Sekretaris Kementerian PANRB Dwi Wahyu Atmaji saat menyampaikan sambutan dalam acara Penutupan Kerja Sama Proyek Transformasi yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (17/11).
JAKARTA – Program Transformasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) bersama Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), sebuah organisasi asal Jerman yang berfokus pada peningkatan administrasi publik, akan segera berakhir. Sejak 2014, Kementerian PANRB telah menjadi mitra utama GIZ dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi sistem pemerintahan di Indonesia.
Kolaborasi dengan Kementerian PANRB ini tentu telah menorehkan berbagai capaian, terutama dalam ranah reformasi birokrasi di berbagai lini. Untuk itu, Sekretaris Kementerian PANRB Dwi Wahyu Atmaji menegaskan bahwa capaian dari Transformasi akan terus dilanjutkan meski kerja sama ini berakhir pada Desember 2020 nanti.
“Pandemi Covid-19 dan tekanan dunia digital telah menantang kita untuk terus mendayagunakan hasil capaian Transformasi, baik dalam lingkungan yang berbeda maupun pada dinamika pelayanan publik di masa mendatang. Maka penting bagi kita untuk menjadikan Transformasi sebagai batu pijakan dan kelengkapan guna menghadapi tantangan-tantangan tersebut,” ujarnya saat menyampaikan sambutannya dalam acara Penutupan Kerja Sama Proyek Transformasi yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (17/11).
Dalam kesempatan tersebut, Atmaji juga mengapresiasi kerja sama pemerintah Indonesia dan Jerman yang telah berlangsung selama tujuh tahun tersebut. Apresiasi tersebut juga ia sampaikan atas upaya pertukaran pengetahuan dengan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam upaya untuk membentuk knowledge networks dan memanfaatkannya bagi perumusan kebijakan secara evidence-based. “Oleh karenanya merupakan keharusan bagi kami di Kementerian PANRB mengucapkan terima kasih kepada GIZ atas dukungannya selama ini,” imbuhnya.
Selama bekerja sama, GIZ dan Kementerian PANRB telah melakukan berbagai program. Di bidang SDM Aparatur misalnya, adanya penetapan standar kompetensi jabatan, manajemen talenta dan aplikasinya, merupakan hasil kerja sama GIZ dalam bidang manajemen SDM. Sementara di bidang pelayanan publik, GIZ dan Kementerian PANRB telah berkolaborasi untuk mengimplementasikan sistem penanganan aduan masyarakat melalui aplikasi LAPOR!.
Kementerian PANRB bersama GIZ juga menghadirkan kompetisi inovasi pelayanan publik sebagai kegiatan tahunan bagi seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah di Indonesia. GIZ juga menunjukkan dukungannya pada Indonesia dalam kompetisi The United Nations Public Service Awards (UNPSA).
Tidak hanya itu, di tengah pandemi saat ini, GIZ dan Kementerian PANRB memberikan apresiasi untuk inovasi pelayanan publik penanganan Covid-19. Apresiasi tersebut ditujukan tidak hanya bagi pemerintah, tapi juga universitas, sektor swasta, kelompok masyarakat, dan bahkan individu. Ini menjadi respon pemerintah untuk meningkatkan kesadaran publik akan bahaya Covid-19.
Di sisi lain, Lead Advisor Governance and Inclusive Growth GIZ Philip Johansen menyebutkan bahwa proyek Transformasi merupakan sebuah proyek yang menjadi percontohan bagaimana pembangunan Indonesia dan Jerman bisa berhasil. Salah satu penentu yang menjadi faktor keberhasilan proyek ini adalah banyaknya program utama yang sudah diformalisasi dalam bentuk keputusan menteri, peraturan, ataupun standar operasional prosedur (SOP).
“Meskipun terdengar sangat administratif, tapi ini sangat penting karena semua upaya tersebut memungkinkan Indonesia lebih berkembang dan menjamin keberlanjutan proyek ini di masa mendatang,” jelasnya.
Philip menambahkan, komitmen para pemangku kebijakan yang terkait dalam kerja sama ini juga menjadi faktor penentu keberhasilan program. Menurutnya, walau Transformasi merupakan program bilateral antara Indonesia dan Jerman, namun tidak menutup kemungkinan untuk kalangan di luar pemerintah, seperti universitas, jurnalis, dan non-governmental organization (NGO), turut berpartisipasi di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Lebih lanjut, Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa mengaku GIZ telah mengajarkan best practices untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Manajemen bantuan teknis dengan menempatkan advisor di daerah telah dirasakan manfaatnya, terutama dalam mengakselerasi kemajuan program.
Diah mengatakan walaupun kerja sama ini berakhir terdapat beberapa tantangan kedepan yang harus dihadapi. Salah satunya kemandirian pengelolaan program oleh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, terutama pada aspek sumber daya manusia dan finansial. “Tantangan berikutnya adalah mengawal keberlanjutan program sehingga program yang sudah berjalan dapat menjadi kebiasaan atau budaya organisasi,” pungkasnya (nan/HUMAS MENPANRB)