Bupati Lumajang Thoriqul Haq saat menampilkan inovasi SUSI PASTI dari UPT Puskesmas Gucialit, dalam Presentasi dan Wawancara KIPP 2022, secara virtual, Rabu (06/07).
JAKARTA – Sejumlah inovasi pada kategori Efektivitas Institusi Publik untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPM) atau Sustainable Development Goals (SDGs) meramaikan tahap presentasi dan wawancara hari ke-9 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun 2022, Rabu (06/07). Terdapat sembilan inovasi yang berasal dari kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur serta Kabupaten Banyumas, tampil dihadapan Tim Panel Independen (TPI) secara virtual.
Presentasi diawali oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek dengan inovasi Smart Gendana yang merupakan suatu integrasi sistem sekaligus nama instalasi alat ramah lingkungan berkonsep dari alam untuk alam. Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek Andriyanto menjelaskan Smart Gerdana memanfaatkan sekam dan tongkol jagung hasil panen menjadi arang aktif dan asap cair melalui proses pembakaran tanpa mengeluarkan asap dengan instalasi yang terbuat dari barang bekas. Hasil pembakaran selama delapan jam menghasilkan sekam yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman, sedangkan tongkol jagung digunakan sebagai penyaring yang diletakan dalam wadah di pintu masuk air irigasi.
Arang yang dilewati air akan menyerap racun, logam berat, dan mikroorganisme patogen air sehingga layak digunakan sebagai irigasi lahan. Sementara hasil pembakaran berupa asap cair digunakan sebagai pestisida nabati yang dapat membunuh hama tanaman. Metode di lapangan yaitu pengeringan, proses pirolisis, penyiraman, perendaman, pemanenan, dan aplikasi di lapangan. Bahan pembuatan Smart Gerdana diperoleh dari bahan yang tidak terpakai seperti drum besi dan pipa besi, tabung kondensor dari plat besi, serta drum plastik.
Inovasi kedua masih dari Kabupaten Trenggalek yakni UPT Puskesmas Karangan, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dengan terobosan Cafe Dita. Gagasan tersebut merupakan layanan bagi penderita hipertensi dengan metode Diaryku Hipertensi yang merupakan catatan mingguan gaya hidup dan rapor hipertensi, yang diisi oleh penderita, dengan tujuan mengingatkan penderita tentang perkembangan kesehatannya sendiri sehingga memotivasi diri untuk selalu hidup sehat.
Andriyanto menerangkan bahwa metode selanjutnya dengan informasi, konseling, dan skrining dengan menginformasikan hipertensi berbentuk penyuluhan, pemberian pamflet, pembagian resep makanan/minuman sehat, serta konseling gaya hidup sehat. Tahap selanjutnya pada Cafe Dita adalah Tanya dan Konsultasi Obat yakni memfasilitasi konsultasi pengobatan oleh kader terlatih yang dibekali leaflet tentang obat atau konsultasi langsung ke apoteker, baik saat di kafe maupun melalui media sosial.
“Tahap terakhir adalah ajakan Germas Hidup Sehat dengan mengajak masyarakat cek kesehatan rutin, olahraga, pembiasaan makan sayur buah setiap hari, penyediaan dan pelatihan membuat menu sehat berbahan sayur buah,” jelasnya.
Inovasi ketiga berasal dari UPT Puskesmas Gucialit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang dengan inovasi Suami Siaga, Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Terintegrasi (Susi Pasti). Bupati Lumajang Thoriqul Haq menjelaskan lahirnya Susi Pasti dilatarbelakangi oleh masih adanya kasus stunting serta masih adanya kasus kematian ibu dan bayi. Inovasi meliputi persiapan kehamilan dan persalinan lebih matang serta kemudahan penyiapan dokumen akta kelahiran.
Dampak adanya Susi Pasti menurunnya angka stunting dari 28,34 persen menjadi 12,8 persen, kemudian adanya penurunan kasus pernikahan dini 48,4 persen menjadi 21,16 persen, pencegahan anemia, persalinan aman, gizi ibu dan bayi, dan sanitasi keluarga. Inovasi ini merupakan pembaruan dari Gebrakan Suami Siaga yang tampil pada KIPP 2019. Kebaruannya adalah keterpaduan lintas program dan 11 lintas sektor yaitu Kecamatan, TP PKK, Pemerintah Desa, Koramil, Polsek, KUA, UPT Pendidikan, UPT Pertanian, Dispendukcapil, Diskominfo, Dinas Perikanan.
