JAKARTA - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) telah melakukan assessment test kepada seluruh staf di Kementerian PANRB. Seluruh pegawai yang berasal dari berbagai bidang di tes kompetensinya dalam program uji coba pemetaan jabatan fungsional umum.
Sabar Wibowo, salah satu pegawai dari Biro Hukum dan KIP Kementerian PANRB mengatakan, soal-soal yang diberikan dalam uji kompetensi ini relatif sulit. Dia mencontohkan mengenai soal yang berhubungan dengan pelayanan seperti pramusaji.
"Soal yang paling susah itu mengenai sikap dan pelayanan karena pertanyaannya itu bukan bidang kita, misalnya saja soal tentang pramujasi. Kalau yang diberikan soal berada di bidang pelayanan itu masih nyambung dan bisa dikerjakan, tetapi kalau yang menjawab bukan bagian itu rada susah," katanya usai menjalani uji penilaian di kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Rabu (22/6).
Selain itu, lanjut Bowo, cara pengisian soal yang dilakukan dengan manual juga menjadi masalah tersendiri. Dia menyarankan, soal untuk uji kompetensi seperti ini dilakukan seperti computer assessted test (CAT). "Tadi kita tidak diberi tahu soal waktunya jadi seperti kecepatan. Lebih baik seperti CAT jadi kita bisa tahu waktu yang kita butuhkan untuk menjawab soal-soal, jadi tadi kalau ada soal yang susah lebih baik dibiarkan tidak diisi," katanya sambil tertawa.
Sukiyo, pegawai dari Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan mengatakan, secara umum soal yang diberikan terlalu sulit. Karena, sebagai seorang supir dirinya tidak begitu menguasai soal-soal seperti Bahasa Inggris dan Komputer. "Soalnya sedikit gampag tetapi lebih banyak susahnya, yang gampang contohnya masalah soal pengemudi karena itu memang tupoksi saya. Tapi kalau yang susah seperti soal Bahasa Inggris dan komputer, itu kan kita tidak pernah bersinggungan," katanya.
Menurut Sukiyo, pada dasarnya uji kompetensi ini memang bagus untuk penataan pegawai. Namun, dia menyarankan agar soal yang dibuat sesuai dengan tupoksi masing-masing pegawai. Dia juga mengaku lebih baik soal dilakukan secara manual karena lebih dipahami meskipun waktu yang diberikan terlalu cepat.
Sementara itu, Nasrudi, salah satu Satpam di Kementerian PANRB mengaku bahwa soal yang dibuat terlalu sulit. Dia sendiri mengaku banyak pertanyaan-pertanyaan yang tidak dimengerti. "Sulit dimengerti, ngejelimet (soalnya). Ada pertanyaan yang sesuai bidang tapi ada yang tidak. Kalau untuk Bahasa Inggris dan komputer itu tergantung bidang, kalau saya sebagai satpam kurang menguasai," katanya.
Menurutnya, sebagai seorang manusia wajar merasa takut jika tes ini akan mempengaruhi posisinya saat ini. Namun, dia akan terus memberikan kinerja yang terbaik. "Manusiawi kalau ketakutan, tinggal kita siap atau tidak. Kita tinggal kerja yang terbaik saja," kata Nasrudin. (ns/HUMAS MENPANRB)