Pin It

IMG 20160708 200455

 Agnes Venita, menikmati pemandangan dari flying fox di atas Kedung Pedut

 

WATES - Wisata di Kabupaten Kulon Progo mulai menggeliat, dengan dikembangkannya sejumlah obyek wisata alam, seperti indahnya pegunungan Menoreh, yang membelah wilayah paling barat Provinsi DUY itu dengan Purwerejo, Jawa Tengah.

Hari raya Idul Fitri merupakan momentum penting bagi pengelola obyek wisata untuk mendatangkan wisatawan, khususnya wisatawan domestik. Betapa tidak, banyak pemudik yang mencari tempat wisata yang indah, dekat, murah tetapi tetap mengesankan.

Karena itu, masyarakat setempat sejak jauh-jauh hari mempersiapkan sarana dan fasilitas menarik agar pengunjung bisa menikmati sejuknya udara pegunungan dan pemandangan nan indah. Seperti halnya Kedung Pedut, sebuah obyek wisata air terjun bertingkat di atas Bukit Menoreh. Sepintas, obyek wisata ini mirip Curug Tilu di Ciamis di Jawa Barat. "Tetapi pemandangan di sini jauh lebih indah," ujar Harsono, pria asal Kulon Progo yang menjadi guru di sebuah SMA di Jakarta. Sebenarnya, Kedung Pedut ini sudah ada sejak lama.

Tetapi sewaktu masih tinggal di Kulon Progo, obyek wisata ini belum dilirik orang. Warga sekitar pun sepertinya tidak makfum bahwa air terjun ini bisa menjadi daya tarik wisatawan. Belakangan, dengan dorongan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo dan jajarannya, yang benar-benar care dengan pembangunan kawasan Bukit Menoreh, masyarakat pun mulai terbuka matanya.

Ternyata ada pundi-pundi rupiah yang ada di depan mata. Bukit Menoreh yang lebih dikenal dalam buku karangan SH. Mintardjo, berjudul Api di Bukit Menoreh ini, sebenarnya merupakan kawasan yang menantang untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Banyak obyek wisata yang masih perawan, dan menunggu dijamah untuk dikembangkan sebagai lokasi yang indah dan selalu menarik untuk dikunjungi wisatawan.

Air terjun Kedung Pedut hanya salah satunya. Kedung merupakan tempat berkumpulnya air sebelum mengalir lagi ke tempat yang lebih rendah. Adapun pedut merupakan bahasa Jawa yang berarti kabut, yang selalu hadir di lokasi ini. Selain karena tempat ini berada di ketinggian, pedut atau kabut yang selalu tampak, ditimbulkan oleh air terjun yang begitu jernih dan udara di atasnya seperti kabut yang indah.

Bersama putrinya, Agnes Venita, Harsono pun meluangkan waktu mudiknya untuk mengnjungo Kedung Pedut. Bahkan Agnes mencoba sebuah fasilitas yang cukup memacu adrenalin, flying fox sepanjang kurang lebih 100 meter, yang membentang sekitar 70 meter di atas Kedung Pedut. Harsono mengungkapkan kekagumannya atas keindahan kawasan wisata alam di Bukit Menoreh ini. "Bukan hanya Kedung Pedut yang indah. Masih banyak lagi obyekvwisata di sini yang bisa dikembangkan," ujarnya.

Apa yang dikatakan Harsono bukanlah isapan jempol belaka. Di wilayah Kecamatan Kokap misalnya, ada Kali Biru, yang belakangan sudah cukup dikenal. Tak jauh dari Kedng Pedut, ada Goa Kiskenda yang sudah lama menjadi salah satu tujuan wisata.

Belum lagi puncak Suroloyo, yang juga sangat indah. Dari situ bisa melihat Candi Borobudur yang lokasinya berada di wilayah Kabupaten Magelang. Masih banyak lagi obyek wisata alam di perbukitan Menoreh yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, tanpa harus merusak lingkungan. Justru sebaliknya, harus menjaga kelestarian lingkungan. (ags/HUMAS MENPANRB)