Pengembangan inovasi dilakukan dengan tiga fase, yaitu fase remaja dimana dilakukan skrining kesehatan seperti penyuluhan kesehatan reproduksi. Kemudian fase istri hamil – bersalin dengan kunjungan ibu hamil resiko tinggi, pemeriksaan USG ibu hamil, serta pelatihan suami siaga. Fase terakhir adalah fase ibu dan balita usia 0-2 tahun dengan dilakukannya kunjungan balita kasus gizi buruk hingga kelas ibu pintar.
Presentasi selanjutnya oleh Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pacitan dengan Bayi Sehat Tanpa Asap Rokok (Baby STAR). Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Pacitan Ani Yustiani menerangkan terobosan dibangun karena adanya kasus ISPA sebanyak 12 bayi di tahun 2018 disebabkan banyaknya bapak-bapak yang merokok saat acara 7 Malaman atau menengok bayi yang baru lahir. Baby STAR dilakukan dengan mengedukasi orangtua dan keluarga tentang bahaya paparan asap rokok bagi kesehatan bayi yang dilakukan bidan desa.
Setelah adanya inovasi Baby STAR, budaya menengok bayi tetap berjalan seperti biasa, namun tanpa asap rokok di kamar bayi, bahkan di luar kamar dan luar rumah. Hal tersebut disebabkan tuan rumah tidak menyajikan rokok di meja tamu. Selain itu disediakan kotak untuk menaruh amplop, sehingga tamu tidak perlu memberikan langsung ke dalam kamar bayi, sehingga waktu menyusui lebih optimal dan psikologis ibu dan bayi lebih terjaga.
Proses presentasi dan wawancara kelima dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan dengan inovasi Kopi Asli Kabupaten Pasuruan Sebagai Penggerak Ekonomi Petani Kopi Pasuruan Menuju Citarasa Internasional (Kapiten Pasuruan Getas Juara). Wakil Bupati Pasuruan Abdul Mujib Imron menceritakan permasalahan sebelum adanya inovasi adalah sebagian besar sistem budidaya dan pascapanen tidak memenuhi kaidah yang benar/Good Agricultural Practices seperti petani belum menerapkan petik merah kopi untuk memastikan bahwa setiap kopi yang dipanen sudah matang. Kemudian belum ada branding lokal yang menaungi produk kopi di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Pendekatan inovasi dilakukan dengan safari untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang budidaya dan pengolahan pascapanen kopi dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan, dan bantuan sarana prasarana. Kemudian branding untuk memberikan legalitas produk kopi robusta dan arabika petani kopi di Kabupaten Pasuruan dengan merek Kapiten Pasuruan. Selanjutnya touring dengan fasilitasi promosi dan pemasaran produk Kapiten Pasuruan dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pameran untuk pengenalan produk.
“Pendekatan lainnya dengan mobil dan kafe yang merupakan upaya sosialisasi Kapiten Pasuruan mudah diakses semua kalangan dan sarana mempromosikan dan menyajikan Kapiten Pasuruan melalui mobil Kapiten dan Cafe Kapiten,” katanya.
Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo dengan membawa inovasi Budidaya Udang Vanamei Kolam Bundar menggunakan Recirculating Aquaculture System (RAS) di Media Air Laut Buatan (Bumi Kraksaan) menjadi penutup sesi pertama. Plt. Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko menuturkan program ini diperuntukkan bagi masyarakat dan pembudidaya kecil berskala rumah tangga. Dengan keterbatasan lahan menggunakan teknologi relatif mudah, serta dapat diterapkan dimana saja dan menghasilkan pendapatan yang memadai.
Bumi Kraksaan dimulai dengan penggunaan kolam bundar central drain diisi air laut buatan yang merupakan campuran 125 liter air tawar, 1 kilogram garam, dan 2 liter air bittern. Melalui inovasi ini pembudidaya menggunakan Sistem RAS sehingga media air dapat digunakan secara berulang sehingga terjadi penghematan air. Pihaknya terus melakukan budidaya pada masyarakat melalui peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat tentang Bumi Kraksaan.
