JAKARTA – Fendi Saputra, aparatur sipil negara (ASN) muda Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan diberikan kepercayaan untuk melakukan tranformasi layanan Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK). Impor barang khusus yang dimaksud meliputi impor barang pindahan, impor sementara, dan impor untuk barang port to port.
Layanan PIBK dulunya menjadi layanan dengan tingkat fraud paling tinggi dan tingkat integritas rendah. Fraud yang terjadi ditandai dengan adanya pungutan liar dan penyelundupan barang yang melibatkan pihak internal dan eksternal bea dan cukai. Alhasil, proses pemeriksaan dan pengawasan barang PIBK menjadi buruk sehingga mengakibatkan masuknya barang-barang ilegal yang membuat hilangnya potensi penerimaan negara.
Pria kelahiran Madiun 25 Maret 1995 ini pun ditunjuk menjadi Koordinator Pemeriksa Barang PIBK di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta. Mengemban tanggung jawab baru, Fendi ditugaskan untuk membuat perubahan yang bisa memperbaiki sistem pemeriksaan dan pengawasan di area PIBK. “Ketika saya ditunjuk sebagai koordinator disana, saya mempunyai inovasi untuk melakukan transformasi layanan PIBK sehingga bisa berubah menjadi layanan dengan tingkat profesionalisme paling tinggi,” ujar Fendi.
Langkah pertama yang ia lakukan ketika ditunjuk sebagai Koordinator Pemeriksa Barang PIBK adalah menyamakan visi dan misi dengan para anggota timnya terkait integritas dan profesionalisme. Setelah semua anggota sepakat dengan visi dan misi bersama, maka langkah selanjutnya yang ia lakukan adalah memperbaiki sektor administrasi. Fendi melihat bahwa pada sistem PIBK yang lama tidak ditemukan Berita Acara Pemeriksaan, penulisan LHP (Lembar Hasil Pemeriksaan) yang belum baku, dan tidak adanya dokumentasi hasil foto pemeriksaan.
“Dari perubahan yang saya lakukan dari sektor administrasi, membuat sistem PIBK sekarang memiliki Berita Acara Pemeriksaan, LHP yang sudah terstandardisasi, dan adanya dokumentasi foto hasil pemeriksaan,” jelas pria lulusan PKN STAN ini.
Setelah berhasil membuat perubahan pada sisi administrasi, selanjutnya Fendi mengubah pola sistem pemeriksaan barang menjadi lebih cepat dari sisi pelayanan melalui pemeriksaan berdasarkan manajemen resiko. Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara importir berisiko rendah dengan importir berisiko tinggi. “Pemisahan ini juga akan mengakibatkan pengawasan terhadap barang-barang berisiko tinggi menjadi lebih ketat dari sebelumnya,” lanjutnya.
Dampak terobosan yang dilakukan Fendi pun ternyata terbukti membawa perubahan positif dari berbagai sisi. Pertama, diperkenalkannya penyusunan Lembar Hasil Pemeriksaan PIBK yang ditulis secara lengkap dan rinci membuat proses pemeriksaan yang berjalan dengan ketat tanpa intervensi dari pihak manapun. Kedua, pelayanan yang cepat dan akuntabel. Sebanyak 16.151 pengguna jasa merasa puas dengan layanan aplikasi SIAP TERBANG. “Sejak saya dan tim melakukan transformasi, belum pernah ada satu pun aduan buruk baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis,” ungkapnya.
Ketiga, meningkatnya pencegahan dan juga pengawasan. Fendi mengungkapkan bahwa mereka berhasil mengamankan lebih dari 1.000 item barang PIBK yang terindikasi lartas (Larangan dan Pembatasan) dan bukan barang pindahan. Pengungkapan penyelundupan barang dan pemalsuan dokumen pada proses bisnis barang pindahan pun berhasil dilakukan. “Saya dan tim berhasil melakukan investigasi yang dapat mengusir mafia barang pindahan yang sudah beroperasi lebih dari 10 tahun,” ungkap Fendi.
Keempat, sukses menaikkan penerimaan negara sekitar 400 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 penerimaan PIBK barang pindahan hanya Rp400 juta. Namun ketika dirinya mengemban tugas sebagai koordinator dan mengubah semua sistem di PIBK maka penerimaan negara naik di angka Rp2,5 miliar hanya dalam jangka waktu dua bulan saja.
Fendi mengungkapkan, dalam memimpin ia menerapkan metode lead by action sehingga sepenuhnya bisa menjadi contoh yang baik dan benar bagi seluruh anggotanya. “Dengan begitu, mental para pemeriksa barang PIBK bisa berubah menjadi pegawai dengan dedikasi, kinerja, dan integritas yang tinggi,” katanya.
Berakar dari nilai-nilai kejujuran dan integritas yang selalu diajarkan oleh orang tuanya, Fendi berhasil menjadikan dasar tersebut untuk melakukan transformasi birokrasi pada sistem layanan Barang Pindahan di instansi tempat ia mengabdi. Pada usianya yang terbilang muda, Fendi pun berhasil menjadi 6 Terbaik Kandidat The Future Leader dalam ajang Anugerah ASN Tahun 2021 yang diselenggarakan Kementerian PANRB.
Fendi dipandang sebagai sosok berani, memiliki prinsip, dan sangat berintegritas. Hal ini dungkapkan oleh Kepala Kantor Bea dan Cukai Soekarno-Hatta Finari Manan. Finari menilai Fendi adalah pegawai yang cerdas, komunikatif, dan mampu bekerja sama dengan tim dan seluruh pegawai.
Diakui, melalui beberapa penugasan yang ia berikan langsung kepada Fendi, ia melihat hasil yang luar biasa karena pekerjaan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi penerimaan negara. “Maju terus Fendi, karena tantangan masa depan akan luar biasa, dan Fendi memiliki potensi, kemampuan, dan kompetensi luar biasa untuk masa depan,” pungkas Finari. (del/HUMAS MENPANRB)