesan di masa revitalisasi ini, agar seluruh jajaran di RSUD senantiasa memperhatikan masa transisi. “Ruang-ruang tundakan yang sangat rawan terinfeksi tolong dipastikan tetap steril. Layanan tidak boleh berhenti, kualitasnya juga tidak boleh menurun apalagi sampai kecolongan karena ada kegiatan pembangunan fisik di area rumah sakit,” pungkasnya. (hms kota_bogor).