JAKARTA - Di tahun yang penuh dinamika ini BPKP sebagai instansi strategis diminta memegang teguh prinsip pionir profesional, yaitu kerja keras, tuntas, integritas, dan ikhlas. Karena itu, BPKP yang menjadi mata dan telinga Presiden dapat membersihkan diri sendiri agar dapat menjadi pembersih.
"Setiap instansi harus saling mengawasi agar BPKP dapat menjadi sapu yang bersih untuk membersihkan KKN dan menjadi panutan dalam organisasi," ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Azwar Abubakar dalam rapat kerja nasional BPKP tahun 2014, Kamis (09/01).
Dikatakan lebih lanjut, BPKP harus waspada dan selalu meningkatkan kapasitas serta kapabilitas. Sebab, meskipun reformasi birokrasi sudah berjalan, namun ada saja persoalan yang muncul.Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP), lanjut Azwar, patut diberikan penghargaan karena kinerjanya yang sudah di atas rata-rata. "BPKP sudah tegas, tapi juga situasional," ungkap Azwar Abubakar
Kementerian PANRB bersama BPKP bertanggungjawab terhadap baik buruknya reformasi birokrasi. Sebagai satu paguyuban harus saling bekerja sama yang saling terintegrasi. "BPKP itu ujung tombak, Menpan gagangnya. Tidak bisa tombak melesat tanpa gagangnya. Maka BPKP dan Menpan wajib bekerja sama agar saling bermanfaat bagi negeri ini," imbuhnya.
Rapat yang disertai dengan pencanangan pembangunan zona integritas untuk menegaskan kembali komitmen BPKP tersebut dihadiri pula oleh Ketua BPKP, Ketua BPK, Ketua Ombudsman, Ketua KPK, Wakil Kejagung, dan Wakil direktur tindak pidana ekonomi dan khusus. Peserta rapat internal BPKP yang digelar nasional juga dihadiri oleh sekretaris utama BPKP, Deputi, Inspektur, Direktur, Kepala Perwakilan, Kepala Biro, dan Kepala Pusat di lingkungan BPKP dari 33 provinsi. (bby/HUMAS MENPANRB)