Sesi kedua presentasi dilanjutkan oleh Banyumas Calakan Teacher Training Centre (BCT2C) dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas. Bupati Banyumas Achmad Husein menjelaskan BCT2C adalah sebuah komunitas di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dan menjadi rumah belajar daring bagi guru-guru di Banyumas. Inovasi ini melayani peningkatan kompetensi tenaga pendidik, staf kependidikan, kepala sekolah dan peserta didik dari level Paud/TK sampai SMP/MTs dengan berbagai platform digital terbaru yang berbasis Zero Cost.
Menurutnya inovasi dilakukan dengan metode pendidikan dan pelatihan baik secara luring maupun daring yang telah dimulai sejak Mei 2020. Tercatat tahun 2022 telah dilakukan 2 diklat daring, 1 diklat luring, serta 2 webinar dengan jumlah peserta 3.972, dengan peserta lulus bersertifikat sebanyak 3.446 orang. Kegiatan Banyumas Calakan sangat efektif dikarenakan dari pra-kegiatan, pelaksanaan, sampai akhir kegiatan seperti program, proposal kegiatan, jadwal pelaksanaan, laporan kegiatan/tahunan, arsip data, publikasi dan evaluasi tertata dan terstruktur rapi dan bisa dipertanggungjawabkan.
Masih dari Kabupaten Banyumas, kali ini dengan inovasi Sulap Sampah Berubah Uang (Sumpah Beruang) dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas. Inovasi Sumpah Beruang mengatasi masalah sampah dari hulu hingga hilir. Sampah dikelola secara komprehensif dan terintegrasi mulai dari penghasil/pemroduksi sampah. Pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga yang dapat mengurangi produksi sampah hingga 30 persen. Ditingkat rumah tangga sampah dipilah menjadi dua, organik dan non-organik. Pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Keunikan lain adalah penggunaan aplikasi Sampah Online Banyumas (Salinmas) dan Ojeke Inyong (Jeknyong). Aplikasi Salinmas digunakan untuk pengelolaan sampah organik. Masyarakat yang memilah sampah organik diberi reward Rp100/kg dan KSM Rp300/kg melalui penggunaan aplikasi Salinmas. Sementara aplikasi Jeknyong dipergunakan untuk sampah anorganik. Masyarakat yang memilah sampah anorganik diberi reward sesuai jenis sampahnya. Untuk sampah plastik botol air mineral dihargai Rp1.500/kg.
“Sampah organik untuk pembuatan pupuk dan pakan magot. Sampah nonorganik dipilah ada yang dimanfaatkan langsung dan ada yang diolah. Sampah plastik diolah menjadi biji plastik dan bahan campuran aspal hotmix. Residu pyrolysis dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan paving, bahan pembuatan genteng, dan sebagainya,” ucapnya.
Kegiatan presentasi dan wawancara KIPP 2022 hari ke-9 ditutup oleh inovasi Program Wi-fi Gratis untuk Madiun Genggam Teknologi (Profit M-Tech) dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun. Wali Kota Madiun Maidi menjelaskan bahwa terobosan tersebut memberikan fasilitas pendukung yang memudahkan masyarakat, khususnya dalam hal ketersediaan koneksi internet atau wi-fi serta untuk mengurangi kesenjangan digital di masyarakat secara gratis.
Disampaikan bahwa yang membedakan Kota Madiun dengan daerah lain adalah pemasangan wi-fi gratis sudah sampai di level RT, yakni di setiap poskamling, telah diinisiasi dari awal inovasi tahun 2017 serta telah dimanfaatkan untuk Internet of Things (IoT).
Profit M-Tech dilaksanakan mulai 1 September 2017 dengan jumlah titik awal 110 titik, namun hingga akhir bulan Juni tahun 2022, program Profit M-Tech telah terpasang sebanyak 1.936 titik wi-fi pada fasilitas umum, lapak UMKM, Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan fasilitas publik yang ada di Kota Madiun, hingga poskamling di tingkat RT. (byu/HUMAS MENPANRB)