Pin It

20160419 nunjuk gambar

Menteri Yuddy menyimak gambar Gunung Sewu di ruang kerja Bupati Gunung Kidul, Badingah, Selasa (19/04)

 

YOGYAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (19/04). Salah satu kabupaten di Provinsi DIY ini menempatkan dua inovasi ke dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2016, yakni Klinik Konsultasi Agribisnis (KKA) oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) dan One Stop Service Toilet (OSST) di SMKN 3 Wonosari.

BP2PK menjadi tujuan pertama kunjungan Yuddy yang didampingi Deputi Pelayanan Publik Diah Natalisa. Selanjutnya, Menteri beraudiensi dengan Bupati Gunung Kidul Badingah beserta jajaran Forkominda. Blusukan berlanjut ke RSUD Wonosari, SMKN 3 Wonosari, dan Polres Gunung Kidul. 

Saat di BP2KP, Yuddy berbincang-bincang dan memberikan motivasi kepada para penyuluh untuk terus meningkatkan kinerjanya membantu petani serta berinovasi. Menteri Yuddy mengapresiasi keberhasilan penyuluhan yang berdampak langsung pada peningkatan peningkatan penghasilan petani, kepemilikan aset, dan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan sektor pertanian pun meningkat. Keberhasilan inovasi ini membutuhkan komitmen petugas penyuluhan, kerja sama pemangku kepentingan, dan partisipasi petani. Pelatihan dan peningkatan kapasitas penyuluh terbukti meningkatkan kualitas petani yang dibimbing. 

Kepada Kepala Badan BP2KP Kabupaten Gunung Kidul, Menteri menginstruksikan agar inovasi ini direplikasi di 13 Balai lain yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. ''Semangat utama kompetisi inovasi pelayanan publik adalah agar pemenangnya dapat inovasinya dapat direplikasi,” ujar Yuddy.

Sejak akhir tahun 2014, BP2KP melakukan revitalisasi KKA dengan melakukan perbaikan sistem dan standar pelayanan, kepastian pelayanan menyangkut persyaratan, biaya, dan waktu penyelesaian, dan kompetensi petugas. Penyuluhan di kecamatan dan desa dilakukan dengan memetakan potensi pertanian dan pemberdayaan masyarakat. Pelayanan KKA diberikan dalam bentuk pelatihan, pemagangan, pengembangan jejaring, dan inkubator agribisnis. Prosedur KKA meliputi konsultasi di tingkat kecamatan, pencatatan permasalahan, konsultasi didukung informasi berupa perpustakaan, ruang display, atau kebun percontohan, dan pendampingan bisnis pertanian.

Kepala (BP2KP) Kabupaten Gunung Kidul I Ketut Santosa dalam kesempatan itu menyatakan,  kegiatan agribisnis Gunungkidul didominasi oleh petani dengan proporsi 54,41% dari total jumlah penduduk, dengan total luas lahan 148.536 ha. Sekitar 75,43% petani atau sekitar 125.415 rumah tangga merupakan petani gurem, yaitu petani yang memiliki luas lahan kurang dari 5.000 m2. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Gunungkidul membantu para petani gurem untuk meningkatkan produktivitas melalui Klinik Konsultasi Agribisnis (KKA).

Tapi  pada tahap awal masih bersifat konvensional, yakni tatap muka petugas dengan petani dan kelompok tani dan bersifat top down. Kontribusi kegiatan ini belum dirasakan manfaatnya oleh petani/kelompok tani untuk meningkatkan produktivitasnya. Sebelum adanya inovasi, petani dan kelompok tani tidak mendapat sarana konsultasi yang memadai tentang bisnis pertanian. Dengan adanya inovasi, mereka memperoleh pendampingan untuk meningkatkan bisnis pertanian,” ujarnya.

Dikatakan, saat ini permasalahan agribisnis pertanian, perikanan, dan kehutanan telah mendapat bantuan konsultasi dan pembinaan. Konsultasi dihadiri rata-rata 288 peserta, 16 penyuluhan per bulan dengan 116 penyuluh dan 1.856 penerima penyuluhan. “Hasilnya, terjalin kerja sama antar pemangku kepentingan dan kemampuan petani dan hasil panen meningkat,” ujarnya.

Di RSUD, Menteri menyambangi ruang perawatan kelas 3 dan pelayanan BPJS. Kepada petugas BPJS, Yuddy menekankan agar lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, terlebih setelah kenaikan iuran peserat BPJS untuk kelas 1 dan 2. "BPJS harus terus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.

Tak lupa, Yuddy mengunjungi SMKN 3 Wonosari. Menteri terkesan dengan inovasi sederhana dari sekolah ini, tetapi memeberikan edukasi yang sangat bagus. "Dalam inovasi ini, selain edukasi juga dipadukan dengan toko kejujuran. Tetapi bagi siswa yang kebetulan tidak membawa uang, tetap boleh mengambil dulu, dengan mencantumkan catatan bahwa belum membayar," tutur Yuddy. 

