JAKARTA – Wilayah Banten kerap diidentikkan dengan daerah segudang jawara atau pendekar. Salah satunya adalah Firman Hadiansyah seorang aparatur sipil negara (ASN) yang merupakan jawara literasi. Julukan tersebut tepat disematkan kepada Firman karena sejumlah gerakan yang dilakukan dengan mengenalkan dan membumikan literasi hingga ke pelosok negeri.
Dedikasi terhadap dunia literasi diawali dengan menjadi relawan di Rumah Dunia pada tahun 2003, yang merupakan komunitas literasi di Kampung Ciloang, Serang, Banten. Komunitas tersebut menjadi pusat belajar masyarakat, terutama di bidang jurnalistik, seni, dan kepenulisan.
“Saya memahami bahwa masyarakat memerlukan sebuah ruang-ruang literer yang bisa mengembangkan kompetensinya. Di tempat ini (Rumah Dunia) saya merasa bahwa gerakan literasi memang harusnya tumbuh dari lingkungan yang ada atau dekat dengan masyarakat,” jelasnya.
Sepak terjangnya didalam dunia literasi dilanjutkan dengan menginisiasi Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) bersama aktivis lainnya pada tahun 2005 yang memiliki ribuan anggota di Indonesia. Forum ini menjadi wadah bagi para pegiat literasi dan komunitas Taman Bacaan Masyarakat. Pada 2015-2020, Firman mendapatkan amanah menjadi Ketua Umum Forum TBM. Bersama dengan pegiat literasi di TBM, dirinya berhasil membuat buku dengan judul Literasi Tak Bertepi.
Berkat dedikasinya di dunia literasi, pria yang mengabdi sebagai dosen jurusan Bahasa Indonesia di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini, bersama 37 pegiat literasi diundang oleh Presiden RI Joko Widodo ke Istana Negara di tahun 2017 lalu untuk berdiskusi berkaitan perkembangan literasi di Tanah Air. Dalam pertemuan tersebut, Firman mengungkapkan keinginannya kepada presiden untuk dapat memberi kemudahan masyarakat khususnya yang berada di pelosok untuk memperoleh buku bacaan.
“Pada saat itu kami ingin ada pengiriman buku gratis untuk memastikan bahwa buku-buku tidak hanya menyebar di Pulau Jawa, tetapi sampai ke provinsi lain, terutama di Indonesia bagian timur dan alhamdulillah saat itu satu tahun pengiriman buku sempat terwujud,” katanya.
Upaya lain yang dilakukannya untuk menggaungkan literasi di pelosok adalah dengan menggagas Motor Literasi, yang merupakan wadah para pegiat literasi dan komunitas motor untuk memberikan buku bacaan kepada masyarakat. Selain itu Motor Literasi dibentuk sebagai jawaban dari problematika sosial anak-anak muda terutama di Kota Serang, Banten, dimana komunitas motor sering dicap negatif karena melakukan tindak kekerasan.
Pria tamatan S-3 Universitas Padjajaran ini mengungkapkan bahwa kegiatan Motor Literasi yang sudah berdiri sejak empat tahun terakhir ialah touring ke berbagai wilayah di Indonesia dengan membawa sejumlah buku untuk dibagikan. Kemudian para relawan memberikan pendidikan serta pengetahuan terkait pentingnya membaca hingga ke desa-desa. Hingga saat ini Motor Literasi beranggotakan lebih dari 100 anak motor dan pegiat literasi.
Sejumlah upaya yang dilakukan menghantarkannya menjadi Top 3 ASN Inspiratif pada Anugerah ASN 2021. Atas dedikasinya, Firman juga diganjar penghargaan Literacy Promoted 2020 pada perhelatan Indonesia International Book Fair yang diselenggarakan IKAPI dan pernah diberikan motor literasi dari Perpusnas oleh Presiden RI Joko Widodo.
Sederet aktivitas yang dilakukannya mendapat apresiasi dari Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fatah Sulaiman, yang menilai Firman sebagai seorang aparatur yang memiliki komitmen dan berdedikasi. Segala peran yang dilakukan dalam dunia literasi membawa dampak baik tidak hanya di Provinsi Banten, namun juga di tingkat nasional.
“Saya bersaksi beliau adalah sosok PNS yang memiliki komitmen kuat, berdedikasi, terutama sebagai inisiator untuk penguatan literasi di berbagai pelosok daerah, bukan hanya di Banten tapi secara nasional,” ucapnya. (byu/HUMAS MENPANRB)