SURABAYA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi mengapresiasi keberhasilan Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara (BKN) Surabaya dalam melaksanakan tes CPNS dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) pada tahun 2014 lalu. Dengan ruang kelas yang mampu menampung 100 peserta, salah satu unit kerja BKN ini digunakan untuk penyelenggaraan tes oleh 13 kementerian/lembaga dan 12 pemerintah daerah, dengan peserta sebanyak 40 ribu orang.
Menurut Yuddy, keberhasilan ini harus terus dipertahankan dan ditingkakan lagi agar penyelenggaraan di tahun-tahun mendatang bisa lebih baik lagi. “Tes CPNS dengan sistem CAT terbukti bisa menutup peluang terjadinya KKN dalam penerimaan CPNS. Karena itu harus terus dijaga dan ditingkatkan lagi,” ujarnya saat melakukan peninjauan Kanreg II BKN Surabaya, Kamis (08/01).
Dalam kunjungan tersebut Yuddy mendapat masukan dari Kakanreg II BKN Surabaya Darmanto, bahwa pihaknya dipusingkan dengan penyimpanan berkas-berkas CPNS yang menumpuk di kantornya. Hal ini tidak hanya dialami Surabaya, tetapi juga dialami oleh kantor-kantor regional BKN di seluruh Indonesia.
Menanggapi hal itu, Menteri mengatakan, pihaknya akan mengkaji pembuatan payung hukum yang memungkinkan berkas-berkas itu disimpan secara elektronik. “Saya rasa sebaiknya dengan cara scaning dan disimpan dalam bentuk PDF,” imbuh Yuddy.
Selain kunjungan ke BKN, Yuddy juga blusukan ke Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) Surabaya. Kunjungan itu dilakukan sehubungan adanya pengaduan masyarakat, bahwa para pensiunan harus mengantri sejak jam 02.00 dini hari untuk mengambil uang pensiun di bank tersebut.
Region Operation Head BTPN Jatim L. Heru Wijanarko mengakui bahwa hal itu dilakukan untuk mengambil nomor antrean. Pasalnya, jumlah pensiunan yang mengambil gajinya di bank yang berada di Jl. Indrapura Surabaya ini mencapai 3.000 orang. Umumnya mereka mengambil gajinya di tanggal yang hampir bersamaan, antara tangal 2 – 5.
Menanggapi hal itu, Menteri Yuddy menekankan agar manajemen BTPN mencari terobosan dalam meningkatkan pelayanan bagi pensiunan. “Kasihan, masa mereka yang sudah tua harus mengambil nomor antrean dari jam dua dini hari,” ujarnya. Ditambahkan, para purna bakti itu sudah saatnya menerima pelayanan terbaik, imbuhnya.
Masih dalam kaitannya dengan kunjungan kerja di Surabaya, Yuddy juga berkesempatan melantik Pengurus Daerah (Pengda) Lembaga Karatedo Indonesia (Lemkari) Jawa Timur. Dia berharap agar kepengurusan ini dapat berjalan seiring dengan pembinaan prestasi karateka. “Kita harus berprestasi, baik di tingkat daerah, nasional bahkan di tingkat internasional,” ujarnya menambahkan. (ags/HUMAS MENPANRB)