JAKARTA – Di era globalisasi seperti sekarang ini, persoalan meningkatkan ekonomi keluarga tak hanya menjadi peran lelaki, namun juga perempuan. Karena itu, perempuan juga harus mandiri secara ekonomi agar tak selamanya ditindas.
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dewi Motik Pramono mengatakan, perempuan harus punya peran besar dalam perkembangan perekonomian. “Perempuan harus menjadi tonggak perkembangan perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam seminar yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrsi (PANRB), Kamis (19/06).
Dewi Motik berharap perempuan-perempuan Indonesia khusunya para istri birokrat bisa memajukan perkenomian Indonesia. “Tidak hanya bermimpi tapi harus melaksanakannya dan berbagi dengan orang lain,” ucapnya.
Menurut dia, salah satu sektor yang dapat digarap oleh kaum perempuan antara lain usaha kecil menengah. Saat ini UMKM tercatat sebanyak 55,2 juta atau 99,99% dari total pelaku usaha Indonesia, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 10,17 juta (97,24%) dari total tenaga kerja nasional.
Dewasa ini, sekitar 39% dari seluruh KUKM di Indonesia sudah dikelola oleh perempuan, dan sekitar 18% merupakan perusahaan menengah dan besar. Tak hanya itu, Dewi motik mengatakan bahwa 70% dari karyawan pada KUKM adalah perempuan.
“KUKM harus mampu menjadi market leader dalam memanfaatkan pasar domestik yang sangat potensial dengan tetap melakukan upaya inovatif dalam rangka membangun image dan brand produk Indonesia di pasar global,” imbuhnya. (Gin/ HUMAS MENPANRB)