Presiden saat menghadiri acara Silaturahmi Nasional Pemerintah Desa se-Indonesia di Stadion Tenis Indoor, GBK, Jakarta, Rabu (10/4).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa desa itu selalu berada dalam pikiran dan hatinya.
“Bukan karena saya berasal dari desa, bukan itu saja, tetapi menurut saya, membangun desa artinya membangun Indonesia,” ujar Presiden saat menghadiri acara Silaturahmi Nasional Pemerintah Desa se-Indonesia di Stadion Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (10/4) sore.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 74.900 desa. “Sebuah jumlah yang tidak sedikit. Dan Bapak/Ibu sekalian adalah presidennya desa. Ya desa ini seperti republik kecil, seperti negara kecil. Jadi Bapak/Ibu semuanya adalah seperti presiden tapi di desa,” ujarnya.
Seorang kepala desa, menurut Presiden, mengurusi semua hal seperti kelahiran anak, warga meninggal, dan jam kerjanya 24 jam. “Jadi kalau pemerintah sejak 2015 kemarin mengucurkan dana desa 20 triliun, 2016 47 triliun, 2017 60 triliun, 2018 60 triliun. Dan tahun ini, 2019, 70 trilun itu sudah betul dan memang wajib,” jelas Presiden seraya memastikan ke depan akan naik terus anggaran dana desa.
Penggunaan dana desa, menurut Presiden, harus betul-betul diarahkan tepat sasaran. “Kalau di desa itu misalnya infrastrukturnya jelek ya bangun infrastruktur jalan, jembatan. Hal yang kecil-kecil itu bisa menyusahkan warga kita,” tuturnya.
Saat kunjungan, Presiden mengaku sangat memperhatikan jalan maupun jembatan kecil di desa yang meskipun kelihatan sepele, tapi itu vital dan sangat penting bagi mobilitas orang, barang, dan logistik yang ada di situ.
Menurut Presiden, kunci kemajuan desa itu ada dua, pertama, kepemimpinan yang menguasai tata kelola pemerintahan maju dan inovatif. “Yang kedua, betul-betul kita perhatikan masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, kualitas SDM,” tutur Presiden ke-7 Republik Indonesia.
Angkat Produk Lokal Desa
Ke depan, menurut Presiden, kalau dalam 4 tahun kemarin konsentrasi kepada infrastruktur desa, selanjutnya mulai sedikit digeser ke hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi dan inovasi.
“Kalau ada produk-produk di desa, produk-produk lokal yang memiliki keunggulan, nah di situlah mulai diberikan suntikan agar menjadi sebuah produk yang memiliki kualitas, memiliki daya saing sehingga bisa dijual masuk ke kota masuk, ke tingkat nasional,” ujar Presiden.
Cara untuk menjualnya, sambung Presiden, dorong agar packaging-nya, kemasannya baik, diberi label yang baik, diberi merek yang baik, ada brand yang baik, angkat menjadi produk nasional lewat online, dengan marketplace.
Kalau sudah dikenalkan ke tingkat nasional dan membawa global marketplace, menurut Presiden, itu mudah sekali. “Yang paling penting mengangkat dulu dari desa, masuk ke marketplace tingkat nasional, kemudian akan dibawa lagi ditarik ke global marketplace. Ini yang ke depan itu mulai dipikirkan ke arah itu,” ujar Kepala Negara.
Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa produk di desa banyak sekali dan memiliki keunggulan, tetapi belum bisa diangkat karena urusan kecil-kecil tadi.
“Kemasannya kurang baik, mereknya belum diberi label nama yang baik, desain kemasan yang masih belum baik. Hal-hal kecil seperti itu, bukan barangnya,” jelas Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini Menko Polhukam Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Desa PDTT Eko Sandjojo. (FID/EN)