20160419 tanda tangan buku tamu

Menteri Yuddy menandatangani buku tamu saat berkunjung ke BP2KP Kabupaten Gunung Kidul, Selasa (19/04)

Kepada Deputi Pelayanan Publik, Menteri langsung memerintahkan agar inovasi ini direplikasikan di sekolahan seluruh Indonesia, khususnya untuk SLTP dan SLTA, yang memiliki siswa perempuan yang sudah haid.

Menanggapi hal itu, Diah Natalisa mengatakan siap melaksanakan perintah tersebut. "Ini idenya sederhana, dan tidak membutuhkan dana besar, teknologi canggih. Saya optimis semua sekolah bisa mereplikasi inovasi dari SMKN3 Wonosari ini," ujarnya.

Bupati Gunung Kidul Badingah mengatakan bahwa inovasi ini sudah direplikasi di 10 sekolah di Kabupaten Gunung Kidul.  Inovasi One Stop Service Toilet (OSST) diterapkan di SMKN 3 Wonosari,  kabupaten Gunung Kidul , DIY dengan komposisi pelajar 574 siswi dan 388 siswa. OSST ini merupakan program pelayanan terpadu bagi siswa, guru dan karyawan putri dalam meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan reproduksi.

Inovasi ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kepedulian pelajar terhadap kebersihan toilet dan kesehatan reproduksi masih rendah. Siswi mempunyai kebutuhan yang lebih kompleks, tidak sekedar buang air besar maupun kecil, tapi juga kebutuhan ektra menggunakan toilet secara rutin setiap bulan ketika mereka sedang haid.

Siswi tersebut sering mengalami kesulitan dan merasa malu, akhirnya pulang ke rumah, tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar pada jam berikutnya. Mereka juga tidak memahami kesehatan reproduksi yang berakibat pada kasus kehamilan remaja. Inovasi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan siswi haid, tetapi juga edukasi berupa ceramah umum dan coaching clinic kesehatan remaja.

Pembentukan Komunitas Pecinta Toilet Bersih. Program toilet Bersih Sehat Jujur dimulai dengan penyediaan sarana meliputi lemari, pembalut, celana dalam, kantung palstik, tempat sampah, kotak uang, pewangi, keset, dan banner toilet, gantungan baju, dan papan pengumuman. Penyuluhan kesehatan reproduksi bekerja sama dengan puskesmas dan universitas.

Sebelum inovasi, siswi menghadapi masalah toilet. Setelah inovasi, tumbuh budaya bersih dan sehat di sekolah. Toilet sekolah menjadi bersih. Warga sekolah bertanggung jawab menjaga kebersihan. Siswi haid tidak mengalami gangguan dalam kegiatan belajar karena tersedia toilet bersih.

Tumbuhnya budaya bersih dan sehat bagi guru dan siswa-siswi, dan menjadi contoh toilet sekolah yang bersih. Perubahan pola pikir dan gaya hidup dapat didorong oleh penyediaan fasilitas yang memadai di lingkungan sekolah. Inovasi yang sederhana dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar di sekolah.

Menteri  menambahkan, inovasi pelayanan publik tidak selalu identik dengan teknologi canggih dan berbiaya mahal. Apa yang diterapkan di SMKN 3 Wonosari mislanya, tidak menggunakan teknologi canggih, dan mahal. Tetapi manfaat yang diperoleh sangat besar, baik dari sisi edukasi terutama untuk melatih kejujuran siswa, juga kesehatan dan kebersihan.

Kunjungan Yuddy selanjutnya ke Samsat Wonosari yang berlokasi di komplek Mapolres Gunung Kidul. Meski sudah agak sepi, tetapi Yuddy menilai gedung Mapolres Gunung Kidul dan Samsatnya cukup megah dan representatif, dengan pelayanan lengkap. 

Menteri  dalam kesempatan juga mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo agar seluruh aparatur negara selalu bekerja lintas sektoral, semua SKPD harus bekerja sama. Menteri menilai, Kabupaten Gunung Kidul memfokuskan pembangunan di sektor pertanian dan pariwisata. “Untuk itu, semua harus bersinergi mengejar fokus  pembangunan itu,” ujarnya.

Yuddy menambahkan, dirinya akan hadir di kabupaten-kabupaten yang memiliki kinerja dan pencapaian baik seperti gunung Kidul ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah pusat. Pemerintah akan memberikan dukungan bagi pemda yang memiliki kinerja yang baik baik dari sisi anggaran maupun pemenuhan kebutuhan SDM aparaturnya.

Menteri juga menyampaikan apresiasinya kepada Kabupaten Gunung Kidul yang berhasil meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintahnya (AKIP) tahun 2015 dari CC menjadi B. (ags/HUMAS MENPANRB)